Idul Adha 2022, Ada Peternak Pilih Tak Jual Sapi karena Berisiko

Vitamin dan jamu diberikan kepada ternak supaya tetap sehat

Bandar Lampung, IDN Times - Belum lama pandemik COVID-19 mereda, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) datang ke Indonesia dan membuat geger karena merugikan para peternak hewan ruminansia.

Menurut data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Lampung, hingga akhir Juni 2022 lalu, virus PMK di Lampung telah menginfeksi sebanyak 299 ekor sapi di empat kabupaten. Di Tulangbawang ada 121 ekor, Tulangbawang Barat 78 ekor, Lampung Timur 82 ekor, dan Mesuji 18 ekor.

Meski kesebelas kabupaten/kota lainnya termasuk zona hijau untuk kasus PMK, rupanya hal ini juga berdampak bagi peternak dan penjual ternak di sana khususnya menjelang Idul Adha. Beberapa dari mereka memilih untuk tidak menjual sapi karena tidak mau mengambil resiko tertular PMK.

1. Karena tak jual sapi, ada penurunan pendapatan

Idul Adha 2022, Ada Peternak Pilih Tak Jual Sapi karena BerisikoTernak kambing. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Subur Raharjo, seorang peternak kambing di Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran mengatakan, momentum Idul Adha biasanya akan membuka lapaknya di Bandar Lampung. Setiap tahun, ia selalu menjual sapi dan kambing. Namun berbeda dengan tahun ini, Ia memilih untuk menjual ternak miliknya saja.

“Kalau biasanya sih saya ada sapi juga. Kalau sapi emang ngambil, tapi kalau kambing itu ternak sendiri. Tahun ini saya gak jual sapi dulu, soalnya gak mau ambil resiko, takut juga kalo kena PMK,” katanya, Kamis (7/7/2022).

Hal ini tentu memengaruhi pendapatannya di Idul Adha kali ini. Ia memang belum menghitung secara detail terkait omzet tahun ini, namun diperkirakan selisih pendapatannya dengan tahun lalu bisa turun sekitar 30 persen.

“Makanya sebenarnya dari sapi itu lumayan. Tapi kan sesuai modal juga. Kemarin (tahun lalu) kita keluar modal untuk sapi, tahun ini enggak. Kemarin itu kita pas Idul Adha aja ya mbak, sekitar 10 hari itu bersih adalah 25 (juta),” imbuhnya.

2. Tidak ada ternak dengan gejala PMK

Idul Adha 2022, Ada Peternak Pilih Tak Jual Sapi karena BerisikoTernak sapi di Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Subur menjelaskan, sejak wabah PMK masuk ke Indonesia, ternaknya tidak pernah terjangkit atau bahkan memiliki gejala penyakit mematikan itu. 

“Alhamdulillah kalau ternak saya aman. Kemarin itu dari dinas kota juga sempet ngecek ke sini, tapi sehat semua, ceria. Makannya juga bagus dan gak ada gejala,” ujarnya.

Ia melanjutkan, ternak miliknya ini belum mendapatkan vaksin PMK sampai sekarang. Hal itu dikarenakan ternak-ternaknya ini memiliki risiko akan dipotong dalam waktu dekat (dijual untuk Idul Adha) sehingga tidak diperbolehkan untuk divaksin.

“Soalnya kan kalau mau dipotong justru gak boleh vaksin. Seenggaknya enam bulan dari vaksin itulah ternak baru boleh dipotong. Makanya mereka ini gak vaksin PMK,” ujarnya.

Baca Juga: Jelang Idul Adha, Pemkot Balam Ajukan 1.000 Vaksin PMK ke Pusat

3. Selain vitamin, ternak wajib diberi jamu agar sehat dan nafsu makannya bagus

Idul Adha 2022, Ada Peternak Pilih Tak Jual Sapi karena BerisikoKambing lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Ada beberapa kiat agar ternaknya selalu sehat dan gemuk. Dari makanan saja, Subur akan selalu memilih rumput hijau karena lebih segar dan masih banyak kandungan airnya. Sesekali, Ia akan mencampurkan jamu buatannya ke dalam makanan ternaknya.

“Kayak dari rempah-rempah gitu kunyit segala macem. Kalau kita bilangnya mah jamu lah. Kita rutin juga kasih minum dan vitamin. Vitamin ini ngasihnya sebulan sekali disuntik ke ternaknya. Kita belinya sekitar 150-200 ribu per botolnya (100 gram) itu bisa buat sekitar 30 kambing. Emang mahal sih, tapi namanya juga usaha ya gimana lagi,” katanya.

Ia melanjutkan, penyuntikan ini juga tak semata-mata dilakukan oleh dirinya sendiri melainkan meminta bantuan dengan dokter hewan setempat. Menurut Subur, biaya memanggil dokter hewan ini juga cukup terjangkau.

“Soalnya sudah langganan juga, jadi saya dikasih murah. Untuk satu kali manggil itu 100-150 ribu, tergantung banyak ternaknya. Biasanya sambil nyuntikin vaksin itu ya sambil cek kesehatan juga lah dasar-dasar,” katanya

Ia menjual kambingnya mulai dari harga Rp2 juta-4 jutaan. Ia membuka lapak mulai pukul 7 pagi sampai 9 malam. Hari pertama Idul Adha pun ia masih buka. Namun hari berikutnya sudah tak jual di Bandar Lampung, hanya di kandang Tegineneng saja.

4. Beberapa peternak masih berani menjual sapi

Idul Adha 2022, Ada Peternak Pilih Tak Jual Sapi karena BerisikoSuwardi, penjual kambing dan sapi di Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Berbeda dengan Subur, peternak asal Telukbetung Utara Bandar Lampung bernama Suwardi menyatakan tidak terlalu takut dengan wabah PMK. Ia tidak khawatir karena ternak-ternaknya telah berkali-kali menerima pemeriksaan baik saat karantina, dari dinas provinsi, dan dinas kota.

“Saya berani-berani aja sih jual sapi soalnya gak ada yang kena PMK. Kan sudah diperiksa dari karantina, dari provinsi dan kota juga. Pemeriksaannya juga gratis. Didatangi juga jadi saya yakin aman,” ujarnya.

Sama seperti Subur, hanya kambing saja yang benar-benar Ia kembang biakan. Kandang kambing miliknya ada di Desa Tanjungan, Kabupaten Lampung Selatan. Sedangkan sapi-sapinya Ia ambil dari Kabupaten Pesawaran. Harga ternaknya bervariasi, untuk kambing Ia jual mulai dari Rp2 juta-7 juta, sedangkan sapi harganya Rp16-30 juta.

“Kalau saya gak neko-neko, cuma kasih makan, minum tapi tidak sering karena takut pilek, terus vitamin. Vitamin ini di kasih bareng makanan. Paling 3 bulan sekali saya kasihnya karena untuk nafsu makan saja. Saya beli sekitar 200 ribu untuk 50 ekor kambing,” katanya.

5. Pandemik COVID-19 lebih berdampak dibanding wabah PMK

Idul Adha 2022, Ada Peternak Pilih Tak Jual Sapi karena BerisikoSapi milik peternak Lampung, Suwardi. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Suwardi mengatakan, meski wabah PMK sedang ramai, Ia mengaku penjualan tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Menurutnya, pandemik COVID-19 lebih berdampak dibanding wabah PMK. Hal itu dikarenakan tahun lalu peraturan PPKM masih ketat sampai ada pengetatan mobilitas masyarakat juga.

“Kalau saya mau bilang tahun ini masih lebih ramai dibanding tahun lalu. Saat Idul Adha khususnya ya. Soalnya kalau hari biasa itu jarang yang cari kambing, paling untuk akikah kan,” imbuhnya.

Selama iaa berjualan juga, hanya beberapa orang saja yang menanyakan apakah ternaknya sempat terkena PMK atau tidak. Namun sebagian lainnya tidak terlalu mempermasalahkan.

“Pernah ada yang tanya itu. Tapi wajar sih kalau kata saya, soalnya kekhawatiran itu pasti ada. Tapi kami sebagai pedagang ya tinggal jawab sesuai keadaan di lapang aja, mereka juga kan bisa menilai kambing atau sapinya sehat atau tidak,” katanya.

6. Dinas Pertanian Kota Bandar Lampung belum menemukan kasus PMK

Idul Adha 2022, Ada Peternak Pilih Tak Jual Sapi karena BerisikoKepala Dinas Pertanian dan Peternakan Bandar Lampung, Agustini. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Dinas Pertanian Kota Bandar Lampung melakukan pengecekan kembali terhadap ternak-ternak di lapak dagang Rabu lalu. Kepala Dinas Pertanian Kota Bandar Lampung, Agustini mengatakan dari hasil pantauan mereka, rata-rata ternak di Bandar Lampung sehat.

“Cuma ada satu sapi badannya agak panas, tapi sudah di cek bukan PMK. Sapi itu kadang memang suka masuk angin. Tapi kalau kambing semuanya sehat," ujarnya.

Ia juga menyampaikan pemeriksaan seluruh lapak penjual hewan kurban di Bandar Lampung telah dilakukan sehingga mereka rekomendasikan masyarakat untuk membeli hewan qurban di sana saja. "Kita juga sudah koordinasikan, kalau pedagang nemu ada gejala PMK, kami disarankan mereka untuk menghubungi kami," tambahnya.

Ia mengatakan untuk harga ternak di lapak dagang Kota Bandar Lampung masih stabil, namun harga sapi mengalami kenaikannya agak signifikan dan diduga mendapat pengaruh dari adanya wabah PMK. Jumlah ternak di lapak hewan qurban Bandar Lampung saat ini untuk sapi ada sekitar 800 ekor dan kambing sekitar 2000an ekor.

7. Tips memilih hewan kurban sehat

Idul Adha 2022, Ada Peternak Pilih Tak Jual Sapi karena BerisikoKambing Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Dokter hewan Dinas Pertanian Kota Bandar Lampung, Khairul husnani mengatakan untuk memilih hewan layak kurban pertama harus cukup umur, ditandai adanya pergantian gigi baik di sapi, kambing, atau domba. 

“Kalau sudah ada gigi permanennya berarti sudah dewasa, sudah layak untuk dikurban. Kemudian tidak ada cacat permanen, kalau jantan alat kelaminnya itu harus normal dua-duanya ada. Kalau cuma sebelah itu tidak boleh untuk qurban,” ujarnya.

Ia melanjutkan hidung, mulut, mata, hingga kemaluan itu tidak mengeluarkan cairan-cairan abnormal. Ia menambahkan untuk masa wabah PMK seperti ini, kriteria qurban lebih diperlonggar, dalam arti jika hewan masih sakit ringan itu boleh di qurbankan. 

Baca Juga: Disnakkeswan Lampung Distribusikan 37 Ribu Dosis Vaksin PMK

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya