Pilu Petani Lampung Selatan, Baru Tanam Padi Sawah Terendam Banjir

Terpaksa keluarkan biaya tambahan

Intinya Sih...

  • Bencana banjir merendam lahan pertanian di Lampung Selatan, mengancam gagal panen petani.
  • Haryono, petani lansia, pasrah saat 4 ribu meter persegi lahan sawahnya terendam banjir akibat hujan deras.
  • Petani harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menyewa mesin dan membayar jasa pekerja harian guna mengatasi dampak banjir.

Lampung Selatan, IDN Times - Bencana banjir terjadi di Provinsi Lampung baru-baru ini merendam lahan pertanian milik sejumlah warga di Kabupaten Lampung Selatan. Akibatnya, para petani dibuat risau karena harus terancam gagal panen.

Nasib pilu itu salah satunya dialami Haryono (64) warga Dusun Simbaringin, Desa Sidosari, Lampung Selatan. Pria lansia ini mengaku hanya bisa pasrah saat banjir merendam lahan sawah seluas 4 ribu meter persegi miliknya.

"Baru tanam sebulan yang lalu, kemarin juga baru dicabutin rumputnya supaya sehat. Malah Sabtu kemarin hujan deras banjir di sawah," ujarnya saat dimintai keterangan, Senin (26/2/2024).

Baca Juga: Hujan Lebat, BMKG Imbau Warga Lampung Waspada Banjir dan Longsor

1. Banjir baru kali ini terjadi

Pilu Petani Lampung Selatan, Baru Tanam Padi Sawah Terendam BanjirPotret banji melanda sawah milik Haryono. (IDN Times/Istimewa).

Sawah Haryono memang berada tepat di bantaran sungai di wilayah Kecamatan Rajabasa. Kendati demikian, diakuinya peristiwa serupa baru kali ini terjadi meski telah menggarap lahan sawah tersebut sejak berpuluh-puluh tahun lalu.

Namun dikarenakan hujan lebat dengan intensitas tinggi dalam waktu cukup lama, akibatnya air sungai meluap hingga merendam sebagian besar wilayah persawahan setempat.

"Ini (banjir) baru pertama kali ini, saya bertani di sini sudah mau 40 tahunan lebih. Hujan kemarin benar-benar deras," katanya.

2. Akibat air kiriman tak mampu ditampung debit sungai

Pilu Petani Lampung Selatan, Baru Tanam Padi Sawah Terendam BanjirPotret banji melanda sawah milik Haryono. (IDN Times/Istimewa).

Sepengalaman menggarap lahan miliknya tersebut, para petani memang memanfaatkan aliran sungai setempat sebagai sarana pengairan. Haryono menduga peristiwa banjir kemarin turut diakibatkan air kiriman daerah lain.

"Dulu mau hujan sehari semalam juga gak ada banjir, ini hujan lebat sedikit malah banjir. Iya mungkin air kiriman dari sungai di atas, atau apa juga nggak paham saya," imbuhnya.

3. Terpaksa keluarkan biaya tambahan, tunggu gerak cepat pemerintah

Pilu Petani Lampung Selatan, Baru Tanam Padi Sawah Terendam BanjirSawah di Tabanan (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Atas peristiwa bencana ini, Haryono harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menyewa mesin guna menguras luapan air dari lahannya. Termasuk membayar jasa pekerja harian guna membuat beberapa aliran air sawah miliknya.

"Kalau dibiarkan menggenang ya busuk nanti padinya. Sudah harga beras mahal sekarang, ditambah pula sekarang terancam gagal panen," keluhnya.

Ia berharap, pemerintah segera mengambil kebijakan tepat dan cepat menangani masalah banjir di wilayah setempat. "Pemerintah jangan janji-janji saja buat perbaiki irigasi, saluran air, atau buat talud sungai. Langsung gerak cepat, karena masyarakat yang merasakan dampaknya langsung," tandas dia.

Baca Juga: Banjir Surut, Rumah Warga di Bandar Lampung Diserang Hama Ulat Bulu

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya