TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Stunting Bisa Terjadi Sejak dalam Kandungan, Bagaimana Cegahnya?

Sunting paling sering terjadi karena pola makan tidak tepat

Ilustrasi stunting.(Pinterest)

Intinya Sih...

  • Sunting terjadi karena pola makan tidak tepat, menghambat tumbuh kembang anak
  • Kesalahpahaman tentang stunting masih banyak beredar di masyarakat
  • Penanganan stunting harus melibatkan kolaborasi dari berbagai pihak

Bandar Lampung, IDN Times - Stunting merupakan kondisi anak-anak yang kekurangan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga menghambat tumbuh kembang mereka sampai dewasa jika tidak ditangani dengan tepat. Namun, masih banyak kesalahpahaman tentang stunting beredar di masyarakat terutama tentang penyebab dan cara penanganan tepat bagi anak stunting.

Berikut IDN Times rangkum fakta-fakta penting perlu kamu tahu apa saja faktor penyebab stuting, dampak jangka panjang dan cara mencegahnya berdasarkan penjelasan Dokter Spesialis Anak Meta Herdiana Hanindita di YouTube Nikita Willy Official, tayang, Sabtu (30/3/2024).

1. Stunting bisa terjadi di 1.000 hari pertama kehidupan sejak janin sampai anak usia dua tahun. Bahkan sampai lima tahun masih bisa terkena stunting jika pertumbuhan dan perkembangannya tidak dikontrol

ilustrasi ibu hamil (pixabay.com/xusenru)

2. Sebab itu, pemberian nutrisi pada 1000 hari pertama dalam kehidupan sangat penting karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan berbagai organ tubuh paling pesat termasuk 80 persen otak sudah terbentuk pada dua tahun pertama

ilustrasi dokter kandungan (unsplash.com/Bagoes Ilhamy)

Baca Juga: THR Paling Lambat H-7 Lebaran 2024, Disnaker Lampung: Jangan Dicicil!

3. Penyebab stunting paling sering adalah praktik pemberian makan pada bayi dan anak kurang tepat serta kondisi ibu hamil lemah atau sakit sehingga kekurangan nutrisi

ilustrasi bayi makan (unsplash.com/Hui Sang)

4. Tapi stunting juga bisa disebabkan karena lahir premature, berat badan lahir rendah atau ada alergi susu sapi sesuai diagnosa dokter anak

ilustrasi bayi menangis (pexels.com/Huynh Van)

5. Stunting juga tidak tergantung pada kelas sosial ekonomi. Ada banyak bayi dari kalangan ekonomi menengah atas terkena stunting disebabkan oleh pemberian makan tidak tepat dan riwayat penyakit menyertai anak tersebut

antaranews.com

Baca Juga: Intip Festival Budaya Lampung Barat, Bangkitkan Kembali Kesenian Vakum

6. Dampaknya, stunting menurunkan IQ dan daya tahan tubuh. Itu berdampak pada proses pendidikan anak terhambat bahkan saat dewasa pendapatan menurun karena daya tahan tubuh lemah sehingga produktivitas menurun

ilustrasi anak mengalami stunting (unsplash.com/Flávia Gava)

7. Stunting di masa dewasa juga akan meningkatkan risiko obesitas dan penyakit tak menular seperti jantung, stroke, hipertensi dan lainnya

Pinterest

8. Protein hewani bisa jadi prioritas utama untuk cegah stunting. Tapi harus disertai nutrisi lengkap dan seimbang. Sedangkan sayur dan buah pada saat MPASI diberikan hanya sebagai pengenalan

ilustrasi daging ayam (pixabay.com/sontung57)

9. Jika sumber protein hewani terbatas, penelitian membuktikan, satu butir telur diberikan pada bayi usia 6-9 bulan setiap hari efektif cegah stunting

Pinterest

10. Fakta penting lainnya, ada banyak penelitian, vitamin tidak terbukti secara klinis meningkatkan berat badan atau menambah tinggi badan. Sehingga menyajikan maka tepat adalah kunci utama mengatasi stunting

Dok. Istimewa/IDN Times
Berita Terkini Lainnya