Cerita Zairiah, Disabilitas Penuhi Panggilan Hati Jadi Guru di Lampung

Guru multitalenta dan pernah mendapat hadiah umrah

Bandar Lampung, IDN Times - Terlahir sebagai penyandang disabilitas hanya bisa beraktivitas menggunakan satu tangan tak membuat Zairiah Lubis pasrah dengan kondisinya. Perempuan kelahiran Medan, Sumatera Utara ini, memiliki semangat tinggi dan sangat periang.

Ia bahkan dikenal sebagai perempuan yang percaya diri  dan mudah bergaul dengan siapa saja tanpa merasa minder dengan keterbatasannya. 

Berikut ini IDN Times rangkum cerita Zairiah selama mengabdikan diri sebagai pengajar di Lampung. Ia juga bertahan hidup sendiri di Bandar Lampung lantaran suaminya sudah meninggal dunia dan anak-anaknya bekerja di Pulau Jawa.

1. Sejak kecil ingin menjadi guru namun sang ayah meminta jadi pengacara

Cerita Zairiah, Disabilitas Penuhi Panggilan Hati Jadi Guru di LampungZairiah Lubis, penyandang disabilitas yang tetap semangat mengajar sebagai guru TK (IDN Times/Istimewa)

Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Zairiah tak kuasa menolak permintaan sang ayah untuk menjadi seorang pengacara. Sehingga pada saat mendaftar kuliah di Medan dia kuliah jurusan Ilmu Hukum. Padahal Zairiah sangat ingin sekali menjadi seorang guru.

Namun ternyata ilmu yang didapat dari Fakultas Hukum tersebut tak dilanjutkan sebagai pengacara. Setelah lulus pada 1986, Zairiah justru mengajar anak-anak korban narkotika di lingkungan pondok sosial Medan.

Menurutnya itu pengalaman tersulit karena yang dihadapi bukan anak biasa. Sejak itu ayahnya akhirnya mengizinkan Zairiah untuk menjadi pengajar.

“Saya juga dulu sempat mengajar pemberantasan buta huruf juga di Palembang. Dari situlah saya kenal dengan suami dan ikut ke Lampung karena suami saya dari Lampung,” ceritanya kepada IDN Times Rabu (24/3/2021).

2. Dapat hadiah umrah karena menjadi guru inspiratif

Cerita Zairiah, Disabilitas Penuhi Panggilan Hati Jadi Guru di LampungZairiah Lubis, penyandang disabilitas yang tetap semangat mengajar sebagai guru TK (IDN Times/Istimewa)

Di Lampung, Zairiah semakin mengembangkan kemampuannya dalam mengajar.  Bahkan mengambil Sarjana S1 Pendidikan Anak Usia Dini. Sebelum suaminya meninggal ibu dari dua anak ini merupakan guru di Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) di Panjang.

Namun pihak yayasan melihat skill-nya dalam mengajar anak-anak sangat bagus sehingga memutuskan untuk mengajar di Taman Kanak-Kanak (TK). Bahkan di tahun 2015, Zairiah menjadi pemenang sebagai guru TK Multitalent se-Kota Bandar Lampung dan mendapat hadiah umrah gratis dari Wali Kota Bandar Lampung saat itu.

“Anak-anak bisa akrab dan menerima saya. Kebetulan teman-teman ada yang tamat SMA aja dan gak ngerti kurikulum jadi  mereka belajar dari bu lubis juga,” jelasnya.

Baca Juga: Cerita Millenial Lampung Timur, Angkat Brand Lokal Jadi Minuman Hits

3. Datangi rumah anak-anak untuk mengajar selama pandemik

Cerita Zairiah, Disabilitas Penuhi Panggilan Hati Jadi Guru di LampungZairiah Lubis, penyandang disabilitas yang tetap semangat mengajar sebagai guru TK (IDN Times/Istimewa)

Sebelum pandemik COVID-19 Zairiah tak pernah menggunakan jasa ojek untuk bisa sampai ke sekolah. Dia menempuh jarak sekitar 3 kilometer dengan berjalan kaki.

Sebab menurutnya jika menggunakan jasa ojek tidak sesuai dengan honor yang dia terima. Bahkan selama pandemik ini pun dia rela mendatangi rumah muridnya lantaran ada beberapa murid yang tidak memiliki gawai untuk belajar online.

“Kalau online kan muridnya menengah ke bawah apalagi di masa pandemik ada bapaknya yang gak kerja gak punya uang buat beli. Gak papa capek sedikit yang penting bisa mengajar langsung bertemu anak-anak dengan protokol kesehatan,” ungkapnya.

4. Kerap mendapat hadiah dari wali murid

Cerita Zairiah, Disabilitas Penuhi Panggilan Hati Jadi Guru di LampungZairiah Lubis, penyandang disabilitas yang tetap semangat mengajar sebagai guru TK (IDN Times/Istimewa)

Selama pandemik, Zairiah mengaku merindukan masa-masa mengajar secara langsung karena bisa berinteraksi langsung dengan anak-anak. Apalagi jika di penghujung tahun menurutnya moment yang sangat menggemberikan karena bisa saling berbagi hadiah dengan rekan-rekannya.

“Jadi kalau akhir tahun kan wali murid ngasih hadiah ke guru-gurunya. Nah saya dapet banyak itu tapi saya buka di depan temen-temen jadi mereka saya suruh pilih mau yang mana. Paling saya ambil dua aja terus nanti ada yang saya kasih juga buat tetangga deket rumah,” tutur perempuan yang hobi menanam bunga ini. 

5. Sudah sembilan tahun tak pernah pulang ke kampung halaman

Cerita Zairiah, Disabilitas Penuhi Panggilan Hati Jadi Guru di LampungInstagram

Meski hanya tinggal seorang diri rumah panggungnya yang berada di dekat laut, Zairiah mengaku rumahnya tak pernah sepi. Teman-teman atau tetangga sekitar kerap berkunjung dan menikmati suasana rumahnya yang dirasa sangat sejuk dan menenangkan.

Namun meski begitu dia juga tak menampik tetap merindukan kampung halamannya di Medan yang sudah lama tak dikunjungi. Di sana masih ada ibu dan adiknya sementara ayahnya sudah meninggal dunia.

“Terakhir ke Medan 2012 itu masih naik bus ongkos Rp300 ribu.  Sampai sekarang belum pernah pulang karena berat di ongkos. Sebenernya pengin ziarah tapi ya selama ini cuma bisa video call aja,” ucapnya.

6. Berharap pemerintah memerhatikan disabilitas 100 persen

Cerita Zairiah, Disabilitas Penuhi Panggilan Hati Jadi Guru di Lampungkegiatan perekaman KTP disabilitas di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik Budi Karsa Palembang

Menurut Zairiah sampai saat ini program yang dibuat pemerintah belum menyentuh para penyandang disabilitas. Sebab ada banyak dari mereka yang memiliki kemampuan lebih namun tak dibarengi dengan dukungan dari program pemerintah.

“Sudah ada sih program pemerintah, tapi masih jauh paling lima persen gak sampai. Jauh banget lah pokoknya kita mau nya 100 persen. Biasanya kalau ada perlunya aja di pemerintahan baru kalau gak ada perlunya ya gak ada kita berjalan mandiri aja,” paparnya.

Namun menurutnya para disabilitas Lampung cukup kompak dan kerapa mengadakan pertemuan satu bulan sekali. Bahkan ketika ada yang tertimpa musibah mereka akan menggalang donasi untuk membantu. 

Baca Juga: Cerita Nena Penjual Nasi Uduk 'Banting Setir' Jual Donat Bentuk Corona

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya