K3L, Badan Rescue Puluhan Kucing Jalanan Sakit di Lampung

Lewat media sosial, K3L menerima bantuan dari donatur

Intinya Sih...

  • Kucing menjadi hewan peliharaan populer di Indonesia, dengan jumlah peliharaan mencapai 4,8 juta ekor pada 2022.
  • K3L menampung lebih dari 100 kucing jalanan yang mengalami cacat fisik atau sakit, memberikan perawatan dan operasi bila diperlukan.
  • K3L membangun akun media sosial untuk mempublikasikan kondisi kucing-kucingnya, menerima donasi dari luar Lampung, namun terkadang masih kesulitan dalam pembiayaan perawatan.

Bandar Lampung, IDN Times - Kucing merupakan hewan mamalia berasal dari keluarga felidae. Tak hanya wajah dan kelakuannya begitu menggemaskan, hewan ini ternyata juga mudah memiliki ikatan emosional dengan manusia.

Maka tak heran banyak orang memilih kucing sebagai hewan peliharaannya. Euromonitor pada 2022 mencatat, ada 4,8 juta ekor kucing menjadi peliharaan di Indonesia. Jumlah itu meningkat 2,15 juta ekor dari 2016.

Hasil survei lembaga riset Rakuten Insight Global memperkuat data tersebut dengan menyebutkan kucing menjadi hewan paling banyak dipelihara dengan jumlah persentase sebanyak 47 persen dari seluruh responden di Indonesia pada 2021. Angka peliharaan kucing di Indonesia tersebut mengalahkan responden dari negara lain di kawasan Asia. Seperti Filipina (43 persen) dan Thailand (42 persen).

Namun semakin berkembangnya zaman, kucing awalnya hanya sebagai hewan peliharaan kini banyak menjadi figur publik atau cat influencer di media sosial. Pro kontra pun muncul setelah sebagian pecinta hewan berpandangan kucing menjadi komoditas konten di media sosial melanggar kesejahteraan hewan (animal welfare).

Di sisi lain, munculnya cat influencer juga ikut meningkatkan perubahan perilaku publik (behaviour change) akan kecintaan dan kepedulian manusia terhadap kucing. Tidak sedikit dari mereka memilih untuk mengadopsi kucing-kucing jalanan sehingga tidak lagi hidup berkeliaran, makan dan tidur sembarangan, serta beranak-pinak.

Hal itu lah yang dilakukan oleh Yani Dewi Susanti, Pendiri Komunitas Keluarga Kucing Lampung (K3L). Berdiri sejak Desember 2020, K3L kini menampung lebih dari 100 kucing jalanan (stray cat) yang mengalami gangguan cacat fisik atau sakit.

1. Komunitas cat rescue, menolong kucing jalanan butuh pertolongan

K3L, Badan Rescue Puluhan Kucing Jalanan Sakit di LampungKucing tanpa kaki di K3L. (IDN Times.com)

Berbeda dengan lembaga penampuan kucing jalanan biasa, K3L hanya menampung dan menolong kucing-kucing yang terluka karena kecelakaan atau sakit saja. Saat IDN Times mendatangi shelter K3L, beberapa kucing memang terlihat memiliki cacat fisik seperti tak memiliki kaki, tangan, dan sakit kanker.

“Kadang ada yang ngasih tau kita di Way Halim misalnya ada kucing (jalanan) yang ketabrak mobil kakinya patah,” kata Susan sapaan akrabnya pada IDN Times, Jumat (15/3/2024).

Susan mengatakan, para kucing yang terluka biasanya akan langsung ia bawa ke dokter hewan lalu mendapatkan perawatan atau operasi bila perlu. Setelah itu, kucing tersebut akan dirawat di shelter sampai benar-benar pulih.

“Kalau yang masih perlu dirawat kayak ini lukanya udah tinggal nunggu kering aja, kita taruh di kandang. Kalau yang sudah sehat banget baru kita lepas. Tapi kadang kita suka lepas juga kok supaya mereka gak bosen,” ujarnya.

2. Tak hanya di shelter, Susan juga merawat beberapa kucing di rumahnya

K3L, Badan Rescue Puluhan Kucing Jalanan Sakit di LampungK3L. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Susan menceritakan, tak sendirian saat membentuk K3L. Ia membentuk komunitas untuk membantu kucing jalanan yang sakit ini bersama lima orang pencinta kucing lainnya di Lampung.

“Kita ketemunya juga dikomunitas kucing juga. Tapi setelah sekian waktu berjalan, yang namanya setiap orang punya kesibukan masing-masing ya, akhirnya berkurang dan tinggal saya sendiri. Tapi saya di sini dibantu juga sama dua karyawan buat ngerawat kucing,” jelasnya.

Ia menyebutkan, K3L lahir murni dari kecintaannya terhadap kucing. Ia pun merasa iba pada kucing yang membutuhkan pertolongan sehingga merasa perlu memberikan rumah bagi mereka.

“Saya awalnya kerja di salah satu perusahaan swasta di Lampung sembari ngerawat kucing-kucing ini. Tapi setelah itu saya resign. Saya kayaknya pengin aja udah ngurusin mereka. Suami saya juga awalnya memang gak setuju tapi kayaknya sudah capek juga ya ngomongin saya dan akhirnya membiarkan,” jelasnya.

Tak hanya dirinya, Susan juga menceritakan dua anaknya terkadang ikut membantu mengurusi kucing di shelter. Sementara satu anak bungsu dan suaminya menjaga kucing-kucing lain di rumah mereka.

“Total kucing ada 100an kali ya mbak. Di rumah saya juga ada 30an kucing lah. Yang ngurus di rumah ya saya, tapi kadang dibantu anak sama suami saya,” imbuhnya.

Baca Juga: PDAM Klaim Produksi Air Melimpah, Namun Warga Lebih Memilih Air Tanah

3. Sering menunggak bayar makanan kucing dan perawatan di dokter

K3L, Badan Rescue Puluhan Kucing Jalanan Sakit di LampungKucing di K3L. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Susan menceritakan, baru memulai membangun akun media sosial K3L sekitar 2022. Di akun itu, ia mempublikasikan kondisi kucing-kucing K3L yang sakit dan membuka donasi untuk kucingnya.

Lewat media sosial itu pula ia melaporkan perawatan kucing yang mendapatkan donasi hingga sembuh, serta pertanggung jawaban uang dari para donatur.

“Banyak malah (donatur) dari luar Lampung. Soalnya kita juga ada kawan komunitas pecinta kucing dari daerah lain. Mereka ikut publikasiin juga. Kadang ada juga yang bantunya dengan kasih makanan atau pasir kucing,” imbuhnya.

Meski begitu, ia mengaku hasil donasi terkadang belum sepenuhnya bisa mencukupi kebutuhan para kucing di shelter. Ia mengaku beberapa kali menunggak membayar perawatan di dokter hewan dan petshop.

“Saya sering mbak ngebon di dokter. Saya bilang ke dokternya bayarnya nanti dan karena sudah kenal jadi boleh. Buat makanan dan pasir juga gitu. Kadang ya langsung bayar kadang ngebon dulu,” imbuhnya.

4. Sering kali mendapat fitnah

K3L, Badan Rescue Puluhan Kucing Jalanan Sakit di LampungK3L. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Mengurus puluhan kucing jalanan ternyata tak mudah, Susan mengatakan tak hanya keterbatasan ekonomi untuk mengurusi kucing-kucingnya, ia juga sering mendapat cemooh hingga fitnah dari beberapa orang.

“Yang namanya fitnah itu bukan sekali dua kali mbak. Tapi saya tutup telinga aja. Yang penting kucing-kucing saya bisa keurus dengan baik itu sudah cukup,” katanya.

Ia tak memungkiri kalau badan donasi seperti K3L memang rentan dari kecurigaan orang lain. Padahal, ia membuka tangan kepada siapapun yang ingin membantu kucing-kucing di shelter secara langsung.

“Jujur gak kecil loh mbak ngurusin mereka ini. Makanan aja abis berapa. Belum sewa tempat ini, terus bayar pegawai dua orang. Kita juga vaksin dan steril mereka. Soalnya gimana ya mbak, namanya juga kucing liar, kalau gak vaksin rabies kan kita gak tau mereka dari mana,” tambahnya.

Susan menjelaskan pengeluaran dalam seminggu untuk makanan dan pasir kucing saja sekitar Rp2,5 juta-Rp3 juta. Sementara untuk sewa rumah shelter kucing Rp3,5 juta per tahun.

“Tapi vaksin kadang kita nyari yang gratisan. Kan suka ada tuh yang ngadain vaksin rabies gratis. Lumayan kita bawa berapa pasti dikasih sama mereka,” lanjutnya.

5. Sedang membangun shelter permanen

K3L, Badan Rescue Puluhan Kucing Jalanan Sakit di LampungShelter baru K3L. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Kucing-kucing di K3L juga ternyata sering diikutsertakan dalam kompetisi kucing. Namun sebagian besar mereka masuk kategori special class karena memiliki cacat fisik.

“Kadang kita bawa tiga kucing dapat juara special class semua, lumayan kan jadi kena juara umumnya. Yang penting ikut kompetisi gini kan sehat badannya, terus gak kutuan,” kata Susan.

Saat ini, K3L sedang membangun shelter permanen untuk para kucingnya. Lokasinya pun tak jauh dari shelternya sekarang yakni di Gang Terong 8, Kemiling Permai, Kecamatan Kemiling Bandar Lampung.

“Kan kita sampai sekarang masih nyewa. Jadi ini sekarang lagi bangun shelter kita sendiri. Alhamdulillah kemarin ada yang bantu tanahnya jadi sekarang lagi proses bangun rumahnya,” ujarnya.

Susan menjelaskan, rumah tersebut sudah didesain khusus untuk rumah kucing sehingga harapannya para kucingnya bisa lebih nyaman nantinya tinggal di sana. Ia pun menerima jika memang ada yang hendak membantu pembangunan shelter kucing K3L.

Baca Juga: Ekonom Lampung soal Makan Siang Gratis: Sulit Terealisasi Konsisten

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya