TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pulau Pasaran Bandar Lampung Salah Satu Desa Wisata Ajang ADWI 2022

Pemkot Bandar Lampung kirim tiga wakil kelurahan ajang ini

Ibu-ibu Pulau Pasaran menjemur ikan. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Bandar Lampung, IDN Times - Kota Bandar Lampung akan mengirimkan tiga kelurahan untuk diikutsertakan ajang nasional Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2022. Ajang itu diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Penetapan tiga kelurahan sebagai perwakilan kita di ADWI ini sudah dituangkan dalam SK Wali Kota Bandar Lampung,” kata Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung, Dirmansyah ketika diwawancarai, Kamis (10/3/2022).

ADWI merupakan sebuah penghargaan atau apresiasi kepada masyarakat sebagai penggerak sektor pariwisata dalam upaya percepatan pembangunan desa, pendorong transformasi sosial, budaya, dan ekonomi desa.

1. Pulau Pasaran masuk daftar desa wisata

Ibu-ibu Pulau Pasaran menjemur ikan. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Ketiga tempat ini adalah Kelurahan Sumber Agung, Sumur Putri, dan Pulau Pasaran. Ini adalah pertama kalinya Sumur Putri dan Pulau Pasaran diikutsertakan dalam kompetisi nasional tersebut.

"Tahun lalu kita ikut sertakan Sumber Agung dan sudah masuk dalam Jadesta (Jejaring Desa Wisata) yang terdaftar secara langsung di Kemenparekraf," katanya.

Dirmansyah menyampaikan saat ini pihaknya masih terus mensosialisasikan kepada masyarakat terkait desa wisata berkelanjutan tersebut. Tujuannya, membangun pesepsi potensi wisata kepada masyarakat desa setempat. 

Baca Juga: 5 Hotel Romantis Terbaik di Bandar Lampung, Dunia Serasa Milik Berdua 

2. Potensi Pulau Pasaran

Industri Pulau Pasaran. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Pulau Pasaran dikenal dengan industri ikan teri dan ikan keringnya. Menurut Dirmansyah, hal ini merupakan potensi besar dapat dilirik untuk lebih dikembangkan dalam aspek wisata.

“Kami juga sudah diskusi dengan tokoh masyarakat di sana, dan ternyata selama ini potensi wisata sudah ada. Pengunjung biasanya datang ke Pulau Pasaran untuk membeli hasil industri di sana atau datang untuk belajar dari aktifitas yang dilakukan masyarakat,” ujarnya.

Dirmansyah menambahkan, beberapa masyarakat juga bisa memancing langsung di sana sembari melihat hutan mangrove. Bahkan, penyediaan kapal atau perahu motor dari masyarakat dapat menjadi salah satu bentuk wisata yang dapat dikembangkan.

3. Potensi Sumur Putri dan Sumber Agung

Sumur Putri. (Tempo.co)

Kemudian untuk Sumber Agung menurutnya sudah cukup maju baik dari kelembagaan maupun destinasi wisata yang sudah tumbuh. Itu juga sebabnya Sumber Agung diikutsertakan pada ADWI tahun lalu.

“Di Sumber Agung Kecamatan Kemiling ini sudah ada tempat wisata yang sudah berjalan di antaranya adalah Lengkung Langit dan Kampung Vietnam. Bahkan wisata agronya juga sudah ada, perkebunan kopi milik masyarakat,” katanya.

Dirmansyah juga mengatakan, rencana ke depannya untuk pengembangan wisata Sumber Agung, masyarakat berencana membuat tracking sepeda ekstrem, dan tahun ini mereka akan menyelenggarakan kompetisinya.

“Kemudian untuk Sumur Putri itu kan ada beberapa kawasan yang berpotensi, seperti Olok Gading yang erat kaitannya dengan kampung adat, di Wisata Sumur Putri ada air panas, kemudian objek wisata di wilayah atas juga ada seperti Boemi Kedaton. Kita memang harus kolaborasi juga karena itu masih satu wilayah,” paparnya.

4. Pengembangan perlu dilakukan

Jembatan Pulau Pasaran. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Meski Pulau Pasaran sudah memiliki potensi yang apik, namun tak dipungkiri masih banyak pembenahan yang perlu dilakukan untuk bisa dikatakan sebagai desa wisata.

Pembenahan tersebut disampaikan Dirmansyah misalnya seperti infrastruktur, berupa jembatan yang saat ini masih dalam proses pembangunan menggantikan jembatan yang lama, sanitasi, pengelolaan sampah, sampai kesiapan masyarakat untuk menerima kunjungan wisatawan.

“Pengembangan wisata kulinernya juga. Kami sedang mengembangkan wisata yang dapat dilakukan langsung oleh masyarakat, jadi kami hanya memfasilitasi dan mengarahkan namun kami ingin melibatkan masyarakat agar berkelanjutan,” katanya.

Kemudian pengembangan homestay juga akan menjadi tujuan utama, karena dengan demikian secara tidak langsung semua sektor wisata akan dikelola oleh masyarakat dan profit juga untuk masyarakat.

“Kita memang sudah buat beberapa pelatihan untuk pengembangan SDM ini, dan selanjutnya akan kita lanjutkan, karena untuk wisata kuliner dan homestay pelatihannya harus khusus,” ujarnya.

Baca Juga: Taman Kupu-kupu Gita Persada Bandar Lampung: Lokasi dan Fakta

Berita Terkini Lainnya