Rekor Sehari 677 Kasus COVID-19 di Lampung, Epidemiologi Soroti Ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Sepekan terakhir penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Lampung kisaran 300 hingga 448. Namun hari ini Minggu (18/7/2021) angka positif COVID-19 mencapai angka 677 kasus. Penambahan tersebut tertinggi selama pandemik.
Total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 saat ini 28.009 kasus. Sebanyak 21.945 sudah menyelesaikan isolasi.
Sedangkan angka kematian akibat COVID-19 di Lampung hari ini ada 26 orang. Jumlah kumulatif sampai saat ini 1.556 orang. Angka tersebut masih berada di atas rata-rata nasional yakni 5,59 persen.
Baca Juga: Tempat Isolasi dan RS Rujukan Pasien COVID-19 di Lampung
1. Tak ada zona kuning dan hijau di Lampung
Dari 15 kabupate/kota di Provinsi Lampung, penambahan kasus hari ini berasal dari 13 kabupaten. Dua kabupaten tak memiliki kasus baru yakni Tulang Bawang dan Lampung Selatan. Penambahan kasus terbanyak berasal dari Kota Bandar Lampung ada 146 kasus terkonfirmasi positif COVID-19.
Sementara status zona di Lampung saat ini tiga daerah berada dalam zona merah yaitu Pringsewu, Lampung Timur dan Pesawaran. Kabupaten/kota lainnya berada dalam zona oranye.
2. Penanganan pandemik bukan meningkatkan angka kesembuhan
Menurut Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Lampung, Ismen Mukhtar, pengendalian pandemik COVID-19 bukan sekadar meningkatkan angka kesembuhan saja. Sebab, jika banyak kasus terkonfirmasi positif COVID-19, maka banyak juga yang meninggal serta angka kesembuhannya.
"Tapi keberhasilannya justru di pencegahan pemutusan penularan. Misal kasusnya 1.000 sembuh 900. Ketika kasus 2.000 sembuh 1.800 kan naik itu angka kesembuhan, padahal yang naik angka kasusnya," kata Ismen saat dihubungi IDN Times.
3. Pencegahan tak maksimal, pasien membludak di rumah sakit
Ismen menjelaskan jika ingin menghitung persentase kasus, cara membandingkannya adalah angka kematian dibagi kasusnya. Begitu juga angka kesembuhan dibagi kasusnya.
"Nah makanya yang dicegah itu di hulunya sebelum mereka tertular. Kalau kita bicara kesembuhan artinya sudah ngurus yang sakit, itu terlambat kalau di situ," ujarnya.
Menurutnya, melonjaknya kasus dan berujung pada kematian karena penanganan pencegahan belum maksimal sehingga pasien membludak di rumah sakit.
"Mungkin banyak yang jenuh tapi kalau mau normal lagi ya sama-sama patuhi dulu peraturannya," terang Ismen.
Baca Juga: Warga Bandar Lampung, Ini Nomor Satgas COVID-19 tiap Kecamatan