Harga Cabai Capai Rp90 Ribu, Kadisdag: Hanya Satu Dua Bulan Saja

Masuk musim hujan akan panen raya

Bandar Lampung, IDN Times - Kenaikan harga cabai di Bandar Lampung diprediksi hanya akan terjadi hingga akhir tahun ini saja. Itu dikarenakan Lampung sudah memasuki musim hujan sejak awal November 2023.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung, Wilson Faisol. Ia mengatakan, tingginya harga cabai di pasaran kemungkinan hanya terjadi satu hingga dua bulan saja.

“Apalagi kan musim hujan sudah mulai datang. Insya Allah lah sebulan dua bulan lagi harga cabai akan normal lagi karena kan panen raya,” kata Wilson ketika diwawancarai di gedung pemkot setempat, Jumat (3/11/2023).

Baca Juga: Inflasi Oktober 2023 Lampung 0,30 Persen, BI Soroti Harga Pangan

1. Harga cabai Rp90 ribu per kilogram

Harga Cabai Capai Rp90 Ribu, Kadisdag: Hanya Satu Dua Bulan SajaCabai merah di Pasar Pasir Gintung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Diketahui harga cabai di beberapa pasar tradisional di Bandar Lampung melonjak. Seperti penuturan Yanto, pedagang cabai di Pasar SMEP mengatakan harga cabai sudah mencapai Rp90 ribu dari Rp75 ribu per kilogram.

“Cabai caplak 75-80 (ribu) kemarin. Ini udah naik lagi 90. Memang naik banget. Kita juga hanya menyesuaikan dari sananya mereka naik kita ikut naik,” kata Yanto.

Tak hanya cabai caplak. Cabai jenis lainnya pun mengalami kenaikan seperri cabai rawit mengalami kenaikan sekitar Rp15 ribu dari sebelumnya Rp40 ribu per kilogram. Begitupun dengan cabai merah mengalami kenaikan Rp15 ribu dari sebelumnya Rp50 ribu.

2. Kenaikan rata pada semua jenis cabai

Harga Cabai Capai Rp90 Ribu, Kadisdag: Hanya Satu Dua Bulan SajaPasar Pasir Gintung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Untuk alasan kenaikan cabai ini pun Yanto mengaku tidak mengetahui secara pasti. Sehingga ia harus memutar otak agar masyarakat tetap mau membeli cabai di lapaknya.

“Kita biasanya jual berapapun yang dimau pembeli aja. Mereka mau 5000 atau 10.000 ya kita kasih tinggal kita atur aja berapa banyaknya. Kalau gak di keteng gitu ya gak bakal mau mereka,” katanya.

Namun untuk intensitas jumlah pembeli cabai di lapaknya, ia menyebutkan tidak terjadi penurunan secara drastis. Ia menduga hal itu kemungkinan disebabkan karena kebutuhan masyarakat atas cabai.

“Soalnya mau gak mau kan mereka pasti masak. Pakai cabai. Mau mahal juga pasti tetap beli cabai walaupun sedikit,” imbuhnya.

3. Stok lebih penting dibanding harga

Harga Cabai Capai Rp90 Ribu, Kadisdag: Hanya Satu Dua Bulan SajaKadisdag Bandar Lampung, Wilson Faisol. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Terkait hal itu, Kepala Dinas Perdagangan Wilson Faisol pun mengatakan dibanding harga, dinas perdagangan lebih berfokus pada pengadaan stok terkait bahan pangan pokok termasuk cabai.

“Karena kalau harga itu yang menentukan pasar. Fluktiatif dia, kalau permintaan sedang banyak ya mahal, pun sebaliknya. Kalau pas stok melimpah ruah karena panen raya akan murah, pasti begitu,” ujarnya.

Ia memaklumi kenaikan harga ini karena tak hanya terjadi di Lampung saja tapi juga seluruh Indonesia.

“Jadi upaya kita lebih ke koordinasi untuk stoknya. Koordinasi ke daerah penyangga cabai. Insya Allah mudah-mudahan musim hujan ini stok akan melimpah karena panen raya,” ujarnya.

Baca Juga: La Frutta Madre Donasikan Hasil Penjualan Jus Semangka untuk Palestina

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya