Terlalu Sepi, Pedagang Pasar SMEP Pilih Pindah dan Sewa di Lebak Budi

Pasar SMEP hanya ramai pembeli di lantai basement

Intinya Sih...

  • Pedagang kios lantai dua Pasar SMEP beralih ke Pasar Lebak Budi karena sepi pembeli, meski harus membayar sewa Rp1,5 juta per bulan.
  • Melani mengaku membayar sewa tidak masalah asalkan ramai, dan optimis bisa lebih untung di Pasar Lebak Budi.
  • Lantai basement dan satu Pasar SMEP masih cukup banyak pedagang dan pembeli melakukan transaksi, sementara lantai dua dan tiga terlihat sangat sepi.

Bandar Lampung, IDN Times - Terlalu sepi pembeli, pedagang kios lantai dua Pasar SMEP memutuskan meninggalkan kios gratisnya di Pasar SMEP dan memilih berdagang di Pasar Lebak Budi meski harus keluar uang sewa.

Seperti yang dilakukan oleh Melani, salah satu pedagang di Pasar Lebak Budi yang baru buka sekitar empat harian ini. Ia mengatakan, terpaksa merelakan kios gratis di Pasar SMEP dan mencari peruntungan di pasar tradisional semi modern baru di Bandar Lampung tersebut.

“Saya sebelumnya di SMEP. Kebagian kios yang di lantai dua. Di sana sepi banget. Kalau yang dagang kayak sayur gitu enak ya bisa dibawa ke depan (Jalan Imam Bonjol) kalau sudah sepi. Kalau dagang kelontong kayak saya ya gak bisa,” katanya, Rabu (1/4/2024).

Baca Juga: Potret Pilu Pasar SMEP, Bangunan Rp45 Miliar Pemkot Balam Sepi Peminat

1. Harga sewa mahal tak masalah jika pasar ramai

Terlalu Sepi, Pedagang Pasar SMEP Pilih Pindah dan Sewa di Lebak BudiLantai dua Pasar SMEP. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Melani menuturkan dirinya menyewa kios Pasar Lebak Budi dengan harga Rp1,5 juta per bulan. Belum lagi ia harus membayar uang salar yakni untuk kebersihan, keamanan dan lain-lain sebesar Rp20 ribu per hari.

Meski begitu, ia mengaku membayar sewa tidak masalah asalkan ramai. Setelah mencoba berdagang beberapa hari di tempat barunya tersebut pun ia optimis bisa lebih untung.

“Lumayan (ramai) di sini. Apalagi karena baru kita dapat diskon 1,3 (juta) per bulan. Ya walau baru berapa hari tapi kita coba lah ya ikhtiar. Dari pada saya diam saja di sana gak dapat apa-apa. Namanya juga pedagang mbak harus puter otak biar dagangan laku,” ujarnya.

2. Lantai dua basement sudah sepi sebelum tengah hari

Terlalu Sepi, Pedagang Pasar SMEP Pilih Pindah dan Sewa di Lebak BudiLantai dua Pasar SMEP. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Melani menjelaskan, sebenarnya tidak semua area Pasar SMEP sepi pembeli. Untuk lantai satu dan basement masih cukup banyak pedagang dan pembeli melakukan transaksi.

Menurut pantauan IDN Times, bagian basement dan lantai satu Pasar SMEP diisi oleh pedagang sayur, daging segar termasuk ikan, makanan kering, dan bahan pangan pokok.

Lantai basement masih banyak pedagang hingga pukul 11.00 WIB. Sementara lantai satu, dua dan tiga Pasar SMEP sudah terlihat sangat sepi. Bahkan tak ada lagi kios buka dan beberapa lapak dagang sudah memberesi dagangannya dan bersiap pulang.

3. Hanya lantai basement aktif hingga sore hari

Terlalu Sepi, Pedagang Pasar SMEP Pilih Pindah dan Sewa di Lebak BudiLantai basement Pasar SMEP. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Melani mengatakan, hampir semua pemilik kios lantai dua sudah tidak berdagang di Pasar SMEP dan mencoba berdagang di pasar lain termasuk Pasar Lebak Budi. Ia hanya berharap di kios dagang barunya ini bisa ramai pembeli.

“Ya harapannya bisa ramai di sini. Semoga di SMEP juga ramai jadi sama-sama ramai. Kasian juga pedagang di sana kalau sepi pembeli harus bawa dagangannya ke depan pasar,” katanya.

Ia menjelaskan, beberapa pedagang sayuran di SMEP lantai basement bisa berdagang dilapaknya sampai sekitar pukul 14.00 WIB. Setelah itu mereka akan pindahkan dagangannya ke depan sampai sore menjelang. Sementara lantai satu sudah sepi disiang hari.

Baca Juga: Potret dan Info Menarik Pasar Lebak Budi, Tak Perlu Bawa Uang Tunai!

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya