KPK: Kampus Diminta Berperan Aktif Sebarkan Nilai Antikorupsi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa mengadakan Kuliah Umum bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Acara bertajuk Implementasi Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi itu berlangsung di Ruang Sidang Utama Lantai 2 Tektorat Universitas Lampung, Kamis (22/4/2021).
Acara yang juga berlangsung secara dalam jaringan itu dibuka langsung oleh Rektor Unila Prof Karomani. Narasumber yang hadir hadir langsung Nawawi Pomolango selaku Wakil Ketua KPK RI. Sementara Djagal Wiseso Marseno wakil rektor UGM bergabung secara virtual.
1. Bibit perilaku koruptif versi mahasiswa
Dalam penyampaian materinya, Nawawi menjelaskan tentang nilai-nilai integritas di kalangan mahasiswa. Menurutnya, bibit perilaku koruptif yang bisa tumbuh versi mahasiswa seperti mencontek, titip absen atau bolos.
Selain itu, terlambat mengikuti perkuliahan, plagiat, proposal palsu, gratifikasi dosen, mark up uang buku dan penyalahgunaan beasiswa termasuk bibit perilaku koruptif.
Padahal, Nawawi melanjutkan, pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan segala aspek pembangunan nasional.
2. KPK dorong adanya penelitian tentang korupsi
Menurut Nawawi, KPK berharap akademisi dan perguruan tinggi mampu menjadi pusat riset, data dan berbagai kajian tentang korupsi. Konsepnya, kampus menjadi rumah bagi para ahli untuk berkontribusi sesuai dengan keilmuannya dalam penyelesaian perkara tindak pidana korupsi.
"Kampus seharusnya berperan aktif dalam penyebaran nilai-nilai antikorupsi," kata Nawawi.
Sehingga pengembangan budaya akademik kampus sebagai basis gerakan antikorupsi dalam mensejahterakan masyarakat.
3. Nawawi sindir data deputi pendidikan KPK
Dalam pemaparannya, Nawawi banyak menjelaskan data terkait tindak korupsi di Indonesia. Sayangnya data yang dibuat deputi pendidikan KPK bukan data terbaru, melainkan data tahun 2014 sampai Juni 2020. Bahkan, beberapa data mengambil dari media sosial.
"Lain kali pakai data yang dari KPK. Kalau dari media sosial kan belum terjamin kebenarannya. Nanti deputi pendidikan bantu jelasin juga biar gak sia-sia ikut saya ke sini," ungkapnya.
4. Indeks persepsi korupsi di berbagai negara melorot
Ketua Harian Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa, Prof Karomani mengatakan, korupsi menjadi perilaku yang tidak mudah ditekan. Bahkan indeks persepsi korupsi di berbagai negara melorot dibandingkan sebelumnya.
Sehingga Karomani memandang perlu menanamkan pendidikan anti korupsi tersebut.
"Maka, Unila bersama 47 PT yang bergabung dalam Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa berharap perilaku korupsi bisa ditekan. Dan negeri ini bisa terbebas dari korupsi," harapnya.