Cara Polda Lampung Ajak Kicau Mania Perangi Perdagangan Ilegal Satwa

Perdagangan ilegal satwa liar marak

Intinya Sih...

  • Perdagangan ilegal satwa liar marak di Lampung, terutama karena perburuan liar di hutan dan tingginya permintaan di pasar hewan di Jawa.
  • Kapolda Lampung menggelar Lomba Burung Berkicau untuk menyuarakan pesan konservasi satwa liar dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan satwa liar.
  • Lampung menjadi titik panas perdagangan satwa liar ilegal karena menjadi jalur utama penyelundupan satwa dari Sumatera ke Jawa dan banyak pedagang satwa liar di daerah tersebut.

Lampung Selatan, IDN Times - Lapangan Mapolda Lampung dipenuhi masyarakat membawa sangkar burung tertutup kain, Minggu (23/6/2024). Ternyata, mereka antusias datang untuk berpartisipasi Lomba Burung Berkicau Kapolda Lampung Cup 2024, diadakan oleh Polda Lampung untuk memperingati Hari Bhayangkara ke-78.

Uniknya, ada misi khusus diusung Polda Lampung menggelar Lomba Burung Berkicau, Tujuannya, menyuarakan pesan konservasi satwa liar.

1. Perdagangan ilegal satwa liar marak

Cara Polda Lampung Ajak Kicau Mania Perangi Perdagangan Ilegal SatwaPenampakan penindakan upaya penyeludupan 2.540 ekor burung ilegal di Pelabuhan Bakauheni. (Dok. Karantina Lampung).

Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika mengatakan, perdagangan ilegal satwa liar masih marak di Lampung. Perdagangan ini disebabkan oleh perburuan liar di hutan-hutan Lampung serta tingginya permintaan di pasar hewan di Jawa.

Merujuk hal itu, kontes burung berkicau ini adalah momen yang tepat untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya melestarikan satwa liar. "Perdagangan ilegal merusak karena satwa diambil langsung dari alam. Kami tekankan, jangan mendukung perdagangan ilegal ini," katanya saat acara berlangsung," tegas jenderal bintang dua ini.

Helmy berharap, para pecinta burung berkicau memiliki burung hasil penangkaran resmi atau beternak sendiri. "Kami ingatkan, jangan mengambil burung dari alam," tukasnya.

Baca Juga: Cucak Ijo Sampai Beo, 198 Ekor Burung Disita di Pelabuhan Bakauheni

2. Lampung titik panas perdagangan satwa liar

Cara Polda Lampung Ajak Kicau Mania Perangi Perdagangan Ilegal SatwaPenampakan penindakan upaya penyeludupan 2.540 ekor burung ilegal di Pelabuhan Bakauheni. (Dok. Karantina Lampung).

Aktivis perlindungan satwa menilai Lampung menjadi titik panas perdagangan satwa liar ilegal. Direktur Yayasan Flight Indonesia, Marison Guciano, menyebut ada dua faktor utama yang menyebabkan hal ini.

Pertama, Lampung merupakan jalur utama perlintasan penyelundupan satwa liar dari Sumatera ke Jawa dan sebaliknya. "Kedua, di Lampung juga banyak pedagang satwa liar," jelasnya.

3. Ini kata peserta

Cara Polda Lampung Ajak Kicau Mania Perangi Perdagangan Ilegal SatwaLomba Burung Berkicau Kapolda Lampung Cup 2024, diadakan oleh Polda Lampung untuk memperingati Hari Bhayangkara ke-78, Minggu (23/6/2024). (Dok. Polda Lampung).

Raswan (38) peserta Lomba Burung Berkicau Kapolda Lampung Cup 2024, mengatakan burung dimilikinya adalah hasil penangkaran sendiri. "Bukan beli, bang. Ini hasil penangkaran sendiri dari burung saya sebelumnya," ujarnya.

Raswan setuju untuk tidak membeli burung dari penangkap langsung. Meski kicauan burung liar bagus, hal tersebut bisa mengancam kelestarian alam."Jangan, bang. Kalau tidak bisa menangkar sendiri, lebih baik beli dari hasil penangkaran," ujarnya.

Suara kicauan berbagai jenis burung bergema di pagi hari yang cerah tersebut.

4. Lomba dibagi 29 kelas perlombaan

Cara Polda Lampung Ajak Kicau Mania Perangi Perdagangan Ilegal SatwaLomba Burung Berkicau Kapolda Lampung Cup 2024, diadakan oleh Polda Lampung untuk memperingati Hari Bhayangkara ke-78, Minggu (23/6/2024). (Dok. Polda Lampung).

Lomba Burung Berkicau Kapolda Lampung Cup 2024 diikuti lebih dari 1.500 burung berkompetisi. Lomba ini dibagi dalam 29 kelas perlombaan, mulai dari murai hingga lovebird.

Namun, kontes ini bukan hanya sekadar perlombaan. Terdapat pesan penting ingin disampaikan kepada para pecinta burung berkicau.

Baca Juga: Tak Hanya Perlintasan, Lampung Hotspot Perdagangan Satwa Liar Ilegal

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya