Duh, Jumlah Penduduk Miskin Lampung 1,09 Juta Orang

Pandemik COVID-19 picu penambahan penduduk miskin

Bandar Lampung, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat, jumlah penduduk miskin di Lampung per September 2020 mencapai 1,09 juta orang.  

Merujuk jumlah itu, terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin sebanyak 41,82 ribu orang dibandingkan Maret 2020. Sementara jika dibandingkan September 2019, jumlah penduduk miskin meningkat sebanyak 49,66 ribu orang.

Kepala BPS Lampung, Faizal Anwar mengatakan, kenaikan angka kemiskinan Lampung pada September 2020 terjadi bersamaan dengan melemahnya perekonomian akibat dampak pandemik COVID-19. “Kondisi ini berimbas ke penduduk kota dan desa,” jelasnya dalam keterangan tertulis diterima IDN Times, Selasa (16/2/2021).

1. Jumlah penduduk miskin di perkotaan naik 9,59 persen

Duh, Jumlah Penduduk Miskin Lampung 1,09 Juta OrangANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Faizal menyampaikan, berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan 259,28 ribu. Jumlah itu naik 9,59 persen (22,18 ribu orang) dibanding data Maret 2020 sebesar 237,10 ribu orang.

Kondisi serupa juga terjadi di perdesaan. Jumlah penduduk miskin September 2020 di angka 831,86 ribu. Jumlah itu naik 19,64 ribu (14,22 persen) dibanding Maret 2020

“Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan ini adalah data Susenas Survei Sosial Ekonomi Nasional) bulan September 2020,” paparnya.

Baca Juga: BPS Catat Desember Tamu Hotel Naik 5.494 Orang, Januari PHRI Prediksi Turun

2. Garis kemiskinan kelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin

Duh, Jumlah Penduduk Miskin Lampung 1,09 Juta OrangIlustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Garis Kemiskinan (GK) dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

Faizal menjelaskan, periode Maret-September 2020, GK naik sebesar 0,83 persen dari Rp453.733 per kapita per bulan pada Maret 2020 menjadi Rp457.495 per kapita per bulan September 2020.

Sementara periode September 2019-September 2020, GK naik sebesar 5,25 persen, yaitu dari Rp434.675 per kapita per bulan pada September 2019 menjadi Rp457.495,- per kapita per bulan September 2020.

“Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pendapatan sebagian penduduk miskin khususnya mereka yang berada disekitar garis kemiskinan belum mampu mengimbangi kenaikan harga pada saat garis kemiskinan mengalami kenaikan,” kata Faizal.

3. Peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan

Duh, Jumlah Penduduk Miskin Lampung 1,09 Juta OrangDokumentas Bag Humas Polres Mimika / Istimewa

Faizal mengatakan, merujuk komponen GK terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan.

Besarnya sumbangan GKM terhadap GK periode September 2020 sebesar 75,40 persen. “Artinya, kenaikan harga pada bahan makanan di tengah masyarakat menjadi salah satu penyebab kenaikan garis kemiskinan yang terjadi di Provinsi Lampung,” urainya.

Faizal menambahkan, September 2020, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama. Beras memberi sumbangan sebesar 16,59 persen di perkotaan dan 22,45 persen di perdesaan.

Begitu juga rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (10,65 persen di perkotaan dan 11,36 persen di perdesaan).  Komoditi lainnya adalah telur ayam ras (5,03 persen di perkotaan dan 3,94 persen di perdesaan), cabai rawit (2,76 persen di perkotaan dan 4,49 persen di perdesaan), roti (2,57 persen di perkotaan dan 2,28 persen di perdesaan), gula pasir (2,41 persen di perkotaan dan 2,91 di perdesaan), dan seterusnya.

Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, dan pendidikan.

Baca Juga: Inflasi Lampung Januari 2021 Lebih Tinggi dari Nasional dan Sumatera

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya