BPS: 340,3 Ribu Penduduk Usia Kerja di Lampung Terdampak COVID-19

Imbas kondisi itu berimbas tingkat pengangguran terbuka

Bandar Lampung, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Lampung mencapai 1,08 juta orang (12,62 persen) per Maret 2021. Jumlah itu turun sebesar 7,21 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2020 sebesar 1,09 juta orang (12,76 persen).

Jumlah penduduk miskin itu tersebar di perkotaan dan pedesaan. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan periode terlapor sebesar 9,29 persen atau turun 0,30 poin dibandingkan September 2020 yang sebesar 9,59 persen.

Sementara persentase penduduk miskin di pedesaan Maret 2021 sebesar 14,18 persen atau mengalami penurunan 0,04 poin jika dibandingkan September 2020 yang sebesar 14,22 persen.

1. Penduduk miskin di Lampung terkonsentrasi di desa

BPS: 340,3 Ribu Penduduk Usia Kerja di Lampung Terdampak COVID-19ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Kepala BPS Provinsi Lampung, Faizal Anwar, mengemukakan, penduduk miskin di Lampung terkonsentrasi di pedesaan dengan tingkat kemiskinan 14,18 persen. Presentase itu cukup jauh terpaut dengan kemiskinan di perkotaan yang hanya 9,29 persen.

“Perbandingannya, 254,60 ribu jiwa di perkotaan dan 829,33 ribu jiwa di perdesaan. Untuk perbandingan angka kemiskinan, penurunan September 2020 sampai Maret 2021 terjadi di perkotaan 0,3 poin, sementara di pedesaan turun 0,04 poin,” jelasnya, Selasa (27/7/2021).

Ia menambahkan, selama periode September 2020-Maret 2021, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 4,68 ribu orang (dari 259,28 ribu orang pada September 2020 menjadi 254,60 ribu orang pada Maret 2021). Sedangkan di pedesaan turun sebanyak 2,53 ribu orang (dari 831,86 ribu orang pada September 2020 menjadi 829,33 ribu orang pada Maret 2021).

Baca Juga: Waspada! BOR di RS Lampung Utara 94,1 Persen, Tertinggi di Lampung

2. Sebanyak 340 ribu penduduk usia kerja terdampak COVID-19

BPS: 340,3 Ribu Penduduk Usia Kerja di Lampung Terdampak COVID-19Pekerja tempat hiburan unjuk rasa di Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa (21/7/2020) (IDN Times/Aryodamar)

BPS juga mencatat, sebanyak 340,3 ribu penduduk usia kerja (5,28 persen) terdampak COVID-19.

Rincian penduduk usia kerja terdampak COVID-19 yakni, 21,4 ribu penduduk menjadi pengangguran; 11,1 ribu penduduk menjadi Bukan Angkatan Kerja. Selain itu, 27,5 ribu penduduk Sementara Tidak Bekerja; dan 280,3 ribu penduduk Bekerja dengan Pengurangan Jam Kerja (Shorter Hours).

Imbas kondisi itu juga berimbas Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) naik 4,54 persen per data Februari 2021. Tapi presentase itu lebih rendah dibanding angka nasional 6,26 sebesar persen.

“Di sisi lain, bantuan sosial dari pemerintah pusat maupun daerah sangat membantu penduduk pada masa pandemik. Terutama penduduk pada lapisan bawah,” jelas Faizal.

3. Besar kecil penduduk miskin sangat dipengaruhi garis kemiskinan

BPS: 340,3 Ribu Penduduk Usia Kerja di Lampung Terdampak COVID-19Ilustrasi kemiskinan. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Faizal mengatakan, besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan. Itu karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.

“Garis Kemiskinan mengalami kenaikan 3,05 persen dan tingkat kemiskinan turun sebesar 0,14 poin. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pendapatan penduduk miskin mampu mengimbangi kenaikan Garis Kemiskinan,” paparnya.

4. Soroti peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan

BPS: 340,3 Ribu Penduduk Usia Kerja di Lampung Terdampak COVID-19Pedagang sembako. (IDN Times/Holy Kartika)

BPS juga menyoroti peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).  

Berdasarkan analisa BPS, periode Maret 2021, sumbangan komoditi Makanan terhadap Garis Kemiskinan 75,58 persen. Angka ini tidak jauh berbeda dibandingkan sumbangan pada periode September 2020 (75,40 persen).

“Pergerakan Garis Kemiskinan lebih disumbangkan oleh kenaikan harga pada komoditi makanan,” jelas Faizal.

Baca Juga: Distributor Kurang 4.000 Tabung Oksigen untuk Distribusi ke RS Lampung

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya