TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Japanese Spider Crab, Spesies Kepiting Terbesar di Dunia

Panjang ujung kaki ke ujung lainnya hampir 4 meter

Spesimen kepiting laba-laba Jepang (twitter.com/McrMuseum)

Kepiting merupakan invertebrata atau hewan tanpa tulang belakang kelompok krustasea. Dari sekitar 60.000 spesies krustasea di dunia, lebih dari 6.700 spesies kepiting telah berhasil diidentifikasi. Ribuan spesies kepiting tersebut terdistribusi di lautan, sepanjang garis pantai, maupun di air tawar.

Selain habitat tersebar, kepiting di dunia juga beragam ukurannya mulai dari beberapa milimeter saja seperti kepiting kacang (Pinnotheres ostreum) hingga kepiting laba-laba Jepang yang hampir mencapai 4 meter. Berikut beberapa informasi tentang kepiting terbesar bernama ilmiah Macrocheira kaempferi tersebut.

1. Penampakan fisik

Kepiting laba-laba Jepang (commons.wikimedia.org/Hans Hillewaert)

Seperti kepiting lainnya, Macrocheira kaempferi merupakan hewan dengan eksoskeleton atau kerangka luar dan 10 alat gerak terdiri dari 4 pasang kaki untuk berjalan serta sepasang capit. Kaki dan tempurung kepiting ini berwarna oranye dan beberapa ada pula yang memiliki bercak atau bintik-bintik oranye dan putih.

Animal Diversity menuliskan ukuran tempurung kepiting laba-laba Jepang sekitar 37 cm. Organisme dewasa spesies ini panjangnya bisa mencapai 3,8 meter diukur dari ujung kaki satu ke ujung lain ketika direntangkan.

Rata-rata berat hewan ini adalah 16 hingga 20 kg. Walaupun merupakan kepiting terbesar, Japanese spider crab bukan kepiting dengan bobot terberat.

Baca Juga: 5 Fakta Waluh Jarang Diketahui, Coba Tebak Sayuran atau Buah?

2. Distribusi dan habitat

Kepiting laba-laba Jepang (commons.wikimedia.org/Charles Laigo)

Macrocheira kaempferi hidup di kawasan terbatas yaitu Samudra Pasifik area kepulauan Jepang pada 30-40 derajat lintang utara. Hewan ini paling sering ditemukan di Teluk Sagami, Suruga, dan Tosa serta di lepas pantai Semenanjung Kii. Kepiting ini paling jauh ditemukan di Su-ao, Taiwan Timur.

Kepiting laba-laba Jepang paling sering menghuni area berpasir dan berbatu pada dasar laut di bagian landas benua dan lereng benua yang memiliki kedalaman 150-300 meter. Kepiting ini akan menghabiskan sebagian besar waktunya di perairan lebih dangkal kedalaman sekitar 50 meter ketika memijah.

M. kaempferi dapat bertahan pada kedalaman 300 m dengan suhu 10°C tetapi kepiting muda cenderung hidup di daerah dangkal dengan temperatur lebih hangat.

3. Perilaku makan

Kepiting laba-laba Jepang (commons.wikimedia.org/H. Zell)

Mengutip National Geographic, kepiting laba-laba jepang tidak melakukan perburuan. Kepiting bergerak lambat ini lebih suka mengais sisa hewan atau tumbuhan yang sudah mati.

Namun, sesekali hewan ini juga memakan rumput laut kelp, ganggang, ikan hidup atau invertebrata lainnya.

4. Reproduksi

Kepiting laba-laba Jepang (commons.wikimedia.org/Macrophyseter)

Animal Diversity melansir, kepiting laba-laba Jepang memiliki interval reproduksi antara bulan Januari hingga April sehingga pada bulan-bulan tersebut binatang ini akan bermigrasi ke perairan yang lebih dangkal. Pembuahan terjadi secara internal dengan cara kepiting jantan memindahkan spermatofor ke perut kepiting betina.

Bagian perut kepiting betina menampung telur disebut apron. Dalam sekali reproduksi ada 1,5 juta telur diproduksi diapron walaupun tidak seluruhnya dapat bertahan hidup.

Telur kepiting akan menetas 10 hari setelah fertilisasi dan anakan langsung dilepas tanpa ada pengasuhan oleh induknya.

Baca Juga: 7 Makhluk Mencekam di Dasar Lautan, Hidup hingga Saat Ini!

Verified Writer

Rasyi Fauzia

Living my life

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya