Asa Perajin Tahu Tempe Bandar Lampung Hadapi Harga Kedelai Melambung

Demi dapur tetap mengebul, cari cara atasi harga kedelai 

Bandar Lampung, IDN Times - Kementerian Perdagangan mengatakan harga kedelai pada minggu ini mulai ada penurunan dibanding minggu sebelumnya. Kemendag berharap para importir kedelai tetap menjaga kestabilan harga supaya para perajin tahu tempe tetap berproduksi.

Namun turunnya harga kedelai pada minggu ini masih belum berdampak bagi perajin tempe di Kota Bandar Lampung, tepatnya di Kecamatan Sukarame, Gunung Sulah. Pandemik COVID-19 sudah cukup mengurangi pendapatan mereka, ditambah hargai kedelai yang melambung tinggi.

Berikut IDN Time rangkum strategi perajin tempe menghadapi harga kedelai naik.

Baca Juga: Atlet PON Open Water Swiming Lampung Naufal Rizki Latihan ala Marinir

1. Kenaikan paling tinggi dari sebelumnya

Asa Perajin Tahu Tempe Bandar Lampung Hadapi Harga Kedelai MelambungProses pencucian kedelai sebelum diolah menjadi tempe (IDN Times/Silviana)

Para perajin tahu tempe di Kampung Gunung Sulah mengeluhkan harga kedelai terus merangkak naik sejak pandemik COVID-19. Namun kenaikan pada bulan ini dianggap paling tinggi dari sebelumnya.

"Biasanya naik 100 atau 200 kalau sekarang sampai ribuan. Ini kayaknya bakal naik lagi nanti," kata Ngatinem salah satu perajin tempe.

Ngatinem mengatakan, harga kedelai sebelumnya masih diangka Rp7 ribu per kilogram (kg). Saat ini sudah Rp11 ribu, namun itu karena ia biasa mengambil sebanyak satu ton. Jika perajin lain yang mengambil eceran, harganya bisa sampai Rp12 ribu per kg.

2. Kurangi ukuran tempe jadi solusi

Asa Perajin Tahu Tempe Bandar Lampung Hadapi Harga Kedelai MelambungIlustrasi produsen tempe (6/1/2021) (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)

Upaya mengatasi persoalan kenaikan kedelai, Ngatinem harus mengurangi ukuran tempe yang dibuatnya. Namun ia tidak bisa mengurangi isi, sebab itu akan berpengaruh pada kualitas tempe.

"Kalau isinya dikurangin ya busuk. Jadi harus pinter-pinter pembuatnya buat ngurangin ukuran tadi itu. Karena kalau gak dikurangin ya gak ketemu sama modalnya," terangnya.

Bahkan ia menyampaikan, tak hanya harga kedelai yang naik, harga plastik sebagai pembungkus tempe juga ikut naik.

"Pendapatan ya jelas berkurang banyak tapi tetap disyukuri. Semoga COVID-19 cepat berlalu, biar harga kedelai normal lagi," harapnya.

3. Semua bahan produksi naik

Asa Perajin Tahu Tempe Bandar Lampung Hadapi Harga Kedelai MelambungIDN Times/Silviana

Kondisi serupa juga dialami oleh Erni perajin Tahu di Gunung Sulah. Ia bahkan harus menaikkan harga supaya tetap produksi di tengah harga kedelai  naik.

"Dulu 22 ribu dapet 100 tahu. Kalau sekarang 23 ribu dapet 100 tahu," ujarnya.

Erni juga mengurangi kapasitas pembuatan dalam cetakan. Biasanya dalam satu cetakan membutuhkan 3,5 kg kedelai. Saat ini hanya menggunakan 3 kg kedelai.

"Beli kedelai 10.800 sekarang. Minyak goreng sama kayunya juga naik jadi ya harus dikurangi bahannya," tuturnya.

Baca Juga: Mei 2021 Provinsi Lampung Inflasi 0,15 Persen, Ini Kata Bank Indonesia

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya