Keren! Mahasiswa ITERA Bikin Teknologi Penyuling Air Laut Tenaga Surya

Bantu warga Pulau Rimau Lampung Selatan dapat air tawar

Lampung Selatan, IDN Times - Minimnya akses air tawar bagi masyarakat di Pulau Rimau, Lampung Selatan, membuat mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) berinisiasi menggagas pembuatan alat distilasi atau penyulingan air laut menjadi air tawar dengan tenaga surya.

Kegiatan tersebut menjadi bagian dari pelaksanaan program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat (PKM-PM) didukung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemdikbud Ristek RI.

Pembuatan teknologi penyuling air laut tenaga surya tersebut dilakukan oleh Ahmad Rafi Apriliawan, Siti Muslimah, Andini Juliana merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Sistem Energi ITERA, dan M Fait Ali dari Prodi Teknik Material ITERA. Para mahasiswa dibimbing oleh dosen Program Studi Teknik Sistem Energi ITERA, Madi.

Berikut IDN Times rangkum ide awal hingga pengaplikasian alat teknologi penyuling air laut tenaga surya hingga berhasil diterapkan di Pulau Rimau Sabtu pekan lalu.

1. Cara kerja alat

Keren! Mahasiswa ITERA Bikin Teknologi Penyuling Air Laut Tenaga SuryaMahasiswa ITERA berinisiasi menggagas pembuatan alat distilasi atau penyulingan air laut menjadi air tawar dengan tenaga surya. (IDN Times/Istimewa).

Mahasiswa ITERA membuat sebuah teknologi panel surya tipe monocrystalline berkapasitas 240 wp sebagai sumber energi pada alat penyuling air laut berukuran  40cm x 80cm x 15 cm dan mampu menampung 84 liter air laut. Alat tersebut mampu menghasilkan sekitar 24 liter air bersih dalam satu hari.

Alat bekerja dengan menampung air laut ke dalam bak penampung, kemudian dilakukan proses penguapan dengan bantuan water heater. Panel Surya bekerja sebagai sumber listrik water heater dengan bantuan inverter kemudian akan menguapkan air laut menjadi air tawar yang dapat dimanfaarkan oleh masyarakat.

Salah satu mahasiswa, Ahmad Rafi Apriliawan mengataka, Pulau Rimau selama ini merupakan salah satu daerah di Lampung masyarakatnya masih sulit mengakses air tawar. Lokasi permukiman warga yang sangat dekat dengan lautan membuat sumber air terasa sangat asin dan kurang bersih.

2. Masyarakat Pulau Rimau tadinya dapat air tawar dari tampungan air hujan

Keren! Mahasiswa ITERA Bikin Teknologi Penyuling Air Laut Tenaga Suryagoogle

Rafi menerangkan, selama ini masyarakat setempat terkadang mendapatkan air tawar dari hasil tampungan air hujan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Hal itu mendorong tim mahasiswa ITERA menciptakan teknologi panel surya untuk penyulingan air laut menjadi air tawar di pulau tersebut.

“Mahasiswa ITERA tidak sekadar melakukan penerapan teknologi, akan tetapi juga mengedukasi masyarakat terkait pengenalan panel surya sebagai teknologi energi baru dan terbarukan. Program yang digagas mahasiswa ini kami namakan Penerapan dan Edukasi (Peduksi),” paparnya.

3. Bermanfaat memenuhi kebutuhan air bersih

Keren! Mahasiswa ITERA Bikin Teknologi Penyuling Air Laut Tenaga SuryaMahasiswa ITERA berinisiasi menggagas pembuatan alat distilasi atau penyulingan air laut menjadi air tawar dengan tenaga surya. (IDN Times/Istimewa).

Madi selaku dosen pembimbing, menjelaskan, teknologi panel surya dan alat penyuling air laut yang diterapkan sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Pulau Rimau. Selain itu, pemanfaatan panel surya diharapkan dapat mencerdaskan masyarakat terkait sumber energy baru yang ramah lingkungan.

“Saya yakin alat sederhana ini menjadi luar biasa ke depannya, dan saya bangga kepada mahasiswa yang dapat menjadi contoh untuk generasi pemuda agar terus berkarya, dan memberikan manfaat kepada masyarakat,” ujarnya.

Kepala Dusun Pulau Rimau, Suhendra menyampaikan terima kasih atas bantuan para mahasiswa ITERA dalam menciptakan teknologi penyuling air laut menjadi air tawar bagi masyarakat dusunnya.

“Pemakaiannya sangat praktis, bermanfaat, dan mudah untuk digunakan. Kami banyak berterimakasih kepada tim ITERA yang telah menerapkan teknologi ini untuk mengatasi krisis air bersih di Pulau Rimau,” katanya.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya