5 Ciri Apresiasi Palsu Dilontarkan Sohibmu, Bukan Teman Sejati 

Apakah apresiasi temanmu itu tulus?

Kamu pasti senang dan bangga ketika teman-temanmu memberikan apresiasi atas apa kamu lakukan. Apresiasi adalah ungkapan penghargaan atau pengakuan atas sesuatu telah dilakukan oleh seseorang.

Apresiasi bisa berupa pujian, dukungan, hadiah, atau hal-hal lain menunjukkan rasa kagum atau terima kasih. Apresiasi tulus dan jujur bisa membuat kamu merasa dihargai dan diakui sebagai orang yang berharga.

Apresiasi juga bisa meningkatkan motivasi, kepercayaan diri dan hubungan interpersonal kamu. Dengan apresiasi, kamu bisa merasa lebih semangat dan bahagia dalam menjalani hidup.

Namun, tidak semua apresiasi kamu terima dari teman-temanmu adalah apresiasi sebenarnya. Ada beberapa orang memberikan apresiasi palsu atau tidak ikhlas kepada kamu karena iri, dengki, ingin mengambil hati, atau alasan lainnya.

Apresiasi palsu ini bisa merugikan kamu, karena bisa menimbulkan rasa curiga, tidak nyaman, atau bahkan tersinggung. Lalu, bagaimana cara mengenali apresiasi palsu dilontarkan teman-temanmu? Berikut 5 ciri bisa kamu perhatikan.

1. Apresiasi berlebihan

5 Ciri Apresiasi Palsu Dilontarkan Sohibmu, Bukan Teman Sejati ilustrasi bekerja (unsplash.com/krakenimages)

Salah satu ciri apresiasi palsu adalah apresiasi berlebihan atau tidak sesuai dengan konteks. Misalnya, temanmu memberikan pujian terlalu tinggi atau melebih-lebihkan prestasi atau kemampuanmu.

Contohnya, temanmu bilang “Kamu itu hebat banget sih! Kamu pasti bisa jadi presiden suatu hari nanti!” padahal kamu baru saja menang lomba pidato di sekolah.

Atau, temanmu memberikan hadiah atau perlakuan istimewa tidak wajar atau tidak proporsional dengan apa yang kamu lakukan. Contohnya, temanmu memberikan kamu sepeda motor baru padahal kamu hanya membantunya mengerjakan PR Matematika.

Apresiasi berlebihan ini bisa menunjukkan temanmu tidak tulus menghargai kamu, melainkan hanya ingin membuat kamu senang sejenak atau merasa berutang budi. Temanmu mungkin ingin meminta sesuatu dari kamu dikemudian hari dengan mengingatkan apresiasinya.

Apresiasi berlebihan juga bisa menunjukkan temanmu iri atau dengki dengan kamu, dan ingin menyembunyikan perasaannya dengan memberikan apresiasi palsu. Temanmu mungkin merasa tidak senang melihat kamu berhasil atau bahagia dan ingin membuat kamu merasa sombong atau puas diri.

2. Apresiasi tidak konsisten

5 Ciri Apresiasi Palsu Dilontarkan Sohibmu, Bukan Teman Sejati ilustrasi pertemanan (pexels.com/cottonbro studio)

Ciri lain dari apresiasi palsu adalah apresiasi tidak konsisten atau berubah-ubah. Misalnya, temanmu memberikan pujian atau dukungan kepada kamu di depan umum, tetapi di belakang kamu dia mengkritik atau menjelek-jelekkan kamu.

Contohnya, temanmu bilang “Selamat ya! Kamu memang pantas dapat beasiswa itu!” di depan guru-guru dan murid-murid lainnya, tetapi di belakang kamu dia bilang “Ah, dia cuma dapat beasiswa itu karena modus sama pak guru!”

Atau, temanmu memberikan apresiasi kepada kamu hanya ketika kamu berhasil atau mendapat sesuatu, tetapi mengabaikan atau meremehkan kamu ketika kamu gagal atau kesulitan. Contohnya, temanmu bilang “Wow! Kamu keren banget bisa masuk tim basket sekolah!” ketika kamu lolos seleksi tim basket sekolah, tetapi dia bilang “Ah, itu kan cuma olahraga! Kamu gak bisa apa-apa selain main bola!” ketika kamu gagal ujian fisika.

Apresiasi tidak konsisten ini bisa menunjukkan temanmu tidak benar-benar menghargai kamu sebagai orang, melainkan hanya tertarik dengan hasil atau manfaat bisa dia dapatkan dari kamu. Temanmu mungkin ingin mendapat simpati atau popularitas berpura-pura bersahabat dengan kamu.

Apresiasi tidak konsisten juga bisa menunjukkan temanmu memiliki motif tersembunyi atau agenda pribadi di balik apresiasinya. Temanmu mungkin ingin menjatuhkan atau merusak reputasi kamu dengan menyebarkan gosip atau fitnah tentang kamu.

Baca Juga: 7 Tanda Psikologis Gebetan Tidak Menyukaimu, Saatnya Mundur!

3. Apresiasi bersyarat

5 Ciri Apresiasi Palsu Dilontarkan Sohibmu, Bukan Teman Sejati ilustrasi pertemanan (unsplash.com/Helena Lopes)

Ciri selanjutnya dari apresiasi palsu adalah apresiasi bersyarat atau memiliki imbalan tertentu. Misalnya, temanmu memberikan pujian atau hadiah kepada kamu dengan harapan kamu akan melakukan sesuatu untuk dia.

Contohnya, temanmu bilang “Kamu itu cantik banget sih! Kamu mau gak jadi pacar aku?” Padahal kamu baru saja kenal dengannya.

Atau, temanmu memberikan apresiasi kepada kamu dengan cara membandingkan atau menurunkan orang lain. Contohnya, temanmu bilang “Kamu itu pintar banget sih! Kamu beda banget sama temen-temen kamu yang lain yang cuma bisa nyontek!”.Padahal kamu tahu teman-temen kamu yang lain juga pintar dan jujur.

Apresiasi bersyarat ini bisa menunjukkan temanmu tidak ikhlas memberikan apresiasi kepada kamu, melainkan hanya ingin memanfaatkan atau memengaruhi kamu. Temanmu mungkin ingin membuat kamu merasa terikat atau tergantung padanya dengan memberikan apresiasi palsu.

Apresiasi bersyarat juga bisa menunjukkan temanmu tidak memiliki rasa hormat atau empati terhadap kamu dan orang lain. Temanmu mungkin ingin membuat kamu merasa lebih baik atau lebih buruk daripada orang lain dengan memberikan apresiasi palsu.

4. Apresiasi tidak spesifik

5 Ciri Apresiasi Palsu Dilontarkan Sohibmu, Bukan Teman Sejati ilustrasi pertemanan (unsplash.com/Elevate)

Ciri berikutnya dari apresiasi palsu adalah apresiasi tidak spesifik atau umum. Misalnya, temanmu memberikan pujian atau dukungan kepada kamu dengan kata-kata yang klise, basa-basi, atau tidak jelas. Contohnya, temanmu bilang “Kamu itu hebat deh!” tanpa menyebutkan apa membuat kamu hebat.

Atau, temanmu memberikan hadiah atau perlakuan istimewa kepada kamu tanpa alasan jelas atau tanpa menyebutkan apa yang kamu lakukan dengan baik. Contohnya, temanmu memberikan kamu bunga mawar merah padahal kamu tidak sedang ulang tahun atau hari spesial lainnya.

Apresiasi tidak spesifik ini bisa menunjukkan temanmu tidak benar-benar memperhatikan atau mengenal kamu, melainkan hanya memberikan apresiasi secara acak atau asal-asalan. Temanmu mungkin tidak peduli dengan apa kamu lakukan atau rasakan, dan hanya ingin menunjukkan dia baik atau ramah.

Apresiasi tidak spesifik juga bisa menunjukkan temanmu tidak peduli atau tidak menghargai usaha atau proses kamu lakukan. Temanmu mungkin menganggap apa yang kamu lakukan itu mudah atau biasa saja dan tidak perlu diapresiasi secara khusus.

5. Apresiasi tidak sesuai dengan bahasa tubuh

5 Ciri Apresiasi Palsu Dilontarkan Sohibmu, Bukan Teman Sejati ilustrasi pertemanan (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Apresiasi tulus dan jujur tidak hanya terlihat dari kata-kata, tetapi juga dari bahasa tubuh atau ekspresi wajah. Jika temanmu memberikan apresiasi kepada kamu, dia akan menunjukkan rasa senang, bangga, atau kagum dengan suara bersemangat, mata bersinar, atau senyum lebar.

Namun, jika temanmu memberikan apresiasi palsu kepada kamu, dia akan menunjukkan rasa tidak tulus, tidak nyaman, atau tidak senang dengan suara yang datar, mata menghindar, atau wajah cemberut. Temanmu mungkin merasa terpaksa atau berpura-pura memberikan apresiasi kepada kamu, karena ada alasan tertentu membuatnya harus melakukannya.

Apresiasi tidak sesuai dengan bahasa tubuh ini bisa menunjukkan temanmu tidak jujur atau tidak ikhlas menghargai kamu. Temanmu mungkin memiliki perasaan negatif atau konflik batin terhadap kamu, seperti iri, dengki, bersalah, atau takut. Temanmu mungkin ingin mengekspresikan perasaannya secara tidak langsung dengan memberikan apresiasi palsu.

Kamu bisa mengenali apresiasi palsu dari teman-temanmu dengan memperhatikan 5 ciri di atas. Jika kamu merasa mendapat apresiasi palsu dari teman-temanmu, kamu bisa mencoba untuk berkomunikasi dengan mereka secara terbuka dan jujur. Kamu juga bisa mencari teman-teman benar-benar menghargai dan mendukung kamu secara tulus dan jujur.

Baca Juga: 5 Cara Mengetahui Sifat Seseorang Berdasarkan Cara Mereka Tertawa

Muhamad Aldifa Photo Community Writer Muhamad Aldifa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya