Curhatan Atlet Lampung Soal Makanan PON 2024: Porsi Sedikit Gak Sesuai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Hadi Prayitno, atlet Kurash Lampung mengeluhkan makanan tak layak konsumsi hingga fasilitas penginapan disediakan pihak penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.
Menurut Hadi, makanan disuguh pihak penyelenggara amat tidak mencukupi dan sesuai dengan kebutuhan konsumsi para atlet.
"Porsinya terlalu sedikit, makanannya selama sama di sana kurang lebih seminggu, ya nasi, telur bulat satu, tempe satu kadang dua biji kecil-kecil, sama dada ayam sepotong kecil yang dibagi tiga atau empat gitu, sayurnya lima biji," ujarnya dikonfirmasi, Sabtu (14/9/2024).
1. Tim Kurash Lampung akali sendiri kebutuhan konsumsi atlet
Sebagai seorang atlet profesional, Hadi menyebutkan, sajian sederet menu tersebut jelas amat tidak memenuhi kebutuhan asupan gizi maupun protein para atlet.
Walhasil, tim Kurash Lampung terpaksa mengakali kebutuhan konsumsi selama mengikuti gelaran PON 2024 dengan cara membeli buah hingga makan sendiri.
"Kalau yang saya alami itu, tapi ada juga rekan-rekan atlet lain yang posting dapat makanan yang sudah basi, bahkan ada ulatnya," pungkasnya.
2. Empat atlet ditempatkan dalam satu kamar
Selain urusan konsumsi, Hadi turut menyoroti fasilitas penginapan disediakan pihak penyelenggara. Selama mengikuti gelaran PON 2024, ia dan tim Kurash Lampung lainnya di tempatkan di mess Taman Kanak-kanak (TKK) terletak di Kota Janthoe, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
Di sana, ia bersama tiga rekan atlet lainnya ditempatkan dalam satu kamar bedengan di mess setempat. Padahal, satu kamar itu sejatinya layak hanya dihuni oleh tiga orang.
"Ya seperti itu, soalnya di daerah situ tidak ada hotel juga, adapun jauh dari venue pertandingan (Gelora Jantho Sport City)," ucapnya.
3. Kesiapan PON Aceh-Sumut berbanding terbalik dengan PON Papua
Hadi menambahkan, kondisi terjadi dalam gelaran PON Aceh-Sumut 2024 ini, jelas sangat berbanding terbalik dengan pelaksanaan PON Papua diselenggarakan empat tahun lalu.
"Kalau di Aceh (permasalahannya) soal makanan, tapi kalau di Medan umumnya venue yang dikeluhkan," tandasnya.