Rigis Jaya Lampung Barat, Dulu Desa Tertinggal Kini Favorit Wisata 

Penghasil kopi terbesar di Lampung

Lampung Barat, IDN Times - Wisata menjadi daya tarik tersendiri bagi suatu daerah. Jika biasanya masyarakat mengidolakan wisata di kota-kota besar, kini wisata juga sudah berkembang di pedesaan. Bahkan, potensi wisata desa kini banyak dicari karena menyuguhkan pemadangan alam natural.

Perkembangan wisata desa itu tentu tak lepas dari gerakan masyarakat yang ada di dalamnya. Ide-ide kreatif muncul supaya potensi desanya bisa dikenal masyarakat luas.

Seperti dilakukan Rozikin, warga Desa Rigis Jaya, Kabupaten Lampung Barat yang berusaha mengembangkan potensi desa menjadi wisata. Berbekal suport dana dari pemerintah dan pihak terkait, desa tertinggal itu kini melaju ke kancah nasional.

"Desa Rigis Jaya ini waktu 2016 lalu merupakan desa tertinggal. Jadi saya dulu sebagai ketua karang taruna mulai menggerakkan supaya desa ini berkembang," kata Rozikin kepada IDN Times, Rabu (10/11/2021).

1. Wisata edukasi mengenal kopi Lampung

Rigis Jaya Lampung Barat, Dulu Desa Tertinggal Kini Favorit Wisata Instagram.com/kampoengkopi_rigis

Sebagai daerah penghasil kopi terbaik di Lampung Barat, Rozikin dibantu komunitas Watala di Desa Rigis Jaya mengembangkan wisata agro yang fokus memberi edukasi wisatawan tentang kopi Lampung. Itu mulai dari berinteraksi langsung dengan petani kopi, mengenal biji kopi terbaik sampai proses pengelolaan dan mencicipi seduhan kopi langsung tentunya.

Rozikin juga menjelaskan, tak hanya produk kopi saja yang diolah menjadi beragam kreasi tapi ada juga produk UMKM lain dari masyarakat setempat seperti keripik atau sale pisang.

"Sejak 2017 memang masyarakat sudah memiliki produk UMKM. Dari situ dapat support dari pemerintah daerah dan kita dikasih wewenang membuka Agrowisata kampung kopi pada Juli 2018," terangnya.

2. Pernah tutup kini bangkit lagi

Rigis Jaya Lampung Barat, Dulu Desa Tertinggal Kini Favorit Wisata Instagram.com/kampoengkopi_rigis

Meski mendapat dukungan dari instansi pemerintah, perusahaan, komunitas bahkan akademisi, Rozikin tak menampik, proses mendirikan Desa Wisata Rigis Jaya juga menemukan berbagai kendala.

Menurutnya, pada 2019 lalu Desa Rigis Jaya mulai aktif membuka destinasi wisata. Itu merupakan moment penting selama setahun mengolelola managemen wisata. Antusias masyarakat lokal juga sangat besar. Bahkan mulai dikenal oleh masyarakat kabupaten lain.

"Tapi pandemik COVID-19 datang. Jadi kelompok sadar wisata yang kita bentuk bubar karena mereka bingung mau bertahan sampai kapan pandemik ini. SDM kita sisa 10 persen dan wisata akhirnya tutup sekitar delapan bulan," ceritanya.

Baca Juga: Potret Desa Rigis Jaya Lampung Barat, 50 Besar Anugerah Desa Wisata

3. Kembali bangkit dan melaju ke kancah nasional

Rigis Jaya Lampung Barat, Dulu Desa Tertinggal Kini Favorit Wisata Menteri Parekraf Sandiaga uno saat bertandang ke Desa Rigis Jaya Lampung Barat(Instagram.com/kampoeng_rigis)

Kendati demikian, Rozikin bersama tim tak ingin tinggal diam dan mengecewakan kepercayaan masyarakat. Desa Rigis Jaya diikutsertakan berbagai perlombaan desa wisata sampai tembus 50 besar anugeran desa wisata se-Indonesia. Pada akhir September lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno bertandang langsung ke desa kopi tersebut.

"Gak pernah nyangka si bakal menjadi desa yang berkembang seperti sekarang. Karena dulu kita ngelakuin dari nol banget," tutur Rozikin.

Menurutnya, menjadi pekerjaan rumah saat ini adalah meyakinkan kembali hati masyarakat bahwa desa wisata Rigis Jaya kembali bangkit setelah dua kali tutup selama 2021 ini.

"Karena masyarakat sempat percaya tapi kemudian kami menghilang hampir setahun. Tapi sekarang kami bangkit kembali," tegasnya.

4. Cara optimis kembangkan wisata desa

Rigis Jaya Lampung Barat, Dulu Desa Tertinggal Kini Favorit Wisata Instagram.com/kampoengkopi_rigis

Menurut Rozikin, selama pandemik ini pengunjung memang menurun drastis, dibanding awal buka sebelum pandemik COVID-19. Biasanya dalam sebulan mencapai 1.500 kunjungan sedangkan kini sekitar 500-800 kunjungan per bulan.

"Kalau pas ada wisatawan datang kami melibatkan sekitar 34-40 masyarakat menjadi tour guide lokal," terangnya.

Rozikin mengatakan, kekuatan utama membangun objek wisata adalah yakin bahwa desa menjadi salah satu daya tarik wisatawan mancanegara maupun lokal.

"Wisata desa terbukti mampu membangun ekonomi masyarakat. Jadi untuk membuat wisata desa itu kita harus punya perencanaan kemudian action dan evaluasi," paparnya.

5. Gotong royong angkat potensi desa

Rigis Jaya Lampung Barat, Dulu Desa Tertinggal Kini Favorit Wisata pixabay/rawpixel

Rozikin berharap, pihak pemerintah daerah memberi dukungan perbaikan infrastruktur menuju Kampung Rigis Jaya. Sebab ada beberapa titik jalan dikeluhkan wisatawan karena perlu perbaikan.

Sementara itu melalui media pihaknya meminta ikut melakukan promosi terkait paket wisata di Rigis Jaya. Sebab ia yakin desa wisata bisa jadi wisata primadona dan mengangkat ekonomi di desa.

"Artinya pemerintah, akdemisi, komunitas dan media kita gotong royong angkat satu potensi desa yang sudah terlihat" harapnya.

Baca Juga: Kesan Sandiaga Uno Tinjau Desa Wisata Rigis Jaya Lampung Barat

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya