Pemukiman Pesisir dan Bukit Balam Tak Bisa Dijangkau Truk Sedot Tinja

Bahkan ada masyarakat menyedot sendiri tangki septiknya

Bandar Lampung, IDN Times - Masyarakat Pesisir Kota Bandar Lampung ternyata kesulitan untuk melakukan penyedotan tinja di rumah. Alhasil, mereka harus menyedotnya sendiri dan mengangkutnya dengan gerobak.

Hal ini disampaikan Annisa, salah satu warga Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung, Minggu (20/11/2022). Annisa merupakan salah satu aktivis dari salah satu NGO di Bandar Lampung. Ia sering melakukan survei kecil-kecilan pada pemukiman pesisir dan perbukitan di ingkungan kecamatan rumahnya.

“Kalau berdasarkan wawancara saya dengan masyarakat yang masih buang air besar sembarangan (BABS) itu karena mereka hampir gak pernah sedot WC rumahnya jadi penuh. Bahkan ada satu rumah yang bilang dia akhirnya sedot sendiri, dan sama dia diangkut pakai gerobak dan gak tahu dibuang kemana,” katanya.

1. Akses rumah tak bisa dijangkau truk sedot WC

Pemukiman Pesisir dan Bukit Balam Tak Bisa Dijangkau Truk Sedot TinjaIlustrasi pemukiman padat. Pemukiman di salah satu kawasan pesisir Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Annisa menjelaskan alasan masyarakat tidak membuat WC atau tak punya tangki septik adalah karena rumahnya berada di pemukiman padat penduduk. Sehingga truk sedot WC tidak bisa menjangkau rumah mereka.

“Mereka ini tinggalnya di pemukiman padat, dan jalan cuma gang-gang sempit. Jadi truk gak bisa masuk. Di perbukitan juga sama, truk gak bisa naik ke atas makanya mereka gak bisa pakai jasa sedot WC, akhirnya BABS,” ujarnya.

Oleh karenanya, banyak masyarakat pesisir atau perbukitan lebih memilih untuk membuang hajatnya langsung ke laut atau sungai dengan WC cemplung.

Baca Juga: Ironi Pemukiman Kota Dekat MBK Masih Buang Tinja Sembarangan ke Sungai

2. Sekitar 78 persen rumah di Bandar Lampung tak menyedot WC-nya

Pemukiman Pesisir dan Bukit Balam Tak Bisa Dijangkau Truk Sedot Tinjailustrasi simbol toilet (unsplash.com/Sung Jin Cho)

Project Field Officer SNV Lampung, Iffah Rachmi mengatakan, saat ini masih ada sekitar 78 persen masyarakat di Kota Bandar Lampung belum melakukan penyedotan tangki septik secara rutin.

Tentunya hal itu, dapat berpengaruh terhadap kualitas air di wilayah tersebut. Apalagi jika sumber air di wilayah itu belum mendapatkan sterilisasi dengan baik dan dikonsimsi maka akan menjadi sumber penyakit.

“Artinya ini kan belum jadi prioritas ya oleh masyarakatnya. Padahal idealnya tangki septik itu wajib disedot minimal 3 tahun sekali, apalagi kalau jarak tangki septik sama rumah kurang dari 10 meter, wajib sedot,” katanya.

3. Solusi menyedot dengan motor roda tiga masih belum efektif

Pemukiman Pesisir dan Bukit Balam Tak Bisa Dijangkau Truk Sedot TinjaMotor roda tiga. (Carmudi)

Mananggapi hal ini, Staf Bidang Perencanaan dan Anggaran PD Kebersihan Kota Bandar Lampung, Filar mengakui pihaknya sampai saat ini masih kesulitan untuk melakukan penyedotan di beberapa wilayah.

“Iya seperti penyedotan di daerah tinggi itu truk memang gak bisa masuk. Itu sebetulnya persoalan yang sedang dihadapi oleh PD kebersihan sampai saai ini,” ujarnya.

Ia juga mengatakan meski pihaknya masih memikirkan teknologi penyedotan yang bisa menjangkau ke semua tempat, solusi awal dari PD Kebersihan adalah melakukan penyedotannya dengan motor roda tiga.

“Tapi kalau itu masih susah untuk menjangkau perumahan yang jalannya sempit. Karena masih aja rumah-rumah yang jalan kampungnya hanya sebatas motor lewat saja,” katanya.

4. Lumpur tinja di Bandar Lampung telah dikelola melalui IPLT

Pemukiman Pesisir dan Bukit Balam Tak Bisa Dijangkau Truk Sedot TinjaKota Bandar Lampung memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Bakung di Kecamatan Telukbetung Barat. (IDN Times/Istimewa).

Untuk pengelolaan, Filar menyampaikan alur sanitasi untuk air limbah domestik yakni lumpur tinja di Bandar Lampung sudah termasuk ke dalam sanitasi aman.

Itu dikarenakan saat ini mereka telah memiliki IPLT sendiri untuk mengolah limbah tinja sebelum akhirnya dibuang. IPLT di TPA Bakung ini memiliki bak-bak pengelolaan air limbah tinja agar aman dan bersih ketika dibuang, serta limbah padatnya masih dalam penelitian untuk dijadikan pupuk organik. 

Tak hanya lumpur tinja dari Kota Bandar Lampung, IPLT ini bahkan menerima truk sedot tinja dari daerah sekitar seperti Kecamtan Natar Lampng Selatan dan Kabupaten Pesawaran.

Baca Juga: Ternyata 78 Persen Warga Bandar Lampung Tidak Sedot Septic Tank

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya