Warga Lampung Timur Digigit Buaya, Tangan Kanan di Operasi  

Usai digigit buaya pulang ke rumah dalam keadaan sadar

Bandar Lampung, IDN Times - Warga Desa Braja Yekti, Kabupaten Lampung Timur, Tukirin digigit buaya saat menangkap ikan di sungai dekat rumahnya. Akibat gigitan buaya tersebut tangan kanan Tukirin harus dioperasi lantaran tulang lengan atas dan lengan bawah patah.

Saat ini Tukirin sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Urip Sumoharjo, Bandar Lampung.

"Iya sudah dua malam di sini (RS Urip) dari Lampung Timur langsung dirujuk ke sini karena di sana gak sanggup," kata Yuliani selaku istri, Senin (21/6/20210. 

Baca Juga: Heboh! Buaya 2,5 Meter di Tanggamus Berhasil Ditangkap Warga

1. Mengaku sudah baikan

Warga Lampung Timur Digigit Buaya, Tangan Kanan di Operasi  Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung. (rsuripsumoharjo.com).

Pantauan IDN Times saat ini Tukirin sedang terbaring lemah di RS Urip usai menjalani operasi tangan. Ia didampingi sang istri dan juga adik perempuannya.

Saat ditanya terkait keadaan, Tukirin mengaku sudah merasa lebih baik meski tangannya dari bagian lengan atas hingga bawah masih terbalut perban dilapisi gipsum.

"Alhamdulilah udah membaik," kata Tukirin singkat.

2. Usai digigit pulang ke rumah dalam keadaan sadar

Warga Lampung Timur Digigit Buaya, Tangan Kanan di Operasi  Ruang perawatan Tukirin warga Lampung Timur diterkam buaya (IDN Times/Silviana)

Menurut Yuliani, sang suami sudah lama tidak menangkap ikan karena sibuk bekerja sebagai buruh tani. Namun malam itu Jumat (18/6/2021) sekira pukul 23.00 WIB Tukirin iseng berangkat menangkap ikan bersama sang adik usai merampungkan garapan sawah.

"Adik kandung saya yang bawa pulang ke rumah, kondisinya ya udah luka dibungkus pake baju tapi masih sadar suami saya," cerita Yuli.

3. Sang istri harus jadi tulang punggung

Warga Lampung Timur Digigit Buaya, Tangan Kanan di Operasi  Pixabay/DEZALB

Meski Yuli bersyukur suaminya lekas ditangani oleh pihak rumah sakit dan mendapat fasilitas BPJS, namun ia merasa khawatir karena setelah ini suaminya tidak bisa bekerja lagi. Padahal masih harus membiayai dua anaknya yang duduk di bangku SMP dan SD

"Jadi saya jadi tulang punggung. Saya buruh tani di kebun orang, sistemnya borongan. Dapet bayarannya gak pasti, kadang Rp40 ribu, paling banyak Rp80 ribu sehari," ungkapnya saat ditemui di Rumah Sakit Urip.

Baca Juga: Cerita Millenial Lampung Timur, Angkat Brand Lokal Jadi Minuman Hits

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya