Gegara Banjir Bandang, Pembudidaya Kerang Hijau Lampung Gagal Panen

Kerugian capai ratusan juta rupiah

Intinya Sih...

  • Banjir bandang mengakibatkan gagal panen kerang hijau di Perairan Teluk Betung Timur
  • 20 pembudidaya terkena dampak, kerugian mencapai ratusan juta rupiah karena longlai terseret hingga 2 km
  • Sebagian wilayah budidaya masih aman, namun Kamsi berharap ada perhatian pemerintah untuk mencegah kejadian serupa

Bandar Lampung, IDN Times - Banjir bandang akibat rob air laut di Perairan Teluk Betung Timur mengakibatkan pembudidaya kerang hijau gagal panen.

Pembudidaya Kerang Hijau Teluk Betung Timur Kamsi mengatakan banjir bandang, Selasa (12/3/2024) malam menyebabkan kerusakan parah pada keramba kerang hijau miliknya dan beberapa petani kerang hijau lainnya.

“Kejadiannya kira-kira jam 4 sore, waktu itu hujan besar dari gunung. Habis itu, jam 9 (malam) kebanjiran, pohon juga tumbang. Air laut naik,” katanya, Kamis (14/3/2024).

Baca Juga: Gerindra Terdepan, Ini 85 Caleg DPRD Provinsi Lampung Terpilih 2024

1. Sebanyak 20 pembudidaya terkena dampak

Gegara Banjir Bandang, Pembudidaya Kerang Hijau Lampung Gagal PanenPembudidaya kerang hijau di Teluk Betung Timur Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Kamsi menjelaskan, gagal panen ini terjadi usai banjir menghancurkan dan menghanyutkan bibit kerang hijau berusia tiga bulan di kawasan pembudidaya kerang hijau Teluk Betung Timur.

Ada sebanyak 20 pembudidaya terkena dampak dan gagal panen karena tempat bertumbuhnya kerang (dari botol plastik bekas) tersebut terseret oleh gelombang laut hingga lebih dari dua kilometer.

“Ada 20 (pembudidaya) yang kena. Kalau kerugian mah banyak. Soalnya kerangnya rusak kena kayu dan banjir, jadi pada putus kecabut semua kerambaknya,” jelasnya.

2. Kerugian capai ratusan juta

Gegara Banjir Bandang, Pembudidaya Kerang Hijau Lampung Gagal PanenPembudidaya kerang hijau di Teluk Betung Timur Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Kamsi menyebutkan, jika dijumlahkan kerugian para pembudidaya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Pasalnya, satu pembudidaya bisa kehilangan sekitar 60 longlai (botol plastik) pada banjir bandang Selasa lalu.

Sementara modal untuk membuat satu longlai saja bisa mencapai Rp200 ribu. Sehingga jika dirata-ratakan seluruh pembudidaya kehilangan longlainya maka total kerugian mencapai Rp240 juta.

“Pokoknya gini, per longlai (botol plastik) itu kita modal 200 ribu. Sementara total longlai hanyut itu per pembudidaya sekitar 60 longlai. Jadi ya ada kan seratus jutaan,” jelasnya.

3. Hanya tersisa 20 persen kerang hijau bisa dipanen

Gegara Banjir Bandang, Pembudidaya Kerang Hijau Lampung Gagal PanenPembudidaya kerang hijau di Teluk Betung Timur Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Namun Kamsi mengatakan, untungnya tidak seluruh daerah budidaya rusak, masih ada sekitar 20 persen wilayah keramba aman dan masih bisa dipanen oleh pembudidaya.

Kamsi mengatakan, kejadian separah ini baru kali ini terjadi sepanjang dirinya menjadi pembudidaya kerang hijau. Ia pun tidak bisa memungkiri karena hal ini disebabkan oleh bencana alam.

“Baru tahun ini kejadian separah ini. Dulu juga pernah tapi tidak parah. Harapannya ya semoga gak ada banjir bandang lagi yang sampai parah begini. Semoga bisa ada perhatian juga dari pemerintah,” katanya.

Baca Juga: Bazar Takjil Taman Bung Karno Bandar Lampung, Ada 37 Stan Kuliner UMKM

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya