Cegah Jalan Rusak, ITERA Usung Inovasi Penanganan ODOL ke Kemenhub

Kerusakan jalan karena kendaraan ODOL Rp43 triliun

Intinya Sih...

  • ITERA menyampaikan inovasi teknologi pemantauan berat truk di jalan tol dan kamera pemantauan lalu lintas untuk mengatasi masalah Over Dimension dan Over Load (ODOL) di Lampung.
  • Kendaraan ODOL di Provinsi Lampung telah menyebabkan kerusakan jalan hingga mencapai Rp43 triliun, serta menimbulkan dampak negatif lain seperti kecelakaan lalu lintas dan pencemaran lingkungan.
  • ITERA merekomendasikan penerapan inovasi teknologi secara merata di daerah rawan ODOL, termasuk evaluasi sistem keselamatan ODOL untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan.

Lampung Selatan, IDN Times - Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menyampaikan rancangan penanganan masalah transportasi jalan sering terjadi di Lampung yakni Over Dimension dan Over Load (ODOL) ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.

Presentasi ini dilakukan Dosen Program Studi Teknik Sipil ITERA Muhammad Abi Berkah Nadi. Dalam Konsinyering Penanganan Masalah ODOL pada Angkutan Jalan tersebut, ia memaparkan inovasi dari ITERA yakni, desain teknologi sistem pemantauan berat truk di jalan tol dan kamera pemantauan lalu lintas.

“Dimana kedua teknologi ini dapat membantu mendeteksi truk yang kelebihan muatan dengan pengembangan mobile phone control agar bisa memantau secara realtime langsung kepada Kemenhub RI,” kata Abi, Jumat (22/3/2024).

Baca Juga: Air Sumur Kuning Seperti Karat di Lampung, Ini Penjelasan Dosen ITERA

1. Kerugian jalan rusak akibat ODOL capai Rp43 triliun

Cegah Jalan Rusak, ITERA Usung Inovasi Penanganan ODOL ke KemenhubKonsinyering Penanganan Masalah ODOL Pada Angkutan Jalan di Jakarta (20/3/2024). (IDN Times/Istimewa)

Belum lama ini Lampung sempat viral di dunia maya karena kondisi jalannya rusak. Bahkan Presiden Joko “Jokowi” Widodo sampai datang untuk menilik langsung keadaan jalan lintas nasional tersebut seperti di Lampung Selatan dan Lampung Tengah.

Abi menjelaskan, jalan di Provinsi Lampung banyak mengalami kerusakan disebabkan dari banyaknya kendaraan ODOL. Di wilayah Lintas Timur dan Lintas Tengah Provinsi Lampung sudah ada beberapa titik rawan kerusakan sehingga setiap tahunnya selalu ada perbaikan jalan.

“Kementerian PUPR mencatat kerugian kerusakan jalan karena kendaraan ODOL ini mencapai Rp43 triliun. Tak hanya kerusakan jalan yang merugikan hingga triliunan rupiah, akan muncul dampak negatif lain seperti rawan kecelakaan lalu lintas, hingga pencemaran lingkungan,” jelasnya.

2. Teknologi ini harus diterapkan di daerah rawan ODOL seperti Lampung

Cegah Jalan Rusak, ITERA Usung Inovasi Penanganan ODOL ke KemenhubKonsinyering Penanganan Masalah ODOL Pada Angkutan Jalan di Jakarta (20/3/2024). (IDN Times/Istimewa)

Melihat kerusakan dan kerugian ditimbulkan, Sekretaris Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Lampung tersebut melanjutkan, ITERA memandang perlu adanya inovasi agar truk bisa mengikuti aturan dalam dimensi dan muatan untuk melakukan mobilisasi.

“ITERA merekomendasikan untuk diterapkan inovasi teknologi secara merata di beberapa daerah rawan ODOL seperti di Lampung. Dengan pengembangan digitalisasi untuk meningkatkan teknologi keamanan berkendara yang sesuai dengan dimensi dan muatan, ini bisa disinkronkan dengan big data untuk di daerah jembatan timbang,” paparnya.

Selain itu Abi menambahkan perlu juga dilakukan evaluasi tentang sistem keselamatan ODOL sebagaimana amanah lalu lintas, kerusakan jalan, kecelakaan lalu lintas, dan pencemaran lingkungan akibat tanpa uji layak KIR oleh dinas perhubungan.

3. Berharap inovasi ITERA dapat direalisasikan oleh Kemenhub

Cegah Jalan Rusak, ITERA Usung Inovasi Penanganan ODOL ke KemenhubTruk ODOL terajaring razia di ruas tol Ngawi - Kertosono/ IDN Times/ Riyanto

Diketahui konsinyering dilaksanakan Rabu (20/3/2024) di Hotel RedTop Jakarta ini tak hanya dihadiri oleh ITERA namun beberapa perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia lainnya seperti Universitas Indonesia  dan Universitas Gadjah Mada.

Selain ITERA, narasumber lainnya juga ada Ir. Tri Tjahjono, M.Sc., Ph.D., dari Universitas Indonesia, Ir. Djoko M.Sc.,dari Universitas Gajah Mada, dan dari Kepala Pusat Kebijakan Keselamatan dan Keamanan Transportasi Kemenhub.

Abi berharap, inovasi ITERA tersebut dapat dimanfaatkan oleh Kemenhub RI dalam meminimalisasi terjadinya kerusakan jalan, kecelakaan lalu lintas akibat muatan berlebihan dan pengurangan emisi karbon dari truk dengan melakukan uji kelayakan dan uji tipe pada kendaraan.

Baca Juga: OAIL ITERA Prediksi Ketinggian Hilal Tahun Ini Rendah, Sulit Diamati

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya