Cerita Muhlasin Tingkatkan Kualitas Ternak dengan Belatung 

Dalam waktu tiga bulan mampu hasilkan 1.500 ekor bebek

Bandar Lampung, IDN Times - Bagi sebagian orang, belatung adalah hewan menjijikkan hingga menakutkan. Apalagi jika jumlahnya banyak. 

Tapi, tidak bagi Muhlasin. Di tangannya, belatung bisa menjadi upaya memerangi sampah sekaligus meningkatkan kualitas ternak loh.

Warga Pringsewu, Lampung itu menyebut belatung atau maggot yang dia gunakan adalah Hermetia illucens. Ini merupakan merupakan jenis larva dari lalat Black Soldier yang diperoleh dari proses Biokonversi Palm Kernel Meal.

"Biokonversi merupakan hasil fermentasi sampah organik menjadi sumber energi metan yang melibatkan organisme hidup," ujar mantan aktivis Walhi Lampung itu, Senin (14/6/2021).

Penasaran seperti apa cerita Muhlasin dalam mengelola maggot sebagai upaya meningkatkan hasil ternak? Simak selengkapnya di bawah ini.

Baca Juga: Staycation di Bandar Lampung? 5 Hotel Berbintang Ini Lagi Promo Lho

1. Per hari, maggot habiskan 15 kg sampah

Cerita Muhlasin Tingkatkan Kualitas Ternak dengan Belatung www.tasteofhome.com

Muhlasin memulai budidaya maggot sejak setahun lalu. Proses menciptakan maggot ini sendiri, menurutnya diambil dari dari larva lalat yang membutuhkan waktu sekitar 45 hari sampai menjadi maggot.

Untuk memenuhi kebutuhan makan maggot, Muhlasin harus mengumpulkam bahan baku sekitar 15 kilogram sampah organik setiap hari.

"Kalau sampah organik ini saya ambil dari sisa sampah di rumah makan, seperti dari bekas buah-buahan pisang, nanas dan sebagainya" bebernya.

Muhlasin menambahkan, semua sampah organik bisa dikonsumsi oleh maggot asalkan dicampur dengan sampah buah atau difermentasi.

2. Perbandingan menggunakan maggot dan tidak

Cerita Muhlasin Tingkatkan Kualitas Ternak dengan Belatung pexels.com/Jeswin Thomas

Muhlasin bisa memanen 15 kg maggot per hari yang diberikan kepada bebek peliharaannya, termasuk untuk memberi makan ikan.

Muhlasin membandingkan, jika ia tidak memberi makan ternaknya dengan maggot, membesarkan seekor bebek sejak menetas hingga dewasa dan siap dijual atau dikonsumsi, membutuhkan biaya Rp35 ribu per ekor. Jika menggunakan maggot, hanya dibutuhkan biaya sebesar Rp22 ribu per ekor.

"Kandungan  dalam maggot ini membuat daya tahan tubuh bebek akan menjadi lebih kuat, dan kandungan kolesterol daging bebek bahkan bisa lebih," terangnya.

3. Dalam waktu tiga bulan hasilkan 1.500 ekor bebek

Cerita Muhlasin Tingkatkan Kualitas Ternak dengan Belatung pixnio.com

Muhlasin mengungkapkan alasan utamanya melakukan budidaya maggot bukan sekadar keuntungan melainkan sebagai upaya mengatasi persoalan sampah. Selain itu mampu meningkatkan kualitas dan perkembangan ternaknya.

"Karena kandungan protein pada maggot sangat tinggi, bebek peliharaan saya tumbuh dengan baik dan sehat. Dalam kurun waktu tiga bulan, semula hanya 300 ekor kini berkembang menjadi 1.500 ekor," ungkapnya.

Baca Juga: Polisi Ungkap Peredaran 38 Ribu Kosmetik Ilegal di Bandar Lampung

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya