Teknologi Aqtiadta, Inovasi Mahasiswa Unila untuk Nelayan Tangkap Ikan

Mengetahui titik atau tempat berkumpulnya ikan

Intinya Sih...

  • Mahasiswa Unila menciptakan inovasi alat pendeteksi lokasi ikan bernama Aqtiadta untuk nelayan di Kabupaten Tanggamus.
  • Aqtiadta memudahkan nelayan mengetahui lokasi berkumpulnya ikan, kondisi cuaca, dan informasi keselamatan di laut.
  • Prototipe Aqtiadta menggunakan komponen seperti Bread Board, Arduino UNO, Oled display, RTC DS3231, sensor ultrasonik, dan motor servo.

Bandar Lampung, IDN Times -Mahasiswa Universitas Lampung (Unila) menciptakan inovasi alat pendeteksi lokasi ikan bernama Aqtiadta (Aqua Time Adventage Tanggamus). Alat itu berupa prototipe jam digital sebagai solusi inovatif untuk para nelayan, termasuk di wilayah Kabupaten Tanggamus.

Hadi Wijoyo, salah satu anggota tim mengatakan, inovasi tersebut dibuat terinspirasi dari nelayan di Kabupaten Tanggamus Lampung belum bisa memanfaatkan hasil lautnya dengan optimal.

"Padahal, Tanggamus memiliki wilayah perairan luas dan hasil kekayaan laut melimpah. Tapi banyak masyarakat di daerah tersebut  tergolong kurang mampu, sehingga belum bisa memanfaatkan hasil lautnya dengan optimal," kata mahasiswa Pendidikan Ekonomi itu, Selasa (17/9/2024).

Baca Juga: Menuju PTN-BH 2024, Unila Terapkan SOP Pengelolaan Limbah B3 Kampus

1. Memudahkan aktivitas nelayan di lautan

Teknologi Aqtiadta, Inovasi Mahasiswa Unila untuk Nelayan Tangkap IkanMahasiswa Universitas Lampung (Unila) menciptakan inovasi alat pendeteksi lokasi ikan bernama Aqtiadta (Aqua Time Adventage Tanggamus) (dok/humas Unila)

Hadi menjelaskan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, banyak masyarakat wilayah Tanggamus  berprofesi sebagai nelayan. Meskipun memiliki laut begitu luas, masyarakat belum bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan secara maksimal, karena metode penangkapan dan alat kurang memadai, serta faktor cuaca tidak menentu untuk menangkap ikan dalam jumlah banyak.

"Produk Aqtiadta ini bertujuan dalam memudahkan aktivitas nelayan ketika sedang berada di lautan. Manfaat lainnya untuk mengetahui dimana titik atau tempat berkumpulnya ikan, menentukan cuaca di sebuah lokasi, serta menangkap sinyal mengenai info keselamatan bagi para nelayan saat di laut," terangnya.

2. Keunggulan dan manfaat produk aqtiadta

Teknologi Aqtiadta, Inovasi Mahasiswa Unila untuk Nelayan Tangkap IkanTim PKMKC Jam Digital mahasiswa Unila (instagram/jamdigital_pkmkcunila)

Disampaikan Hadi, proses penelitian dimulai dari observasi lapangan di Kabupaten Tanggamus untuk mengumpulkan data, mengamati kondisi laut. Sekaligus melakukan wawancara terkait kebutuhan nelayan, permasalahan dihadapi oleh para nelayan, serta tantangan dan juga hambatan ketika sedang melaut.

Menurutnya, fokus utama prototipe Aqtiadta ini terletak pada hasil dari gabungan beberapa komponen seperti papan uji coba Bread Board, Mikrokontroller Arduino UNO, serta Oled atau display untuk menampilkan jam digital secara real time di layar.

Produk jam pada Aqtiadta ini juga mampu menampilkan waktu secara real time yang dilengkapi dengan modul RTC DS3231. Selain itu, alat pendeteksi Aqtiadta juga menggunakan arduino dan sensor ultrasonik digunakan untuk mengukur objek jarak serta dilengkapi dengan motor servo.

3. Pentingnya teknologi untuk mengatasi masalah sosial ekonomi

Teknologi Aqtiadta, Inovasi Mahasiswa Unila untuk Nelayan Tangkap IkanMahasiswa Universitas Lampung (Unila) menciptakan inovasi alat pendeteksi lokasi ikan bernama Aqtiadta (Aqua Time Adventage Tanggamus) (dok/humas Unila)

Kini, inovasi tersebut mendapat pendanaan program Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC). Hadi berharap, produk inovasi ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk melakukan penelitian PKM yang berdampak dan menunjukkan kepada masyarakat betapa pentingnya teknologi untuk mengatasi masalah sosial ekonomi.

Tentunya, inovasi ini juga diharapkan dapat membantu pembangunan daerah dan berdampak langsung kepada masyarakat. “Motivasi kami dalam pembuatan produk inovasi Aqtiadta ini tentunya adalah tanggung jawab. Setiap usaha yang kami peroleh, pendanaan, serta permasalahan yang dialami oleh para nelayan khususnya di Tanggamus harus segera ditindak lanjuti," jelas Hadi. 

"Kami menemukan potensi dari banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, agar sumber penghasilan mereka juga semakin meningkat," terangnya.

Ia menambahkan, proyek ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju perubahan yang lebih besar, dimana teknologi lokal dapat bersinergi dengan kebutuhan masyarakat untuk menciptakan masa depan lebih cerah bagi para nelayan. 

Baca Juga: Cerita Mahasiswi Unila Sering Ditolak Beasiswa, Kini Diterima IISMA-E

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya