Kisah Lani, Anak Tukang Rongsokan di Lampung Kini Berstatus Guru PPPK

Yakini pendidikan mampu perbaiki jalan hidup

Intinya Sih...

  • Lani Yuniarti, anak dari keluarga penerima manfaat program PKH, berhasil menjadi guru PPPK setelah tekad kuat menempuh pendidikan tinggi.
  • Dilahirkan dari keluarga ekonomi pas-pasan, Lani mengikuti Gerakan Ayo Kuliah dan berhasil mendapatkan beasiswa Bidikmisi untuk kuliah di Universitas Lampung.
  • Setelah lulus dengan IPK 3.74, Lani berhasil menjadi guru PPPK dengan penghasilan lebih besar dari UMP Lampung 2024, mewujudkan harapannya.

Metro, IDN Times - Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Pribahasa ini menggambarkan perjuangan Lani Yuniarti (24), seorang anak dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) asal Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro.

Lani, meski tumbuh besar di tengah keterbatasan ekonomi keluarga, tapi kondisi itu tak sedikitpun mematahkan semangatnya berjuang menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi.

Jalan panjang itu kini berbuah manis, dara 24 tahun ini berhasil mewujudkan mimpinya mendapatkan pekerjaan layak dan terhormat menjadi tenaga pendidik alias guru berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Baca Juga: Tersengat Listrik Jerat Babi, IRT Tewas di Kebun Kopi Lampung Barat

1. Sang ayah berprofesi sebagai tukang rongsokan

Kisah Lani, Anak Tukang Rongsokan di Lampung Kini Berstatus Guru PPPKIlustrasi rumah keluarga pemerintah PKH..

Terlahir dari keluarga ekonomi pas-pasan, ayah Leni, Ponimin bekerja sebagai tukang rongsokan dengan penghasilan tidak menentu. Hari-hari biasa dilakoninya keluar masuk kampung untuk mencari barang bekas dan menjualnya ke pengepul.

Meski sudah bekerja sejak pagi hingga petang, tak jarang, penghasilan Ponimim sering kali tidak mencukupi kebutuhan keluarga dan memenuhi penghidupan Lani bersama keempat saudaranya.

Di tengah kondisi keluarganya yang sulit, mendorong tekad Lani untuk mengubah nasib keluarganya. Ia tak ingin terus-menerus terhimpit di lubang kemiskinan dan bertekad kuat memperbaiki nasib menjadi lebih baik melalui pendidikan.

Keyakinan pendidikan bisa mengubah nasib seseorang, setamatnya SMA di 2017, Lani berkeinginan kuat ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. “Tetapi tidak mudah, karena biaya kuliah bagi kami tidak murah,” kenang Lani penuh rasa kebimbangan melihat akan kondisi ekonomi keluarnya pas-pasan.

2. Tempuh jenjang pendidikan perguruan tinggi lewat beasiswa Bidikmisi (KIP)

Kisah Lani, Anak Tukang Rongsokan di Lampung Kini Berstatus Guru PPPKilustrasi melakukan pendaftaran akun (freeepik.com/Rawpixel)

Melanjutkan kuliah tentu membutuhkan biaya tidak sedikit, tapi keinginan menempuh pendidikan perguruan tinggi bagi Lani amat membuncah. Untunglah di tengah kegalauan itu, ia mendapat saran mengikuti Gerakan Ayo Kuliah (GAK) diselenggarakan oleh Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) PKH Provinsi Lampung.

"Akhirnya saya mengikuti Gerakan Ayo Kuliah,” kata Lani menceritakan pengalamannnya.

Lewat program ini, Lani akhirnya memperoleh penjelasan mengenai prosedur pendaftaran seleksi masuk perguruan tinggi, memilih program studi, biaya kuliah, serta penjelasan tentang beasiswa Bidikmisi atau kini disebut dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.

Akhirnya, Lani dibantu oleh pendamping PKH untuk mendapatkan beasiswa Bidikmisi serta melengkapi berbagai persyaratan administratif dibutuhkan. "Saya tidak berhenti berdoa, agar Allah SWT memberikan kesempatan bagi saya berkuliah," tambahnya.

3. Lulusan Teknologi Hasil Pertanian Unila IPK 3,74

Kisah Lani, Anak Tukang Rongsokan di Lampung Kini Berstatus Guru PPPKLani swasta foto bersama dengan para guru SMK Negeri 1 Kecamatan Air Naningan, Tanggamus. (IDN Times/Istimewa).

Doa tulus disertai tekad sangat kuat, akhirnya membuahkan hasil. Lani diterima kuliah di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian di Universitas Lampung (Unila) dan mendapatkan beasiswa Bidikmisi. Ia menjadi satu-satunya anak di dari keluarganya bisa mengenyam pendidikan tinggi.

Singkat cerita, tepat di 2021 Lani berhasil lulus dan memperoleh gelar sarjana dengan IPK 3,74. Pascabergelar S1, dara ini memilih mendaftarkan diri dan diterima menjadi guru di program "Lampung Mengajar" dan ditugaskan di SMK Negeri 1 Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus hingga saat ini.

"Alhamdulillah, saat ini saya sudah diterima menjadi guru dengan status PPPK dan tinggal menunggu SK (Surat Keputusan) pengangkatan," jelasnya penuh rasa syukur.

Harapan mendapatkan pekerjaan yang layak dan terhormat, bagi Lani kini sudah terwujud. Sebagai guru, ia mendapat penghasilan Rp2.750.000 atau lebih besar dari UMP Lampung 2024 sebesar Rp2.716.497. "Alhamdulillah saya bersyukur banget. Penghasilan sebagai guru cukup untuk memenuhi kebutuhan saya bersama orang tua saya,” tambahnya.

4. Ungkap sosok berperan besar hingga bisa berkuliah

Kisah Lani, Anak Tukang Rongsokan di Lampung Kini Berstatus Guru PPPKgraduate (pexels.com/emilyranquist)

Dibalik kesuksesan perjalanan karier Lani, ia mengaku ada sosok pendamping PKH di Kecamatan Metro Utara telah berperan sangat besar dan tidak bisa dilupakan, yakni Pak Eko Santoso. 

"Beliau sangat berjasa dalam memberikan informasi, mendorong semangat, dan motivasi, serta membantu mengurus berkas mendapatkan beasiswa Bidikmisi saya,” kata Lani bangga.

Kala itu, disebutkan Eko Santoso bersama Koordinator PKH Kota Metro Silfi tanpa pamrih mengantarkan Lani dari pulang pergi Metro - Bandar Lampung dan memfasilitasi semua hal dibutuhkan olehnya. Sampai akhirnya Lani mendapatkan beasiswa, bisa kuliah, dan menyelesaikan jenjang pendidikan perguruan tinggi dengan capaian prestasi membanggakan.

“Terima kasih Pak Eko dan Kemensos melalui PKH, atas bantuan yang sangat luar biasa bagi saya dan keluarga selama ini," tandas Lani.

Baca Juga: Sah Terpilih! Foto Prabowo-Gibran Hiasi Kios Pigura di Bandar Lampung

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya