TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Isu Krusial RPJPD Bandar Lampung 2025-2045, jadi Kota Metropolitan?

Visi RPJPD 2025-2045 Balam: Humanis, maju dan berkelanjutan

Ilustrasi kota metropolitan. (Pinterest)

Intinya Sih...

  • Penduduk Bandar Lampung saat ini mencapai 1.100.109 jiwa, diproyeksikan meningkat menjadi 1.614.201 jiwa pada 2045
  • Tingkat pengangguran turun menjadi 7,43% pada 2023, namun masih lebih tinggi dari rata-rata nasional
  • Visi RPJP Bandar Lampung 2025-2045: humanis, maju, dan berkelanjutan dengan fokus pembangunan infrastruktur dan energi terbarukan

Bandar Lampung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandar Lampung mencatat saat ini jumlah penduduk wilayah setempat mencapai 1.100.109 jiwa.

Plt Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (BPPRID) Kota Bandar Lampung Dini Purnamawaty mengatakan, jumlah penduduk 2045 diproyeksikan meningkat sebanyak 1.614.201 jiwa.

“Kalau kita melihat persyaratan kota metropolitian itu penduduknya lebih dari satu juta jiwa, dan kita sudah lebih, tapi ada kondisi yang harus tidak dimiliki kota metropolitan. Seperti TPA (tempat pembuangan akhir),”kata Dini, Selasa (11/6/2024).

Ia menjelaskan, seharusnya sebuah TPA tidak berada di tengah kota, sehingga hal itu akan menjadi tugas pemerintah kota dan seluruh masyarakat Bandar Lampung untuk mengelola sampah menjadi energi terbarukan.

Baca Juga: Pemkot Bandar Lampung akan Anggarkan Rp10 Miliar untuk Sarapan Gratis

1. Masalah dan isu krusial di Bandar Lampung

Kantor Satu Atap Pemkot Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Meski begitu, Dini menyebutkan ada juga beberapa indikator makro menunjukkan hal positif terkait Kota Bandar Lampung. Seperti tingkat pengangguran yang turun di 7,91 persen pada 2022, menjadi 7,43 pada 2023.

“Namun meski mengalami penurunan, angka ini lebih tinggi dibandingkan tingkat nasional. Tapi kalau kita lihat tren perkotaan di Indonesia, rata-rata tingkat pengangguran terbukanya memang tinggi,” ujarnya.

Begitupun dengan gini ratio (menunjukkan range pendapatan penduduk) Bandar Lampung, menurut data Pemkot Bandar Lampung gini ratio mengalami sedikit naik dari 0,369 pada 2022 menjadi 0,381 pada 2023, namun masih dibawah nasional.

“Sehingga ini juga yang akan menjadi konsen kita ke depan. Berkaitan dengan pariwisata dan ekonomi kerakyatan, sistem transportasi publik kita ke depan juga akan kita arahkan bisa digunakan kembali oleh masyarakat sebagai salah satu moda transportasi,” jelasnya.

Dini menambahkan, fokus pembangunan juga akan mengacu pada pembangunan infrastruktur perkotaan ramah lingkungan dan merata, pengembangan SDM terampil dan berbudaya, pelayanan kesehatan yang inklusif dan berkualitas, pemenuhan RTH, serta energi terbarukan dari mengelolah sampah.

“Termasuk pengentasan masalah kesejahteraan sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Di aspek lingkungan juga selama beberapa bulan kita pernah merasakan adanya beberapa spot mengalami banjir karena volume hujan yang tinggi. Itu juga akan jadi fokus kita,” paparnya.

2. Target rencana pembangunan jangka panjang Bandar Lampung hingga 2045

Musrenbang Kota Bandar Lampung 2024. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Dini mengatakan, untuk visi dan misi RPJPD Bandar Lampung 2025-2045 yakni humanis, maju dan berkelanjutan. Untuk itu pemkot juga mengajak akademisi dari dua PTN di Lampung yakni Universitas Lampung dan Institut Teknologo Sumatera untuk mengulas bagaimana Bandar Lampung humanis, maju dan berkelanjutan 20 tahun ke depan.

“Kita punya indikator bagaimana visi 2045 ini bisa tercapai pertama dari segi pendapatan per kapita meningkat. Jadi baseline 2023 Rp61,65 juta kita targetkan di 2045 mencapai lebih dari Rp250 juta. Angka ini adalah optimis dari pemerintah pusat di seluruh daerah di Indonesia,” tuturnya.

Pada indikator kemiskinan dan ketimpangan, ditargetkan akan menurun menjadi 1,5-1,0 persen di 2045. Di mana pada 2023 persentase kemiskinan Bandar Lampung sebesar 7,7 persen.

“Target indeks pembangunan manusia menjadi salah satu indikator keberhasilan suatu daerah. Jadi kita targetkan dari 79,86 poin di 2023 menjadi 83-85 poin dengan kategori tinggi kita target 2045,” ujarnya.

Pada aspek lingkungan, Dini menyebutkan indikator emisi gas rumah kaca juga harus turun menuju net zero emission dari 10 persen di 2023 menjadi 18-20 persen pada 2045.

Berita Terkini Lainnya