Harimau Masih Berkeliaran, Warga Kembali Diimbau Pakai Topi Terbalik
Intinya Sih...
- Surat imbauan Satgas Konflik Satwa dan pemangku kepentingan di Lampung Barat terkait kemunculan Harimau Sumatera.
- Masyarakat diminta hindari aktivitas sendiri di kebun, berkelompok minimal 6 orang, dan menghindari jam-jam agresivitas harimau.
- Proses penangkapan dan pengejaran harimau sedang dilakukan oleh Satgas Konflik Satwa dibantu pawang harimau dari Jawa Barat dan Tim Taman Safari Indonesia.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lampung Barat, IDN Times - Satgas Konflik Satwa dan pemangku kepentingan di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh Kabupaten Lampung Barat kembali mengeluarkan imbauan kepada masyarakat terkait kemunculan Harimau Sumatera.
Surat imbauan dibuat, Rabu (13/3/2024) dan ditandatangani Camat Bandar Negeri Suoh Mandala Harto, Camat Suoh Davet Jakson, Kabid Wil II TNBBS San Andre J, Koramil Baru Brak Kapten Inf Suroto, Kapolsek Suoh Iptu I Edward Panjaitan dan Kepala BKSDA Bengkulu Yulizar.
"Iya, benar suratnya itu dibuat setelah kemarin harimau kembali menyerang warga atas nama Samanan (41), tapi alhamdulillah korban selamat," ujar Camat Suoh, Davet Jakson kepada IDN Times, Jumat (15/3/2024).
Baca Juga: Begini Kesaksian Korban Selamat dari Serangan Harimau di Lampung Barat
1. Hindari aktivitas jam agresif harimau hingga pakai topi terbalik
Dalam surat imbauan berisi 9 poin tersebut, masyarakat setempat diminta menghindari aktivitas sendiri di kebun dan jika terpaksa diusahakan untuk berkelompok minimal 6 orang. Kemudian hindari keluar dan beraktivitas pada jam-jam agresivitas harimau yaitu mulai pukul 15.00 sampai 10.00 WIB.
Kemudian jika bertemu dengan harimau, jangan membelakangi dan jika memungkinkan memakai topi terbalik atau topi menghadap ke belakang.
2. Tidak pergi ke kebun terdampak konflik harimau di wilayah TNBBS
Masih dalam poin imbauan lainnya, disebutkan populasi keberadaan harimau di TNBBS masih ada dan memang populasi asli bukan hasil pelepasan liaran baru. Lalu pada Kamis 21 Februari 2024, tim Satgas Gabungan telah memasang perangkap untuk menangkap harimau liar meresahkan.
Sehingga sampai dengan harimau tersebut tertangkap dan akan dilanjutkan dengan langkah-langkah selanjutnya. Lebih lanjut apabila terjadi konflik manusia dengan harimau, maka masyarakat wajib membela.
Diimbau kepada masyarakat untuk tidak pergi ke kebun yang terdampak konflik harimau (wilayah TNBBS) selama proses penangkapan harimau di mulai 13-20 Maret 2024.
3. Kerahkan pawang hingga penembak bius harimau
Surat imbauan juga menyebutkan, mulai 13 Maret 2024 sedang dilakukan proses penangkapan dan pengejaran oleh Satgas Konflik Satwa dibantu pawang harimau dari Ciamis Jawa Barat dan penembakan bius oleh Tim Taman Safari Indonesia.
Oleh karenanya, diimbau kembali kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas selama proses pengejaran dan penangkapan harimau, dengan tidak adanya aktifitas masyarakat di zona pergerakan harimau akan membantu untuk memudahkan proses penangkapan harimau.
Baca Juga: Kandang Alami dan Sniper Bius, Tim TSI Bantu Tangkap Harimau di Lambar