Lampung Potensial Kembangkan Pasar Kreatif Digital Gaet Millenials

Era pandemik pelaku sektor pariwisata kian kreatif

Bandar Lampung, IDN Times - Hari ini, Kamis (18/3/2021), genap satu tahun pandemik COVID-19 terjadi di Provinsi Lampung merujuk kasus pertama yang terjadi. Tanggal itu juga bertepatan hari ulang tahun Lampung ke-57.

Selama satu tahun ini seluruh sektor kehidupan tentunya terdampak karena banyaknya pembatasan yang dilakukan demi mencegah penyebaran virus. Salah satunya dirasakan oleh pelaku bisnis wisata, hotel dan restoran yang jatuh bangun menghadapi pandemik COVID-19.

Lalu upaya apa yang mereka lakukan untuk bangkit dari keterpurukan ini? Berikut IDN rangkuman cerita Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung Edarwan, Sekretaris DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Lampung, Ketua Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Lampung Abdul Rohman Wahid, dan traveller enthusiast Lampung Cindy Wahyuni.

Mereka mengutarakan pendapatnya melalui Ngobrol Seru IDN Times digelar secara virtual menyemarakkan HUT ke-57 Provinsi Lampung hari ini. Mereka menyampaikan pendapat seputar pariwisata Lampung di era pandemik dan potensi digital promosi wisata.

1. Pariwisata banyak sektor saling terkait terkena imbas pandemik

Kadisparekraf Provinsi Lampung, Edarwan mengatakan, sektor pariwisata di 15 kabupaten/kota di Lampung jelas terdampak pandemik COVID-19. Itu merujuk kasus COVID-19 meningkat dan pemerintah membuat beberapa kebijakan khusus untuk mengatasinya.

“Pariwisata ini banyak sekali sektor terkait. Salah satu sistem tertutup, sub sistem lainnya ikut terpengaruh. Dari transportasi, pedagang kuliner, eceran hingga asongan,” jelasnya.

Merujuk kondisi itu, pihaknya bersama stakeholder terkait duduk bersama untuk mencari solusi terbaik. "Komitmen kami adalah protokol kesehatan mutlak jadi syarat utama mengembalikan gairah pariwisata di Lampung," terang Edarwan.

2. Dampak pandemik membuat pihak hotel dan restoran 'berdarah-darah'

Lampung Potensial Kembangkan Pasar Kreatif Digital Gaet MillenialsSebuah hotel tutup sementara akibat wabah COVID-19 (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Menurut Sekretaris PHRI Lampung, Friandi Indrawan, awal pandemik COVID-19 kondisi hotel dan restoran di Lampung terpuruk. Bahkan ada beberapa anggota PHRI harus memberhentikan karyawannya.

"Dampak pandemik membuat kami berdarah-darah. Kita bisa survive dari kondisi ini sudah luar biasa," ujar Didi, sapaan akrabnya.

Bahkan selama kurun setahun pandemik, ada hotel tidak beroperasi beberapa waktu. "Tidak beroperasi bukan karena di hotel ada kasus (COVID-19) ya. Tapi sama sekali gak ada pemasukan dan terpaksa tidak beroperasi sementara waktu," jelasnya.

Baca Juga: 5 Wisata Alam di Lampung Barat Wajib Kamu Kunjungi

3. PHRI nilai tak boleh dunia usaha terima nasib dan berdiam diri

Lampung Potensial Kembangkan Pasar Kreatif Digital Gaet MillenialsPetamilenial.com

Menurut Didi, tidak ada dunia usaha, pemerintah yang memrediksi pandemik terjadi. Tapi kondisi itu tak boleh hanya berdiam diri, menerima nasib.

“Alhamdulillah Lampung dapat anugerah yang bagus akhir 2019 dari segi transportasi jalan tol, layanan di Pelabuhan Bakauheni, hingga Bandara Radin Inten II. Dan semester dua 2020 keadaan mulai membaik. Kita akhirnya mendapat wisatawan domestik dari Jabodetabek dan Palembang. Ini menggembirakan mudah-mudahan situasi ini tetap kita pertahankan," ungkapnya

Didi berharap, tahun ini belanja pemerintah normal kembali karena menjadi salah satu peluang bergeliatnya industri perhotelan di Lampung. Kendati demikian ia mengingatkan, itu butuh tumbuhkan kepercayaan kepada semua pihak. Lampung bisa cepat atasi masalah COVID-19 secara konsisten dan bisa turunkan status dari zona merah, oranye, ke kuning dan hijau.

“Ini jadi modal. Bagaimana status zona COVID kita bisa diperbaiki dengan cepat dan akhirnya menjadi satu modal bisa datangkan turis-turis domestik dengan berbagai keperluan ke Lampung," tegasnya.

4. Vaksinasi massal jadi batu loncatan mulai pulihkan sektor pariwisata

Lampung Potensial Kembangkan Pasar Kreatif Digital Gaet MillenialsSejumlah tenaga kesehatan mengikuti vaksinasi dosis pertama vaksin COVID-19 Sinovac di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021) (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Menurut Didi, hal yang harus diperbaiki untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari sektor wisata dan perhotelan saat ini adalah memperbaiki status zona COVID-19 yang ada di Lampung.

"Zona itu jadi modal buat kita mendatangkan turis domestik datang ke Lampung dan memperketat protokol kesehatan. Misalnya saat ini zona oranye, ke depan kuning dan akhirnya jadi (zona) hijau," kata dia.

Didi juga berharap, program vaksinasi COVID-19 sedang bergulir saat ini dapat menjadi pemicu pariwisata diprediksi akan pulih pada semester kedua 2021. "Semakin banyak yang divaksin, kekebalan komunitas juga semakin besar dan dapat berimbas positif ke seluruh sektor usaha khususnya pariwisata," ujarnya.

“Penerapan protokol kesehatan secara ketat di objek wisata juga mutlak diperlukan. Kami juga intens berkomunikasi dengan dinas pariwisata, dilibatkan monitoring dan evaluasi untuk menyakinkan seluruh anggota PHRI melaksanaakan sop kesehatan secara baik dan disiplin. Itu jadi modal untuk gaet pengunjung,” tegas Didi.

5. Pasar kreatif digital berpotensi menggaet millenials di era pandemik

Lampung Potensial Kembangkan Pasar Kreatif Digital Gaet MillenialsIlustrasi ekonomi digital (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Ketua GenPi Lampung, Abdul Rohman Wahid menyampaikan, pihaknya dalam mengembangkan potensi wisata di era pandemik menggaet para millenials Lampung yang memiliki kemampuan di bidang tertentu. Misalnya, konten kreator, selebgram, desain grafis yang bisa membantu pemasaran secara digital.

“Sebetulnya arah digital sudah kami inisiasi sebelum adanya pandemik. Kami misalnya ada pasar kreatif Payungi, pengunjung yang datang bertransaksi secara digital. Dan antusiasnya cukup positif,” terangnya.

Rohman menambahkan, gaya hidup generasi millennials dan generasi z yang dekat dengan media sosial idealnya menjadi modal menyelaraskan sektor pariwisata dengan digital

“Benang merahnya sudah ada, tinggal disambung saja agar menyatu. Dimana seluruh pihak yang berkecimpung di pariwisata ini bersama-sama memanfaatkan peluang yang ada untuk bangkit. Salah satunya lewat promosi digital,” urainya.

Baca Juga: Jelang HUT Ke-57, Yuk Kenali Budaya dan Bahasa Lampung

6. Buat program peta wisata berbasis digital

Lampung Potensial Kembangkan Pasar Kreatif Digital Gaet Millenialszainalhakimmsc.blogspot.com

Rohman mengutarakan, dari segi promosi wisata, GenPI akan membuat program peta wisata berbasis aplikasi. Mengingat Lampung memiliki potensi wisata luar biasa di setiap kabupaten/kota. Sehingga itu akan memudahkan wisatawan luar menentukan destinasi wisatanya.

"Misal dari Bandung mau ke Lampung itu lebih mudah. Misal di Lampung Tengah ada apa, Pesawaran ada apa jadi itu lebih tertata lewat peta wisata berbasis aplikasi. Lebih mudah untuk menentukan kita akan pergi ke mana dulu," terangnya.

Terkait pemanfaatan media sosial untuk promosi wisata menurut Rohman, ada dua indikator yakni Facebook dan Instagram. “Usia di atas 35 (tahun) biasanya di Facebook, dan (usia) dibawahnya ke Facebook,” terangnya.

“Kini juga pelaku usaha mulai melirik influencer, konten kreator bikin video dan dimasukkan ke YouTube demi menjaring segmen millenials. Kolaborasi dengan pemerintah, komunitas, media, pebisnis juga perlu terus dilakukan,” jelasnya.

7. Selama pandemik muncul objek wisata baru di Lampung

Lampung Potensial Kembangkan Pasar Kreatif Digital Gaet Millenialsfacebook

Setali tiga uang, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung, Edarwan tak menampik, di tengah pandemik ini justru geliat masyarakat membuat destinasi wisata meningkat. Menurutnya ini hal yang menarik dan akan berdampak juga pada pertumbuhan hotel.

"Walau pun masih malu-malu tapi ini kecenderungan positif. Ada beberapa objek wisata baru beroperasi saat pandemik. Kita juga memberi edukasi kepada pengelola ini tentang protokol kesehatan," paparnya.

Menurut Edarwan, ada pelaku wisata cukup sadar dan mematuhi aturan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah. Namun untuk pelaku wisata di desa masih terkendala biaya sehingga tak begitu ketat menerapkan protokol kesehatan.

8. PHRI nilai CHSE penting, tapi tak jadi patokan mutlak

Lampung Potensial Kembangkan Pasar Kreatif Digital Gaet MillenialsProtokol CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, dan Environment Sustainability). IDNTimes/Larasati Rey

Edarwan juga akan mendorong pemerintah untuk semakin intens terkait sertifikasi CHSE yakni Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) kepada pelaku usaha di Lampung. Tujuannya, agar mendapat kepercayaan penuh dari wisatawan.

Menanggapi penerapan CHSE bagi pelaku usaha hotel, restoran dan wisata, Didi menegaskan, sejatinya itu bukan patokan dan menjadi satu-satunya ukuran dari sudut pandang PHRI. Saat ini untuk anggota PHRI Lampung tinggal 8 persen yang sedang berproses mengikuti program tersebut.

“Yang paling penting adalah bagaimana pelaku usaha tersebut memiliki komitmen menerapkan protokol kesehatan secara ketat.Karena itu salah satu bentuk kontribusi kita atas kerja keras pemerintah dalam menangani COVID-19," tuturnya.

9. Promosi wisata pemprov diminta bersinergi dengan kabupaten/kota

Lampung Potensial Kembangkan Pasar Kreatif Digital Gaet MillenialsMenara Siger di Kabupaten Lampung Selatan. (IDN Times/Istimewa).

Terkait promosi wisata di Lampung saat ini menurut Didi, antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota masih berjalan sendiri-sendiri. Ia mengusulkan, jika promosi dilakukan secara integrasi.

Konsepnya, pengelolaan dilakukan oleh provinsi akan menghasilkan promosi yang besar dan lebih terasa dampaknya. "Kalau misal promosi ini bisa melibatkan seluruh anggaran di kabupaten akhirnya menjadi anggaran besar dan bisa melakukan promosi yang besar," bebernya.

Menanggapi usulan tersebut, Edarwan sejatinya sepakat promosi pariwisata dapat dilakukan dalam satu event yang besar sekaligus. Namun menurutnya cukup sulit direalisasikan sebab setiap kabupaten mengelola keuangan masing-masing.

"Misal provinsi punya Rp10 juta dan kabupaten punya Rp10 juta itu gak bisa digabung karena masalah pertanggungjawabannya. Tapi bisa juga per kabupaten bikin film kita yang koordinir itu masih bisa. Tapi kalau sekaligus kita yang megang itu sulit," jelasnya.

10. Usulkan Pantai Sebalang jadi lokasi pasar kreatif

Lampung Potensial Kembangkan Pasar Kreatif Digital Gaet MillenialsDokumen Pribadi

Edarwan menawarkan kepada GenPI untuk sama-sama mengelola Pantai Sebalang yang berlokasi di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan. Di sana menurutnya, bisa menjadi pasar kreatif yang akan berdampak pada pariwisata.

"Pantai ini sebenarnya kalau dijadikan pariwisata tidak boleh. Tapi bisa mengadopsi sisi ekonomi kreatifnya yang berkembang,” ujarnya

Edarwan mengamini, menggandeng komunitas millennials secara intens penting dilakukan untuk promosi pariwisata. Sebab berkat mereka objek wisata Lampung bisa dikenal.

"Kita terima kasih sekali ini promosi yang tidak pernah dibiayai tapi mereka dengan sukarela bahkan di tengah pandemik tetap berusaha," ucapnya.

11. Ubah cara pandang berlibur

Lampung Potensial Kembangkan Pasar Kreatif Digital Gaet Millenialsinstagram.com/cindywahyuniiiii

Traveller enthusiast Lampung, Cindy Wahyuni, mengatakan, era sebelum pandemik dan pandemik mengubah cara liburan dirinya.

“Dulu itu kalau mau liburan tinggal berangkat aja, gak perlu mikir banyak hal. Sekarang, kita perlu lihat daerahnya aman gak, zonanya (COVID-19) apa, ketat gak aturan dari pemerintah setempatnya,” ujarnya.

Merujuk hal itu, Cindy pun mau tidak mau mengikuti tren atau kebijakan dari pemangku kepentingan terkait liburan. Ia juga berharap, kasus COVID-19 di Lampung terus mengalami penurunan dan tren pariwisata berangsur normal.

“Sambil nunggu proses itu berjalan, momentum pandemik ini juga diharapkan jadi peluang pihak pengelola pariwisata memperbaiki layanan khusus protokol kesehatan. Begitu juga seperti pokdarwis, pedagang dan sebagainya mendapat edukasi tentang gaya liburan baru era pandemik saat melayani pengunjung,” ujar perempuan berkacamata ini

Baca Juga: 5 Fakta Unik Sidang Paripurna DPRD Semarak 57 Tahun Provinsi Lampung

https://www.youtube.com/embed/cJdr9FJ5nYI

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya