Strategi Pemkab Pringsewu Turunkan Stunting jadi Kabupaten Pertama ODF

Libatkan seluruh stakeholder

Pringsewu, IDN Times - Berdasarkan konsultasi publik Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pringsewu Tahun 2024, Pemkab Pringsewu menetapkan tema pembangunan tahun 2024 yaitu 'Penguatan Sektor Ekonomi Strategis dan Kualitas Sumber Daya Manusia'. Dalam RKPD itu, ditetapkan 6 prioritas pembangunan, salah satunya  Penurunan Kemiskinan Ekstrim dan Stunting.

Pj. Bupati Pringsewu Adi Erlansyah mengatakan, dengan melibatkan banyak pihak, upaya penurunan stunting di Kabupaten Pringsewu selama ini sudah berjalan baik. Bahkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pringsewu saat ini tertinggi dari seluruh daerah kabupaten di Provinsi Lampung di bawah Kota Bandar Lampung dan Kota Metro. 

"Meskipun angka stunting di Kabupaten Pringsewu di bawah nasional, tetapi masih banyak yang perlu dilakukan. Kita juga perlu melibatkan seluruh stakeholder untuk bersama-sama menangani masalah stunting,” kata Adi Erlansyah.

Baca Juga: Peduli Masalah Stunting, PDIP Lampung Bagikan Ratusan Makanan Sehat

1. Maksimalkan infrastruktur sanitasi di tiap pekon

Strategi Pemkab Pringsewu Turunkan Stunting jadi Kabupaten Pertama ODFPeresmian infrastruktur stunting di Kabupaten Pringsewu (Dok. Pemkab Pringsewu)

Salah satu upaya dilakukan Pemkab Pringsewu menurunkan angka stunting adalah memaksimalkan pembangunan Infrastruktur DAK Bidang Sanitasi. Kini pembangunan tersebut sudah tersebar di 7 pekon. Masing-masing terdiri dari SPAL-DT Pekon Sidodadi, Kecamatan Adiluwih (53 Sambungan Rumah), SPAL-DT Pekon Totokarto, Kecamatan Adiluwih (52 Sambungan Rumah), SPAL-DT Pekon Gemahripah, Kecamatan Pagelaran (52 Sambungan Rumah).

Ada juga di SPAL-DS Pekon Rejosari, Kecamatan Pringsewu (70 Sambungan Rumah), SPAL-DS Pekon Ambarawa Barat, Kecamatan Ambarawa (70 Sambungan Rumah), TPS3R Pekon Fajaragung Barat, Kecamatan Pringsewu (298 KK). Selanjutnya di TPS3R Pekon Waringinsari Timur, Kecamatan Adiluwih (298 KK), TPS3R Pekon Ambarawa Barat, Kecamatan Ambarawa (200 KK) dan TPS3R Pekon Rejosari, Kecamatan Pringsewu (254 KK).

“DAK Sanitasi merupakan kegiatan pembangunan sanitasi yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat yang bersumber dari DAK bertujuan untuk membantu mendanai pembangunan prasarana sanitasi sesuai prioritas nasional,” kata Adi.

2. Pentingnya pendekatan berbasis masyarakat

Strategi Pemkab Pringsewu Turunkan Stunting jadi Kabupaten Pertama ODFPemkab Pringsewu bahasa percepatan penurunan stunting (Dok.Pemkab Pringsewu)

Adi menyampaikan, beberapa upaya pengembangan sanitasi lingkungan berskala komunitas, camat dan kapekon, dapat dilakukan melalui pendekatan berbasis masyarakat secara utuh. Dimulai sejak tahap perencanaan, pelaksanaan pembangunan sampai dengan pengelolaan sarana agar tercipta lingkungan permukiman berkelanjutan yang sehat.

"Hal ini untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan, melalui penekanan perubahan prilaku dan pola hidup masyarakat untuk dapat hidup lebih bersih dan sehat", katanya.

Dari berbagai pengamatan dan penelitian yang dilakukan, lanjutnya, terbukti semakin besar akses penduduk kepada fasilitas sanitasi serta pemahaman tentang higienis, semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air dan tanah.

"Saya berharap kapekon terus mengedukasi masyarakat untuk dapat memanfaatkan TPS3R, SPAL-DT maupun SPAL-DS tersebut", harapnya.

3. Kabupaten pertama di Sumatra berstatus ODF sejak 2017

Strategi Pemkab Pringsewu Turunkan Stunting jadi Kabupaten Pertama ODFIlustrasi sanitasi dan air bersih

Kadis PUPR Imam Santiko Raharjo mengatakan, Pringsewu merupakan kabupaten pertama di Sumatra telah berstatus ODF yang dideklarasikan 2017. "Salah satu tujuan DAK Sanitasi adalah untuk menekan angka Stunting", katanya.

Ia menambahkan, Kabupaten Pringsewu sampai saat ini telah membangun sebanyak 73 unit SPAL-DT dan SPAL-DS Pringsewu. Totalnya mencapai 3.977 sambungan rumah dengan anggaran mencapai 4,2 miliar.

"Saya ucapkan selamat kepada 7 pekon penerima program DAK Sanitasi 2022. Semoga program ini senantiasa bermanfaat dan menjadi penyemangat untuk Desa Mandiri yang lain. Semoga sarana sanitasi ini akan tetap berfungsi dan berkelanjutan," harapnya.

4. Prevalensi stunting di Pringsewu sudah menurun

Strategi Pemkab Pringsewu Turunkan Stunting jadi Kabupaten Pertama ODFIlustrasi upaya pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Kepala BKKBN Provinsi Lampung Putut Riyatno, mengharapkan Pemkab Pringsewu melalui OPD yang ada dapat bersama-sama menyukseskan upaya percepatan penurunan stunting.

 "Alhamdulillah, untuk Kabupaten Pringsewu sendiri sudah ada penurunan prevalensi stunting", katanya.

Putut menyatakan, penanganan stunting tidak bisa hanya melibatkan satu instansi saja, karena sangat kompleks. Sebab itu  menurutnya semua pihak harus berkolaborasi.

Baca Juga: Kecelakaan Maut di Pringsewu, Ibu dan Anak Tewas Ditabrak Dump Truk

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya