Dark Tourism Lampung perlu Story Telling Menarik, Pikat Wisatawan

Potensi Wisata Bersejarah di Lampung Tak Dikelola Maksimal

Intinya Sih...

  • Jumlah wisatawan Lampung melebihi target Rencana Pembangunan Daerah, menempati posisi wisatawan terbanyak nomor 2 di luar Pulau Jawa.
  • Potensi tempat-tempat bersejarah di Lampung belum dikelola maksimal, termasuk tempat ibadah dan penjara masa kolonial.
  • Wisata Dark Tourism di Lampung perlu digali dari sisi historis dan story telling yang menarik, serta memperhatikan etika dan lokasi tepat.

Bandar Lampung, IDN Times - Geliat wisata alam maupun buatan di Lampung kini semakin menarik perhatian wisatawan. Itu dilihat dari data jumlah wisatawan sepanjang 2023 mencapai 13 juta lebih, melebihi target Rencana Pembangunan Daerah sebesar 5 juta wisatawan.

Sedangkan 2024 ini, secara nasional, Lampung menempati posisi wisawatan terbanyak nomor 2 di luar Pulau Jawa setelah Sumatra Utara. Tak hanya wisata memesona, Lampung juga memiliki banyak potensi wisata dari tempat-tempat terjadinya tragedi di masa lampau atau dikenal dengan istilah dark tourism.

Namun, menurut akademisi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung (Unila)
Prof Risma Margharetha Sinaga, potensi tempat-tempat bersejarah tersebar di kabupaten/kota Lampung tersebut belum dikelola maksimal menggunakan prinsip-prinsip pariwisata oleh pemerintah setempat.

"Di Lampung Timur kita punya Situs Pugung Raharjo yang memiliki cerita mitos legenda maupun sejarahnya di masa penjajahan. Di Tanggamus juga ada Situs Megalitikum Batu Bedil, benteng dan bunker-bunker yang diduga peninggalan Jepang. Itu baru dua daerah saja, masih banyak yang lainnya dan semua memiliki keunikan yang potensial dijadikan tempat wisata. Termasuk tempat ibadah dan penjara masa kolonial juga kita punya, " kata dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Sejarah Unila itu kepada IDN Times, Sabtu (31/8/2024).

1. Tempat bersejarah di Lampung belum dikenal masyarakat

Dark Tourism Lampung perlu Story Telling Menarik, Pikat WisatawanTepat di depan kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung, ada satu bungker peninggalan Jepang. Bungker itu saat ini sudah dicor beton dan ada tumpukan sampah. (IDN Times/Martin L Tobing).

Kendati demikian, Risma menyayangkan bangunan atau tempat-tempat bersejarah tersebut tak dikenal luas bahkan oleh masyarakat lokal. Apalagi, beberapa bangunan sudah mengalami renovasi  tidak memperhatikan bentuk awal sehingga kini sudah kehilangan bentuk aslinya.

Menurutnya, pemerintah harus bisa mengembangkan dan menata baik wisata sejarah atau wisata alam supaya unggul dan memiliki daya tarik yang khas.

"Apalagi orang suka lupa dengan sejarah, jadi perlu dikondisikan supaya orang datang ke destinasi wisata itu bisa  berulang-ulang. Seperti kalau kita ke Jogja atau ke Bali kan berulang-ulang karena mereka punya latar sejarah yang kuat," ujarnya.

Baca Juga: Desa Wisata Pulau Pahawang, Liburan Sekaligus Belajar Lingkungan

2. Perlu story telling menarik untuk membangun dark tourism di Lampung

Dark Tourism Lampung perlu Story Telling Menarik, Pikat WisatawanSalah satu cagar budaya di Lampung, Rumah Daswati (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Dosen Pariwisata Institut Teknologi Sumatra (ITERA), Rahmattullah Harianja juga mengatakan wisata Dark Tourism di Lampung masih perlu digali dan dikembangkan lagi dari sisi historisnya agar menarik minat wisatawan. Menurutnya, cerita berkembang dikalangan masyarakat  hanya seputar tempat-tempat pernah terjadi peperangan atau tragedi tertentu tanpa dibarengi story telling  menarik.

"Jadi jangan hanya mengenalkan tempatnya saja tapi perlu didukung dengan cerita-cerita berbentuk relief atau apa yang dibangun. Karena ketika kita mau menarik wisatawan itu harus ada suatu tokoh diangkat dari perjuangaan tersebut. Kalau kita bisa bangun tokoh tertentu mulai dari sisi dark tourismnya sampai jalur tempat tinggal itu akan lebih menarik dikunjungi wisatawan," jelasnya.

3. Pembangunan wisata dark tourism harus menunjang dua sisi

Dark Tourism Lampung perlu Story Telling Menarik, Pikat WisatawanPotret Situs Taman Purbakala Pugung Raharjo Lampung Timur (instagram/tamam_purbakala)

Menurut Rahmat, pembangunan wisata dark tourism harus memerhatikan etika dan lokasi tepat seperti didukung dengan kawasan luas, mengukur daya tampung wisatawan. Selain itu juga perlu memerhatikan lingkungannya agar tak rusak ketika jumlah wisatawan membludak.

"Wisatawan dark tourism itu terbagi menjadi dua sisi, ada wisatawan yang lebih pengin tahu dari sisi cerita mistis atau mitosnya, ada juga yang pengin tahu latar sejarahnya seperti dari tragedi kelam pernah terjadi di masa itu. Jadi pembangunan wisata dark torism harus membungkus dua sisi itu," terangnya.

4. Pemerintah siap mendukung wisata bersejarah di Lampung

Dark Tourism Lampung perlu Story Telling Menarik, Pikat WisatawanFestival Sekala Bekhak Sekura Lampung Barat (instagram/kenali.sekura)

Menurut Bobby Irawan selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, pemerintah selalu mendukung destinasi wisata yang memiliki segmentasi khusus seperti dark tourism.

"Iya tentu kita mendorong teman-teman yang punya wilayah ini untuk ikhtiar dan  terus bersinergi mengembangkan keunikan dari destinasi tersebut, sehingga orang-orang akan banyak datang ke Lampung khusus nya ke destinasi tadi," ujarnya.

Menurut Bobby, beberapa cerita bersejarah terus dikembangkan adalah perjuangan Pahlawan Radin Intan menjadi konten utama di Festival Krakatau, serta acara cukup besar dan populer yaitu tradisi Sekura di Lampung Barat.

Baca Juga: Rekomendasi Tempat Kemping Praktis Anti Ribet di Lampung!

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya