Telkomsel Gagas Daur Ulang Limbah Plastik Kartu Perdana Bekas

Bahan material itu "disulap" menjadi smartphone holder

Telkomsel Jaga Bumi merupakan salah satu program inisiatif CSR Telkomsel. Tujuannya, membuka peluang bagi seluruh masyarakat Indonesia agar dapat terlibat langsung menjaga kelestarian dan masa depan Bumi melalui upaya-upaya kolaboratif.

Sekaligus, mendukung program pembangunan berkelanjutan pemerintah Indonesia. Inisiatif tersebut juga menjadi langkah konkret Telkomsel sebagai pelaku industri menerapkan prinsip berkelanjutan mengacu pada prinsip environment, social and governance (ESG) pada setiap proses bisnis perusahaan.

Sebagai langkah awal, Telkomsel berfokus pada isu pengelolaan waste management. Caranya, menjalin kolaborasi bersama platform PlusTik untuk mendaur ulang hasil limbah kartu perdana berbahan material plastik seperti kemasan kartu perdana dan cangkang simcard. Bahan material itu "disulap" menjadi new non single use product, di antaranya smartphone holder dan pavement blocks.

Baca Juga: Telkomsel Hadirkan Paket Halo+, Ini Keunggulannya

1. Konsep daur ulang limbah plastik kartu perdana bekas

Telkomsel Gagas Daur Ulang Limbah Plastik Kartu Perdana BekasKartu perdana bekas dan cangkang simcard bakal diolah menjadi new non single use product, di antaranya smartphone holder dan pavement blocks. (Dok. Telkomsel).

Vice President Corporate Communications Telkomsel, Saki Hamsat Bramono mengatakan, setiap limbah plastik dihasilkan dari kartu perdana bekas pakai kemasan maupun cangkang simcard Telkomsel dan seluruh provider yang ada di mitra outlet reseller Telkomsel akan didaur ulang menjadi new non single use product. 

Telkomsel terlebih dahulu akan mengumpulkan dan mendata jumlah sampah plastik dari limbah kartu perdana bekas pakai maupun berhasil dikumpulkan pada setiap periode tertentu. Sampah plastik tersebut kemudian akan diambil oleh PlusTik untuk didaur ulang menjadi sejumlah produk seperti smartphone holder dan pavement blocks.

Smartphone holder hasil daur ulang akan didistribusikan kembali ke outlet-outlet reseller dan dapat digunakan untuk smartphone mereka display. Kemudian untuk produk pavement blocks yang dihasilkan akan digunakan oleh Telkomsel sebagai bahan material untuk kebutuhan renovasi maupun pembangunan fasilitas gedung baru di masa mendatang.

"Dengan langkah tersebut, Telkomsel mengaplikasikan konsep circular economy dalam program waste management tersebut. Itu lantaran, menggunakan sumber daya, bahan baku maupun produk yang bisa dipakai ulang selama mungkin, dan menghasilkan sampah atau limbah seminimal mungkin," ujar Saki dalam keterangan resmi, Senin (24/10/2022).

2. Kolaborasi urus sampah plastik

Telkomsel Gagas Daur Ulang Limbah Plastik Kartu Perdana BekasKartu perdana bekas dan cangkang simcard bakal diolah menjadi new non single use product, di antaranya smartphone holder dan pavement blocks. (Dok. Telkomsel).

Founder dan CEO PlusTik Reza Hasfinanda menyampaikan, pihaknya mengapresiasi ajakan Telkomsel berkolaborasi untuk mengurus sampah plastik. Terutama sampah bermateri plastik dari produk Telkomsel yaitu limbah hasil kemasan dan cangkang kartu perdananya.

"Sementara yang lain sibuk menyelesaikan masalah botol plastik, kolaborasi ini menunjukkan Telkomsel benar-benar peduli dan bertanggung jawab terhadap sampah plastik yang mereka hasilkan,” jelasna

Diketahui, PlusTik merupakan startup mempunyai tujuan untuk mengurangi sampah plastik rendah nilai tanpa dipilah dari tempat pembuangan akhir (TPA). Selanjutnya menggunakan sampah plastik rendah nilai tersebut untuk dijadikan barang baru yang tidak sekali pakai. PlusTik kini beroperasi di TPA Galuga Bogor dan mengambil sampah plastik rendah nilai hingga 5 ton perharinya.

3. Siapkan dua program CSR lingkungan lainnya

Telkomsel Gagas Daur Ulang Limbah Plastik Kartu Perdana BekasKartu perdana bekas dan cangkang simcard bakal diolah menjadi new non single use product, di antaranya smartphone holder dan pavement blocks. (Dok. Telkomsel).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total sampah plastik Indonesia mencapai 11,6 juta ton periode 2021. Sampah plastik itu menyumbang sebesar 17 persen dari total sampah nasional mencapai 68,5 juta ton.

"Melalui aksi kolaboratif bersama PlusTik, Telkomsel mengambil langkah terdepan untuk menghadirkan solusi atas persoalan limbah plastik di Indonesia. Upaya ini sekaligus menjadi langkah Telkomsel dalam membantu pemerintah, sekaligus dukungan terhadap pembangunan berkelanjutan yang menjadi salah satu pembahasan utama pada forum G20,” papar Saki.

Ia menambahkan, upaya Telkomsel menghadirkan inovasi dan proses bisnis berkelanjutan guna menjaga kestabilan lingkungan hidup nantinya akan terus dikembangkan untuk sejumlah solusi permasalahan berdampak pada lingkungan. Setidaknya akan ada dua inisiatif lainnya yang dalam waktu dekat akan turut diimplementasikan sebagai bagian dari program Telkomsel Jaga Bumi.

Kedua inisiatif tersebut di antaranya berkaitan dengan upaya penyeimbangan nilai emisi (carbon offset) dan digitalisasi kawasan hutan mangrove.

Baca Juga: Upgrade Jaringan 3G ke 4G Telkomsel, Oktober 2022 Sasar 19 Daerah

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya