Mengenang Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 137 Tahun Lalu

Erupsi terjadi pada 26 Agustus 1883

Sebagai negara yang terletak di wilayah cincin api, Indonesia memiliki sejumlah gunung berapi yang masih aktif hingga sekarang. Namun, rasanya tak ada yang bisa mengalahkan letusan Gunung Krakatau yang terjadi pada 137 tahun lalu. Erupsi Gunung Krakatau terjadi pada 26 Agustus 1883 dan diperkirakan membunuh lebih dari 36 ribu jiwa.

Sedahsyat apa letusan Gunung Krakatau yang terjadi pada saat itu? Dan semasif apa dampak yang ditimbulkan? Check the facts here!

1. Tanda-tanda erupsi sudah dimulai sejak bulan Mei 1883

Mengenang Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 137 Tahun Laluallthatsinteresting.com

Gunung Krakatau sempat tidur selama 200 tahun sebelum akhirnya terbangun kembali pada 20 Mei 1883. Segumpal awan abu dilaporkan terlihat membubung tinggi hampir 7 mil di atas pulau. Salah satu saksinya adalah kapten kapal perang asal Jerman yang melihat tanda-tanda tak biasa dari Gunung Krakatau tersebut, jelas laman Mental Floss.

2. Erupsi terjadi pada 26 Agustus 1883

Mengenang Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 137 Tahun Lalumentalfloss.com

Tiga bulan berselang, erupsi sesungguhnya terjadi. Erupsi terjadi pada 26 Agustus 1883 dan ledakan pertama terdengar pada pukul 13.00 waktu setempat. Segumpal awan abu berwarna hitam naik hingga ketinggian 17 mil ke langit di atas Selat Sunda, laut yang membatasi antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, ungkap laman Wired.

3. Letusan tersebut menyebabkan gelombang tsunami

Mengenang Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 137 Tahun Laluhistorydaily.org

Besarnya erupsi Gunung Krakatau menyebabkan tsunami di Selat Sunda. Dikutip dari laman The Atlantic, disebutkan bahwa gelombang tinggi pertama muncul, lalu berguling di kedua sisi selat. Lempeng bumi di bawah gunung terus bergerak dan menyebabkan tsunami pada pukul 17.00 di tanggal 26 Agustus 1883, ungkap laman Wired. Ngeri!

4. Suara letusan terdengar hingga Sri Lanka dan Australia

Mengenang Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 137 Tahun Laluallthatsinteresting.com

Erupsi masih berlanjut hingga keesokan harinya. Pada 27 Agustus pukul 05:30, Gunung Krakatau mengalami empat ledakan besar dalam kurun waktu 4,5 jam.

Ledakan itu sangat keras hingga terdengar sampai Sri Lanka dan Perth, Australia, sekitar 3000 mil jauhnya dari lokasi kejadian. Ledakan terakhir yang terjadi pada pukul 10:02 diperkirakan 10.000 kali lebih kuat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, tutur laman Mental Floss.

5. Langit pun menggelap selama tiga hari

Mengenang Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 137 Tahun Laluearthmagazine.org

Selama tiga hari, langit pun menggelap dan awan abu menyebar seluas 275 mil, tutur laman Mental Floss. Abu hasil erupsi naik ke langit dan menyebar hingga ke ujung barat Pulau Jawa dan bagian selatan Pulau Sumatra. Saking pekatnya abu hasil erupsi, kondisi langit benar-benar gelap sehingga sinar matahari sulit menembus daratan.

6. Letusannya setara 200 megaton TNT

Mengenang Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 137 Tahun Lalubbc.com

Letusan Gunung Krakatau pada 26 Agustus 1883 memang luar biasa. Konon, letusan ini setara dengan 200 megaton TNT yang diledakkan. Akibatnya, pulau yang didiami oleh Gunung Krakatau menghilang dan tinggal sepertiga saja.

Sebagian besar bagian Gunung Krakatau juga lenyap akibat erupsi. Namun, pada Desember 1927 ditemukan gunung berapi baru yang dinamakan Gunung Anak Krakatau.

7. Suhu sempat mendingin setelah letusan

Mengenang Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 137 Tahun Lalufrickers.co.uk

Puing-puing vulkanik di atmosfer sangat masif sehingga mengurangi jumlah sinar matahari yang mencapai permukaan bumi. Alhasil, suhu sempat turun beberapa saat setelah letusan terjadi. Suhu global turun 1,2 derajat Celcius pada tahun berikutnya dan kembali normal pada tahun 1888, ungkap laman Mental Floss. 

Nah, itulah 7 fakta mengenai letusan Gunung Krakatau yang terjadi pada 136 tahun silam. Semoga di masa mendatang gunung ini tak lagi meletus, ya!

Baca Juga: Daftar Gunung Angker di Indonesia, Tertarik Mengunjungi?

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya