Mengenal Wastewater Reuse, Solusi Atasi Kelangkaan Air Bersih

Sumber air bersih terus mengalami penurunan

Bandar Lampung, IDN Times – Kamu pernah dengar wastewater reuse? Itu merupakan pemanfaatan kembali air buangan dari proses pengolahan limbah untuk berbagai keperluan dan kegiatan.

Konsep ini sejatinya telah berkembang di berbagai negara di dunia bahkan di negara-negara yang biasanya tidak dianggap memiliki kelangkaan air. Amerika Serikat, Eropa Barat, Australia, dan Singapura merupakan negara-negara yang sedang populer menerapkan konsep ini.

Nah, konsep itu ternyata menginspirasi tiga mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi (ITERA) yaitu Mayandi Daratamia, Rachma Sekar Utami dan Nita Arsela menuangkan gagasan terkait konsep teknologi wastewater reuse atau pengolahan air limbah, dalam rekayasa air berkelanjutan. Yuk simak cerita mereka berikut ini.

Baca Juga: Aplikasi Smagle Mahasiswa ITERA Juara 1 Kompetisi Artikel Ilmiah Nasional

1. Kebutuhan air bersih tidak sejalan ketersediaan air bersih

Mengenal Wastewater Reuse, Solusi Atasi Kelangkaan Air BersihFoto hanya ilustrasi. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Mayandi Daratamia menjelaskan, konsep wastewater reuse penting untuk dikaji karena berkaitan dengan peningkatan kebutuhan air bersih yang tidak sejalan dengan ketersediaan air bersih.  “Apalagi saat ini sumber air bersih terus mengalami penurunan, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya,” ujarnya, Sabtu (13/11/2021).

Bahkan menurut Maydani, IDEP Foundation menyatakan Bali notabene surga wisatawan dunia, saat ini sedang mengalami krisis air bersih. Itu diakibatkan turunnya muka air tanah dan juga air permukaan.

Dia juga menekankan, kurangnya akses air bersih berbanding terbalik dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) ke-6 yaitu memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua. Untuk itu, diperlukan suatu solusi yang dapat mengatasi permasalahan ini dan salah satunya adalah dengan konsep wastewater reuse.

“Air limbah yang dihasilkan oleh suatu kegiatan, baik itu domestik atau keperluan rumah tangga, dan non domestik seperti kegiatan industri, perkantoran dan lain-lain sebenarnya bisa dimanfaatkan kembali. Baik untuk digunakan dalam proses produksi industri, hingga sumber air minum, seperti di Singapura.”

2. Air limbah sejatinya bisa dimanfaatkan kembali

Mengenal Wastewater Reuse, Solusi Atasi Kelangkaan Air BersihANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Gagasan tiga mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan tersebut mendapat apresiasi dari dosen pengampu mata kuliah Rekayasa Air Berkelanjutan Prodi Teknik Lingkungan ITERA, Mutiara Fajar.

“Jadi air limbah yang dihasilkan oleh suatu kegiatan, baik itu domestik atau keperluan rumah tangga, dan nondomestik seperti kegiatan industri, perkantoran dan lain-lain sebenarnya bisa dimanfaatkan kembali. Baik untuk digunakan dalam proses produksi industri, hingga sumber air minum, seperti di Singapura,” ujarnya.

Mutiara menjelaskan, tantangan lainnya dalam menghadapi permasalah air bersih adalah mengubah paradigma atau persepsi masyarakat terkait konsep wastewater reuse. Di sinilah peran akademisi dan peneliti dituntut untuk melakukan penelitian lebih mendalam.

“Sementara peran mahasiswa sebagai jembatan dalam menginformasikan hal yang baru kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan menulis gagasan seperti ini, ujarnya.

3. Pemanenan air hujan juga bisa jadi upaya konservasi air

Mengenal Wastewater Reuse, Solusi Atasi Kelangkaan Air Bersihgoogle

Selain wastewater reuse, Mutiara menjelaskan, konsep teknologi lain yang dapat digunakan sebagai upaya konservasi air adalah Pemanenan Air Hujan (PAH) atau rain water harvesting. PAH yaitu proses penampungan air hujan sebagai alternatif sumber air bersih yang dapat digunakan langsung atau dialirkan ke dalam tanah.

Selain penampungan air hujan, di beberapa daerah yang memiliki kelembaban tinggi telah dilakukan pemanenan kabut atau fog harvesting.

“Dengan tersalurkannya ide-ide dari mahasiswa, bisa menjadi pembuka jalan bagi kita para akademisi atau pun para praktisi untuk bisa bekerjasama dalam mewujudkan implementasi teknologi rekayasa air berkelanjutan.”

Selain konsep teknologi, ada juga konsep evaluasi dan manajemen atau dikenal dengan istilah water governance. Istilah ini mengacu pada keterlibatan semua pihak dalam pengelolaan air. Tidak hanya pemerintah, masyarakat umum serta stakeholder yang terkait baik formal maupun informal juga dituntut berperan aktif dalam mengelola ketersediaan air.

Baca Juga: Program Kampus Merdeka, UKM Robotik UBL Bikin Cultivator Pertanian

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya