Cerita Mahasiswa Unila Gagas Gedung Ramah Lingkungan

Dilengkapi teknologi canggih

Bandar Lampung, IDN Times - Pekan Kreativitas mahasiswa dibentuk Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan menjadi wadah bagi mahasiswa menuangkan ide kreativitasnya. Salah satunya tim mahasiswa Universitas Lampung (Unila) berhasil lolos mendapat pendanaan Dikti setelah mengajukan ide gedung canggih untuk pertanian berkelanjutan.

Tim diketuai Mahfud Sidik (Biologi 2019) dan beranggotakan tiga mahasiswa yaitu, Eva Selviana (Matematika 2018), Putri Septiarini (Pendidikan Kimia 2018), dan Kishy Dhea Herlanda (Biologi 2019) mengajukan ide dengan tema Integrated Smart Building for Sustainable Farming sebagai Solusi Ketahanan Pangan serta Keterbatasan Lahan di Masa Depan.

Berikut IDN Times rangkum kecanggihan gedung mereka rancang.

1. Tahap proses pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual

Cerita Mahasiswa Unila Gagas Gedung Ramah LingkunganKampus Universitas Lampung (Unila). (IDN Times/Silviana).

Dibimbing dosen Priyambodo, gedung terdiri dari empat lantai itu dapat dimanfaatkan sebagai ruang peternakan sekaligus pertanian terintegrasi dengan sistem MFC (Microbial Fuel Cell).

Gagasan ini juga telah diseminarkan pada acara The 2nd Ulicoste (Universitas Lampung International Conference on Science, Technology, and Environment) 2021, serta sosial media lainnya lho.

Saat ini, gagasan tersebut dalam proses pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bawah koordinasi Sentra Kekayaan Intelektual Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unila.

2. Lahan pertanian semakin berkurang

Cerita Mahasiswa Unila Gagas Gedung Ramah LingkunganIlustrasi lahan (ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)

Menurut Mahfud Sidik, ide itu muncul karena melihat lahan pertanian semakin berkurang. Sedangkan kebutuhan pangan semakin meningkat.

Menurut Sidik, Badan Pusat Statistik nasional mencatat pertumbuhan penduduk Indonesia 2010-2020 mengalami pertumbuhan rata-rata 1,25 persen per tahun.

"Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Kondisi tersebut dapat mengancam pembukaan hutan secara besar-besaran sebagai alih fungsi lahan pertanian mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok," jelasnya.

Baca Juga: Pengukuhan 15 Guru Besar Unila Siap Cetak Rekor, Ada Orasi Ilmiah

3. Gunakan sumber energi surya dan kotoran ternak

Cerita Mahasiswa Unila Gagas Gedung Ramah LingkunganPT PLN (Persero) terus berupaya mengalirkan listrik desa-desa terpencil di Papua dan Papua Barat dengan memanfaatkan energi tenaga surya. (Dok. PLN)

Secara rinci Mahfud menjelaskan, desain gedung pertanian berkelanjutan dilengkapi dengan teknologi canggih dan ramah lingkungan.

"Panjang gedung 44 meter dan lebar 40 meter. Dilengkapi empat ruang pembesaran hewan ternak sapi dan dan kambing. Jadi ada delapan ruang tanaman padi, empat ruang hidroponik sayuran, ruang lobi dan kolam ikan. Lalu ada juga ruang bawah tanah serta ruang kendali di setiap lantainya," paparnya.

Menurut Mahfud, sumber energi utama listrik di gedung ini berasal dari tenaga surya. Sedangkan, sumber listrik cadangan berasal dari limbah hewan ternak yang diolah dengan metode MFC.

4. Kotoran ternak diolah otomatis jadi sumber energi listrik

Cerita Mahasiswa Unila Gagas Gedung Ramah LingkunganIlustrasi kandang hewan ternak (IDN Times/Oetoro Aji)

Lebih lanjut Mahfud menjelaskan, ruang bawah tanah difungsikan sebagai tempat penyimpanan baterai-baterai panel surya dan alat MFC yang akan merubah kotoran hewan ternak menjadi energi listrik melalui reaksi katalik. Lalu ada juga tempat penampungan air hujan sebagai sumber air cadangan di gedung tersebut.

"Pada lantai satu berisi hewan ternak kambing dan sapi yang mana dapat menampung 32 ekor sapi dan 96 ekor kambing," ujarnya.

Menariknya lagi, untuk menjaga kenyamanan hewan ternak lantai ini dilengkapi pengatur suhu, kadar karbondioksida, nitrogen dan oksigen.

"Lantai juga terintegrasi dengan sistem MFC sehingga kotoran hewan ternak diolah otomatis mejadi sumber energi listrik cadangan untuk gedung," tuturnya.

5. Berharap jadi solusi atasi kebutuhan pangan dan kurang lahan

Cerita Mahasiswa Unila Gagas Gedung Ramah Lingkungangobankingrates.com

Gedung tersebut menurut Mahfud juga bisa menjadi lahan menanam jenis padi dari daerah mana pun tanpa memerhatikan musim dan kondisi geografis tertentu. Ruangan juga dilengkapi dengan alat pendeteksi mikroba patogen sehingga tanaman yang terinfeksi segera dipisahkan.

Mahfud berharap, inisiasi ini menjadi solusi pemerintah Indonesia dalam mengatasi kebutuhan pangan dan keterbatasan lahan di masa depan. Sehingga, alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian semakin berkurang dan kelestarian hutan tetap terjaga.

"Tak hanya itu, diharapkan inovasi ini juga dapat membantu Indonesia dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) di tahun 2030," harapnya.

Baca Juga: Fakta Unik 549 Peserta se-Indonesia Ikut Webinar Anggrek Unila

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya