Bikin Green Corner, UIN Lampung Olah Limbah Sendiri di Kampus

Kapasitas alat yang disediakan mampu mengolah dua ton sampah

Bandar Lampung, IDN Times - Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) mengembangkan Green Corner, atau pojok hijau di lingkungan kampus Sukarame, Bandar Lampung.

Menurut Rektor UIN RIL, Prof Mukri, Green Corner sebagai tempat pengolahan limbah organik dan anorganik, green house, serta penggunaan insinerator. Prograk itu katanya mewujudkan visi sebagai sebagai kampus hijau berwawasan lingkungan rujukan internasional.

1. Siap menjadikan lingkungan lebih asri

Bikin Green Corner, UIN Lampung Olah Limbah Sendiri di KampusSuasana embung UIN Raden Intan Lampung menjadi lokasi favorit mahasiswa (IDN Times/Istimewa)

Dikenal sebagai kampus hijau, Prof Mukri meyakinkan itu bukan sekadar jargon. Sebab UIN RIL selalu melakukan langkah-langkah yang terukur untuk mewujudkan visi kampus. Menurutnya lagi, langkah konkret ini diharapkan dapat membuat kampus lebih hijau, asri, dan mengurai persoalan lingkungan.

"UIN RIL siap bersinergi membantu program pemerintah khususnya Kota Bandar Lampung, menjadikan lingkungan yang bersih dan asri," katanya, Senin (14/6/2021).

Baca Juga: Adem Banget, 10 Kampus Paling Hijau di Indonesia Versi UI GreenMetric

2. Olah limbah organik dan anorganik

Bikin Green Corner, UIN Lampung Olah Limbah Sendiri di KampusKondisi tumpukan sampah di TPA Bakung, Bandar Lampung. (IDN Times/Silviana)

Wakil Ketua Tim Pengembangan Kampus Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan (TPKBBL), Puji Raharjo menjelaskan, sampah organik akan diolah menjadi pupuk kompos dan limbah anorganik dijadikan bahan pembuatan paving block.

"Kalau insinerator ini alat untuk menghancurkan sampah anorganik dan dapat dikonversi menjadi energi listrik," terangnya.

Kapasitas insinerator yang dimiliki saat ini bisa mengolah sekitar dua ton sampah, baik itu sampah plastik, besi, dan lainnya bisa dimasukan ke dalam insinerator.

3. Olah pupuk untuk dikomersilkan

Bikin Green Corner, UIN Lampung Olah Limbah Sendiri di KampusIlustrasi stok pupuk. (Dok. Kementan)

Lebih lanjut Puji menyampaikan, sampah yang dimasukkan ke insinerator akan hancur menjadi abu agar bisa dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuat paving block.

“Ada juga mesin pencacah sampah organik untuk selanjutnya diolah jadi pupuk, yang tentunya bisa dijual juga. Sedangkan green house untuk tanaman atau sayuran dengan pola hidroponik,” terangnya.

4. Hasilkan 10-15 ton sampah per bulan

Bikin Green Corner, UIN Lampung Olah Limbah Sendiri di KampusIlustrasi sampah (Dok.IDN Times/Istimewa)

Sebagai upaya mewujudkan kampus hijau, Puji mengatakan, UIN Lampung mengembangkan zero waste management system. Pihaknya akan melibatkan mahasiswa agar belajar soal ekonomi lingkungan dan manfaat secara ekonomis.

“Sampah yang kita hasilkan sekitar 10-15 ton per bulan. Dengan pengolahan ini, kita sudah tidak buang sampah lagi keluar tapi diselesaikan sendiri dan diolah di dalam kampus,” pungkasnya.

Baca Juga: 1 Orang di Palembang Hasilkan Sampah 0,7 Kilogram Sehari

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya