TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Belum Temukan Kasus Mpox, Dinkes Lampung Imbau Masyarakat Waspada

Hubungan seksual gonta-ganti pasang beresiko tinggi

ilustrasi lesi (freepik.com/freepik)

Intinya Sih...

  • Dinas Kesehatan Lampung memastikan belum ada kasus Mpox di provinsi tersebut
  • Edwin Rusli mengingatkan masyarakat tentang risiko penularan Mpox melalui hubungan seksual dan benda terkontaminasi virus
  • Penderita Mpox akan mengalami gejala ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot, lemas, demam, sakit kepala, dan rentan pada kelompok usia bayi, anak-anak, dan ibu hamil

Bandar Lampung, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung memastikan kasus cacar monyet kini lebih dikenal Mpox belum ditemukan atau mewabah di provinsi setempat.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Lampung, Edwin Rusli mengatakan, pihaknya telah melakukan pengawasan sebagai langkah antisipasi penyebaran wabah Mpox di 15 kabupaten/kota).

"Kami sudah menerjunkan tim dari provinsi yang diperbantukan pada dinas kabupaten/kota. Untuk di Lampung belum ada," ujarnya dikonfirmasi IDN Times, Rabu (4/9/2024).

Baca Juga: Profil Reihana Calon Wali Kota Bandar Lampung, Eks Kadinkes 14 Tahun

1. Di Indonesia ada temuan 88 kasus, minta masyarakat Lampung waspada

Plt Kadinkes Provinsi Lampung, dr Edwin Rusli. (Dok. Dinkes Lampung).

Meski belum ditemukannya kasus di Lampung, Edwin melanjutkan, masyarakat patut waspada terhadap penyakit Mpox telah ditetapkan sebagai kedaruratan kesehatan. Pasalnya, sejak 2022 hingga saat ini, Mpox sudah ditemukan di 116 negara dengan jumlah terkonfirmasi dari 2022-Juni 2024 diestimasi sudah mencapai 99.176 kasus dan 208 kematian.

Sedangkan di Indonesia ditemukan 88 kasus konfirmasi Mpox yang tersebar di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau dan Yogyakarta.

"Perlu dipahami, Mpox disebabkan oleh virus Mpox Clade Ib dan Mpox Clade lib. Mpox Clade Ib memiliki fatalitas yang tinggi membuat peningkatan kasus di Kongo. Sementara Clade lib, mayoritas menyebabkan wabah Mpox di 2022 hingga saat ini dengan Fatalitas Lebih Rendah dibandingkan Clade I b," terangnya.

2. Risiko menular melalui kontak langsung kulit ke kulit

Edwin menambahkan, penyakit Mpox dapat menular melalui kontak langsung kulit ke kulit atau terkena percikan ludah termasuk melalui hubungan seksual. Termasuk melalui benda-benda seperti peralatan makan piring yang telah terkontaminasi virus.

Penampilannya, Mpox berwujud ruam berisi cairan dari lesi seperti cairan dan nanah, hingga menimbulkan luka koreng.

"Perilaku seksual benda-benda seperti peralatan makan atau piring yang telah terkontaminasi virus berisiko seperti gonta-ganti pasangan, atau seks sesama jenis sangat berisiko untuk tertular Mpox," ucapnya.

3. Berakibat komplikasi medis

Lebih lanjut dijelaskan penderita Mpox akan mengalami gejala seperti ruam dengan lepuhan pada wajah, tangan, kaki, mata, mulut dan atau alat kelamin. Kemudian terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan.

Penderita juga umumnya mengalami gejala nyeri otot, lemas, demam, hingga sakit kepala. Akibatnya, Mpox dapat menyebabkan komplikasi medis dan kematian terutama pada kelompok rentan.

"Jenis penyakit ini amat rentan terhadap kelompok usia bayi, anak-anak, dan ibu hamil. Jadi kami ingatkan, masyarakat patut waspada," imbuhnya.

Berita Terkini Lainnya