Melongok Mobil Listrik Unila, Bodi Mobil Berbahan Rami dan Daun Bambu

Kapasitas empat penumpang, dibangun hanya 2,5 bulan

Bandar Lampung, IDN Times – Universitas Lampung (Unila) berinovasi meluncurkan purwa-rupa (protipe) mobil listrik, Kamis (13/1/2022). Mobil listrik itu mengusung nama Electic Vehicle Unila (EVU) 01.

Apa saja sisi menarik mobil listrik desainnya menyerupai mobil golf berkapasitas empat penumpang ini? Berikut IDN Times rangkum ulasannya.

1. Green composite membuat chasis mobil listrik jadi ringan

Melongok Mobil Listrik Unila, Bodi Mobil Berbahan Rami dan Daun BambuUniversitas Lampung (Unila) berinovasi meluncurkan purwa-rupa (protipe) mobil listrik, Kamis (13/1/2022). (IDN Times/Martin L Tobing).

Ketua Tim Mobil Listrik Unila, Martinus menjelaskan, Mobil Listrik Unila merupakan hasil riset panjang, hampir satu dekade. Salah satu keunggulan dari mobil listrik ini adalah penggunaan green composite umumnya dinilai sebagai limbah oleh masyarakat.

Penggunaan green composite membuat chasis mobil listrik menjadi ringan. Bahan green composite terdiri dari daun bambu dan rami. Kesederhanaan rancangan mobil listrik memungkinkan mobil listrik dibangun dalam waktu yang singkat hanya 2,5 bulan.

“Melalui penyempurnaan proses produksi, sebuah mobil listrik dapat dibangun dalam rentang waktu kurang dari dua bulan,” papar Martinus. 

2. Jarak tempuh hingga 150 Km

Melongok Mobil Listrik Unila, Bodi Mobil Berbahan Rami dan Daun BambuUniversitas Lampung (Unila) berinovasi meluncurkan purwa-rupa (protipe) mobil listrik, Kamis (13/1/2022). (Dok. Humas Unila).

Terkait spesifikasi, Martinus menjelaskan, menggunakan motor listrik 3kW dengan torsi 70 Nm, solar panel 100 Wp, gear ratio 1:10 dan 1:20 dengan berat 400 kilogram (kg). Untuk kecepatan maksimum adalah 45 km/jam dengan jarak tempuh sekitar 100-150 km.

“Jika kecepatan maksimum, durasi dipakainya satu jam. Kecepatan normal bisa dua sampai tiga jam,” ujar akademisi dari Teknik Mesin Unila ini.

Ia tak menampik, ke depan tim akan terus melakukan riset. Misalnya, green composite yang bisa digunakan, selain untuk body, untuk helm, kapal, dan sebagainya.

“Perlu juga pengembangan riset stasiun pengisian tenaga listrik, sepeda listrik, motor listrik, kendaraan otonomi (setir sendiri), kendaraan lingkungan terbatas seperti di rumah sakit (kursi roda listrik, brankar listrik). Ini adalah beberapa riset yang direncanakan dalam roadmap penelitian mobil listrik ke depan,” papar Martinus.

Baca Juga: Mantul! 6.080 Mahasiswa Unila Raih Beasiswa

3. Digagas sejak 2015

Melongok Mobil Listrik Unila, Bodi Mobil Berbahan Rami dan Daun BambuUniversitas Lampung (Unila) berinovasi meluncurkan purwa-rupa (protipe) mobil listrik, Kamis (13/1/2022). (Dok. Humas Unila).

Martinus menjelaskan, mobil listrik merupakan gagasan sejak 2015. “Waktu itu ada pertanyaan besar, mampu bikin gak? Tahun itu kami bikin dua kendaraan. Satu (mobil) listrik dan bensin hemat energi karena mau ikut Pimnas,” ujarnya.

“Tiap tahun bikin protipe kendaraan listrik untuk perlombaan Dikti dan ajang lomba hemat energi. 2021 ditantang wakil rektor 2 bikin yang empat penumpang,” paparnya.

Martinus tak menampik, saat ini semua orang bisa bikin mobil listrik. Tapi hal menarik Mobil Listrik Unila adalah mengusung bahan serat alam dan dikerjakan handmade.

“Indonesia punya serat alam luar biasa, tapi sayang pemanfaatan terbatas. Rata-rata hanya untuk kompos. Dari situ kami terpacu bikin mobil listrik serat alam,” katanya.

4. Bukti nyata kemampuan teknologi dimiliki Unila

Melongok Mobil Listrik Unila, Bodi Mobil Berbahan Rami dan Daun BambuUniversitas Lampung (Unila) berinovasi meluncurkan purwa-rupa (protipe) mobil listrik, Kamis (13/1/2022). (Dok. Humas Unila).

Rektor Universitas Lampung Prof Karomani, menyampaikan pengembangan mobil listrik adalah bukti nyata kemampuan teknologi dimiliki oleh Unila. Mobil Listrik Unila kini sebagai prioritas penelitian pihak kampus dapat dikembangkan  untuk berbagai kebutuhan.

“Ini menjadi fokus Unila untuk menjawab berbagai kebutuhan masyarakat mau pun industri. Tak menutup kemungkinan jika pihak Pemprov atau industri tertarik kerja sama, bisa diproduksi massal,” katanya.

Menurut Karomani, mobil listrik ini harus dibanggkan dan menjadi DNA Unila. Apalagi, mobil listrik ini dikerjakan di  assembly Laboratorium Teknik Mesin Unila hasil kolaborasi tim dosen dan Mahasiswa.

“Jadi, mobil listrik ini benar-benar produk Unila. Material yang digunakan juga sebagian menggunakan material yang sustainable memanfaatkan pembuatan rangka dan bodi dengan memanfaatkan serat bambu, sawit, dan ijuk.  Sehingga mobil listrik ini adalah mobil listrik adalah mobil yang sustainable,” urai rektor.

Karomani mengatakan, hadirnya mobil listrik ini juga sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ke 12 yaitu produksi dan konsumsi yang berkelanjutan terutama untuk konsumsi energi, serta goal ke 13 tentang isu perubahan iklim. “Universitas Lampung semakin memposisikan diri untuk terus konsisten dan berinovasi dalam pencapaian agenda global tersebut. Think globally, Act Locally dalam pencapaian SDGs 2030,” tegasnya.

5. Inovasi mobil listrik ini harus terus dikembangkan

Melongok Mobil Listrik Unila, Bodi Mobil Berbahan Rami dan Daun BambuUniversitas Lampung (Unila) berinovasi meluncurkan purwa-rupa (protipe) mobil listrik, Kamis (13/1/2022). (Dok. Humas Unila).

Rektor menyatakan, saat ini seluruh dunia sedang menghadapi tantangan yang sangat nyata selain pandemik COVID-19, yaitu perubahan iklim. Laporan terbaru dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyebutkan, manusia dan kehidupannya sangat berpengaruh pada tantangan pengendalian perubahan iklim tersebut.

“Saya yakin kita memahami bahwa climate change adalah tantangan peradaban ke depan.  Climate change akan memberikan implikasi yang siginifikan bagi manusia dan kemanusiaan. Apabila Bumi meningkat suhunya terus meningkat di atas 1,5 derajat Celcius,  implikasinya akan sangat luar biasa terhadap kehidupan umat manusia.

Menurut Karomani, inovasi mobil listrik ini harus terus dikembangkan bukan hanya untuk Unila, tetapi untuk bangsa. Ia yakin dengan optimalisasi penggunaan mobil listrik di lingkungan kampus akan turut menekan produksi emisi.

Ia menambahkan, kualitas udara yang semakin baik tentu membuat seluruh warga Unila semakin sehat dan semangat berkarya memajukan kampus dan bangsa. Mobil listrik ini juga dapat membantu PLN dalam mengoptimalkan pemanfaatkan daya listrik yang dibangkitkan.

“Tentu kita tahu Indonesia memiliki disparitas beban harian listrik yang cukup tinggi. Mudah-mudahan dengan purwa-rupa ini ada shifting dalam budaya dan teknologi yang lebih berkelanjutan,” jelas Karomani.

Baca Juga: PMB 2022, Unila Siapkan 10 Ribu Kuota dari Tiga Jalur Seleksi

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya