Kerajaan Sekala Brak Hindu, Cikal Bakal Agama Islam di Lampung

Islam masuk ke Lampung sekitar abad ke-16

Bandar Lampung, IDN Times - Islam merupakan agama mayoritas di negara Indonesia, penyebarannya pun amat masif dan terbilang hampir merata ke seluruh penjuru bangsa. Tak ayal, hal itu menjadikan Indonesia sebagai negara pemeluk agama Islam terbesar di dunia.

Lalu bagaimana agama Islam pertama kali masuk ke Provinsi Lampung? Seperti apa penyebarannya hingga amat masif?

Pasalnya, jauh sebelum resmi menjadi Provinsi Lampung pada 18 Maret 1964, daerah yang terletak di kaki pulau Sumatera ini dipimpin oleh kerajaan bercirikan Hindu yaitu, Kerajaan Sekala Brak Hindu. Namun, seiring menyebarnya agama Islam, berubah menjadi Kepaksian Sekala Brak.

Berikut IDN Times rangkum masuknya agama Islam di provinsi berjuluk Sai Bumi Ruwa Jurai ini.

1. Manuskrip keturunan Paksi Skala Brak Suttan Penyimbang Darwis bin Muhammad Yusuf, jadi bukti autentik masuknya Islam ke Provinsi Lampung

Kerajaan Sekala Brak Hindu, Cikal Bakal Agama Islam di LampungManuskrip Al-Quran disimpan Among Dalom Darwis Bunyata, Lampung Barat (IDN Times/Istimewa)

Peneliti Manuskrip Lampung, Rakhmad Idris mengatakan, sebagai seorang Filolog, ia menjadikan naskah patokan bukti konkret dari hasil objek penelitian filologinya, terhadap sejarah awal masuknya Islam ke Provinsi Lampung.

Berdasarkan pengakuannya, ia pernah melakukan pencarian naskah kuno di daerah Liwa, Kabupaten Lampung Barat. Di sana, Rakhmad menjumpai naskah tulisan tangan atau manuskrip, salah satu keturunan Paksi (kerajaan) Skala Brak Suttan Penyimbang Darwis bin Muhammad Yusuf, yang menerangkan Islam ke wilayah Lampung.

"Di dalamnya termasuk ada naskah-naskah Al-Quran dan agama Islam. Menurut kami, karena manuskrip adalah sebuah artefak tua, maka bisa menjadi bukti. Bahwa pada masa itu Islam sudah mulai ada di Liwa, Lampung Barat, sehingga memperkuat islam masuk dari sebelah Barat wilayah Lampung," ucapnya, Jumat (16/4/2021).

2. Agama Islam pertama kali masuk sekitar abad ke-16

Kerajaan Sekala Brak Hindu, Cikal Bakal Agama Islam di LampungGoogle

Berdasarkan penelitian Rakhmad terhadap manuskrip itu, agama Islam diperkirakan pertama kali masuk ke wilayah Lampung sekitar abad ke-16. Kendati menurutnya, besar kemungkinan Islam telah datang jauh sebelum abad tersebut, hanya saja belum ada bukti konkret lain yang dapat menegaskan itu.

"Kalau kapan Islam masuk ke Lampung, sejauh ini memang belum ada yang bisa memastikan secara sahih. Umumnya mengatakan abad 16, tapi besar kemungkinan sebelum itu pendakwah juga sudah mulai mensiarkan agama Islam di Lampung," imbuhnya.

Baca Juga: Keutamaan Bulan Ramadan, Lipatgandakan Amalan 10 hingga 700 Kebaikan 

3. Datang melalui tiga penjuru wilayah Lampung yaitu, barat, utara, dan selatan serta disebarkan dengan cara dakwah dan dagang

Kerajaan Sekala Brak Hindu, Cikal Bakal Agama Islam di LampungUnsplash

Rakhmad menjelaskan, datangnya Islam ke wilayah Lampung melalui tiga penjuru yaitu barat, utara, dan selatan. Pintu-pintu utama itu adalah, arah barat dari Sumatera Barat (Minangkabau), yang masuk melalui tengkuk Gunung Pesagi di Lampung Barat.

Kemudian utara datang dari Sumatera Selatan (Palembang), melalui Komering pada masa Adipati Arya Damar tahun 1443. Sementara arah Selatan didatangi oleh Fatahillah atau Sunan Gunung Jati (Banten), lewat Labuhan Maringgai di Keratuan Pugung tahun 1525.

"Ada lagi berapa pendapat lain, menyebutkan Islam di Lampung juga dibawa para pelayar dari Bugis," ucap pria berkacamata tersebut.

Menurutnya, penyebaran agama Islam di Lampung hampir sama seperti sejumlah daerah di Indonesia lainnya. Itu seiring terjadinya artikulasi antara budaya masyarakat setempat dengan Islam, yang di awali melalui perdagangan dan dakwah.

"Sebab, kita tahu agama Islam dikenal di Indonesia bukan melalui terjadinya sebuah konflik atau peperangan. Tetapi, Islam masuk dengan cara-cara dakwah dan berdagang," tukas Rakhmad.

4. Unsur dakwah Islam di Provinsi Lampung masuk secara perlahan-lahan

Kerajaan Sekala Brak Hindu, Cikal Bakal Agama Islam di Lampungtelenews.pk

Rakhmad menduga, agama Islam diusung para penyebarnya sebagian besar lewat dakwah. Terlebih, penyebaran itu dilakukan lewat banyak penjuru, sehingga bisa cepat diterima mayoritas warga Lampung kala itu.

"Ini semua menurut sudut pandang arkeolog yang berbeda-beda, berdasarkan penemuannya masing-masing seperti naskah-naskah hingga makam-makam," paparnya.

Menurut Rakhmad, hal itu bisa dibuktikan adanya temuan naskah-naskah berisikan Memmang atau mantra-mantra, yang ditulis dengan bahasa aksara Lampung diiring bacaan kalimat tauhid. "Dari situ kita bisa lihat, bahwa pengobatan masyarakat yang masih menggunakan cara alternatif yaitu Memmang, seakan mantra masih dipakai, tapi dakwah unsur islami sudah mulai dimasukkan perlahan," jelasnya.

5. Masjid Jami Al-Anwar jadi bukti sejarah penyebaran agama Islam

Kerajaan Sekala Brak Hindu, Cikal Bakal Agama Islam di LampungMasjid Jami Al-Anwar Bandar Lampung, bukti sejarah penyebaran agama Islam di Provinsi Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Rakhmad mengungkapkan, salah satu bukti sejarah penyebaran agama Islam di Provinsi Lampung adalah Masjid Jami Al-Anwar. Pasalnya, masjid terletak di Jalan Laksamana Malahayati Nomor 100, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Telukbetung Selatan, Kota Bandar Lampung tersebut merupakan masjid tertua di Sai Bumi Ruwa Jurai.

Ia menjelaskan, Masjid Jami Al-Anwar sudah ada sejak abad ke-19 sekitar 1839, dulunya, kawasan tersebut mayoritas dihuni orang-orang dari Sumatera Selatan (Palembang), Bugis, dan Banten, sehingga tradisi keagamaan Islam terasa kuat sekali di daerah tersebut.

"Masjid itu, sudah ada dari zaman kolonial Belanda dan telah menjadi simbol keagamaan di sana kala itu," ucap Rakhmad.

6. Berdiri hampir 183 tahun sebelum Gunung Krakatau meletus, ada meriam peninggalan zaman kolonial Belanda

Kerajaan Sekala Brak Hindu, Cikal Bakal Agama Islam di LampungMasjid Jami Al-Anwar Bandar Lampung, bukti sejarah penyebaran agama Islam di Provinsi Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Masjid Al-Anwar telah berusia 183 tahun, bahkan sebelum Gunung Krakatau meletus pada 26-27 Agustus 1883 silam. Awalnya, masjid tersebut berdiri dari berupa surau atau langgar kecil, seiring berjalannya waktu mengalami beberapa renovasi dan perluasan bangunan, hingga akhirnya menjadi masjid.

Meskipun Masjid Jami Al-Anwar telah beberapa kali dipugar, namun beberapa ikon sejarah tetap dipertahankan. Misalnya, meriam peninggalan Belanda depan masjid, beduk kecil hadiah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional di Way Halim pada 1988, dan kitab-kitab kuno berbagai bahasa yaitu Arab, Belanda, Portugis dan lainnya, yang turut disimpan di perpustakaan masjid.

Rakhmad turut mengungkapkan keunikan lainnya dari masjid tertua tersebut yaitu, atap masjid yang berbentuk limas, namun sepengunjungnya belum menemukan manuskrip tangan di sana. "Tapi cetak berbentuk seperti batu itu ada banyak, kalau tulis tangan belum ada," tandasnya.

Baca Juga: Mengenal Blangikhan, Tradisi Adat Masyarakat Lampung Sambut Ramadan

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya