4 Fakta Interaksi Sosial dapat Menjerumuskan ke Arah Negatif

Bisa saja terdapat pengaruh negatif di dalamnya

Intinya Sih...

  • Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang berinteraksi sehari-hari, namun interaksi sosial juga bisa menjerumuskan ke arah negatif.
  • Lingkungan sosial dipengaruhi oleh berbagai macam pengaruh, termasuk hal buruk yang mendominasi dan membuat individu terseret ke dalamnya.
  • Interaksi sosial dapat memicu tindakan bullying, kekerasan, trauma, dan membuat seseorang menutup diri serta menjadi individu yang tergantung pada opini orang lain.

Manusia memang diciptakan sebagai makhluk sosial dan ada peluang selalu berinteraksi dengan orang lain. Contohnya dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Untuk memeroleh barang-barang kebutuhan tersebut, harus berkomunikasi dengan orang-orang di sekeliling. Tapi di satu sisi, interaksi sosial juga bisa menjerumuskan ke arah negatif.

Seringnya situasi ini terjadi tanpa disadari. Seseorang merasa interaksi sosial masih berlangsung normal dan tanpa hambatan.

Bahkan ia merasakan keseruan dari interaksi tersebut. Tentu ini menjadi fenomena yang patut diamati. Jika kamu masih belum percaya interaksi sosial dapat menjerumuskan ke arah negatif, fakta berikut menjadi buktinya.

1. Pengaruh kurang baik mendominasi lingkungan

4 Fakta Interaksi Sosial dapat Menjerumuskan ke Arah Negatifilustrasi lingkungan toxic (pexels.com/Elevate)

Interaksi sosial merupakan salah satu hal dilakukan oleh manusia. Contohnya seperti bertegur sapa, saling menanyakan kabar, atau sampai terlibat dalam obrolan panjang.

Namun demikian, interaksi sosial tidak selalu membawa pengaruh baik. Adakalanya justru menjerumuskan ke arah negatif. Tentu ini diiringi dengan sejumlah fakta.

Jika diamati, lingkungan sosial dipengaruhi berbagai macam pengaruh. Tidak terkecuali hal buruk terlalu mendominasi. Dalam kelompok sosial, individu sering kali merasa terdorong untuk menyesuaikan diri dengan norma atau harapan kelompok. Sebagai minoritas, perlahan kita akan terseret ke dalam pengaruh buruk yang dianut banyak orang.

Baca Juga: 3 Batasan Mempercayai Orang Lain, Jangan Terpaku Berlebihan!

2. Terdapat tindakan bullying dan kekerasan

4 Fakta Interaksi Sosial dapat Menjerumuskan ke Arah Negatifilustrasi bullying (pexels.com/Cottonbro studio)

Hidup di lingkungan sosial harus tahu cara berinteraksi. Kita selalu terhubung dengan orang-orang sekitar dengan berbagai macam obrolan.

Meskipun begitu, interaksi sosial juga tidak selalu membawa dampak baik. Ada kalanya justru menjerumuskan ke dalam keburukan. Tentu ini bukan pernyataan tak berdasar. Namun juga diiringi beberapa hal yang menjadi fakta.

Di lingkungan sosial pasti terdapat tindakan bullying dan kekerasan. Baik secara verbal maupun fisik. Interaksi yang seharusnya membangun rasa percaya diri justru memicu trauma.

Bahkan membuat seseorang menutup diri dan lebih memilih menjadi sosok individualis. Orang-orang tersebut tidak ingin terhubung lagi dengan masyarakat luar.

3. Menjadi tipe orang saling ketergantungan satu sama lain

4 Fakta Interaksi Sosial dapat Menjerumuskan ke Arah Negatifilustrasi menolong teman (pexels.com/Allan Mas)

Untuk memenuhi kebutuhan, kita memang tidak bisa berdiri sendiri. Namun juga terdapat andil orang-orang di lingkungan sekitar.

Hal ini mengingat manusia adalah makhluk yang penuh dengan kekurangan dan keterbatasan. Tapi di satu sisi, kita juga harus memahami bahwa interaksi sosial dapat menjerumuskan.

Apakah ada fakta yang menunjukkan? Jawabannya tentu saja. Karena terpaku pada interaksi sosial, kita tumbuh menjadi individu yang saling ketergantungan satu sama lain.

Seolah tidak mampu menyelesaikan masalah dan persoalan sendiri. Bahkan tidak akan bertindak sebelum memperoleh arahan dari orang-orang sekitar. Padahal, keberadaan mereka tidak selalu bisa diharapkan tepat waktu.

4. Penyebaran informasi tidak dapat divalidasi kebenarannya

4 Fakta Interaksi Sosial dapat Menjerumuskan ke Arah Negatifilustrasi mengobrol (pexels.com/Kindel Media)

Mungkin masih banyak belum percaya interaksi sosial dapat menjerumuskan ke arah negatif. Apalagi pengaruh ini sama sekali tidak terdeteksi.

Kita hanya merasakan obrolan yang nyambung dan memperoleh kebebasan berekspresi di dalamnya. Sebagai langkah untuk meminimalisir, tidak ada salahnya mengetahui fakta di balik interaksi sosial.

Di balik obrolan, pasti terdapat opini yang memicu penyebaran informasi. Tapi yang menjadi persoalan, informasi ini disampaikan tanpa bukti yang akurat. Akibatnya, penyebaran informasi tidak dapat divalidasi kebenarannya. Bahkan menimbulkan kebingungan antara fakta dengan opini yang berkembang.

Interaksi sosial ibarat dua sisi koin yang saling berlawanan. Mungkin kita akan memperoleh keseimbangan hidup sebagai makhluk sosial. Tapi jika tidak diimbangi dengan prinsip dan pendirian, interaksi sosial justru menjerumuskan ke arah negatif. Kita tumbuh menjadi orang gampang termakan oleh opini dan hasutan. Selain itu, juga menjadi individu mudah terombang-ambing arus negatif.

Baca Juga: 5 Tips Sederhana Menjaga Kedekatan dengan Teman Lama, Dijamin Ampuh!

Mutia Zahra Photo Community Writer Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya