7 Sebab Kamu Risi di Dekat Orang yang Rajin, Zona Nyamanmu Terusik

Contoh sisi baiknya, abaikan komentar negatif

Punya teman atau saudara yang rajin bisa menjadi inspirasi bagimu. Kamu dapat lebih termotivasi untuk meninggalkan kebiasaan bermalas-malasan hanya dengan melihat caranya menjalani hari-hari.

Pun kebiasaan rajin seseorang biasanya membawanya ke berbagai prestasi atau setidaknya keteraturan hidup yang membuatmu ingin meniru. Namun, gak salah juga apabila ada kalanya dirimu malah merasa tidak nyaman dengan keberadaan orang yang rajin.

Bukan berarti kamu membenci orangnya, tetapi lebih pada perbedaan kebiasaan di antara kalian juga bisa membuatmu merasa kaget. Dirimu butuh waktu lebih lama buat beradaptasi dengannya. Tujuh hal berikut bikin kamu ingin agak menjauh darinya.

1. Apa saja dibereskannya sampai kamu gak bisa ngapa-ngapain

7 Sebab Kamu Risi di Dekat Orang yang Rajin, Zona Nyamanmu Terusikilustrasi bersama teman (pexels.com/RDNE Stock project)

Orang yang rajin biasanya memang suka mencari-cari kesibukan. Terutama untuk tugas-tugas tidak diatur dengan jelas siapa yang harus mengerjakannya. Misalnya, tugas beres-beres di rumah atau kos-kosan. Temanmu yang rajin dapat melakukan semuanya tanpa ada memintanya. 

Sekilas ini menjadi keuntungan buatmu karena dirimu menjadi tidak perlu melakukan apa-apa. Akan tetapi, bisa juga membuatmu kurang nyaman apalagi setelah terjadi berkali-kali.

Dirimu berencana mengerjakannya nanti, tetapi selalu didahului oleh kawan. Sedikit banyak ini bikin kamu kurang leluasa untuk melakukan apa pun.

2. Rasanya kamu jadi pemalas sekali saat bersamanya

7 Sebab Kamu Risi di Dekat Orang yang Rajin, Zona Nyamanmu Terusikilustrasi bersama teman (pexels.com/cottonbro studio)

Kamu sebetulnya gak sepemalas itu. Akan tetapi karena dirimu bersanding dengan orang yang lebih rajin, maka perasaan rendah diri pun bisa muncul.

Melihatnya selalu sibuk mengerjakan sesuatu bikin kamu merasa bersalah ketika sedikit saja bersantai. Padahal, bersantai tidak selalu buruk.

Justru itu dapat menjadi hak tubuhmu selepas sebelumnya kamu melakukan sesuatu. Jika orang yang rajin terlihat gak mengambil jeda dari kegiatannya, ini semata-mata kebutuhan waktu istirahat berbeda darimu. Dirimu barangkali lebih suka sebentar-sebentar mengisi ulang energi sebelum lanjut ke kegiatan berikutnya.

Sementara itu, kawanmu beristirahat nanti sekalian setelah seluruh tanggung jawabnya beres. Dia barangkali akan tidur malam lebih awal demi dapat bangun lebih pagi. Sedang kamu tidur lebih larut malam dan bangun lebih siang.

Baca Juga: 5 Ciri Tunjukkan Kamu sedang Berada di Fase Hopeless Romantic 

3. Ia sering memeroleh pujian

7 Sebab Kamu Risi di Dekat Orang yang Rajin, Zona Nyamanmu Terusikilustrasi bersama teman (pexels.com/Zen Chung)

Bukannya kamu iri, tetapi mendengar banyaknya pujian diterima olehnya tentu lama-kelamaan bisa bikin hatimu agak sedih. Kenapa semua perhatian selalu tertuju padanya sekalipun dirimu juga ada di dekatnya?

Kamu tahu dirinya memang layak buat dipuji. Hanya saja, dirimu merasa alangkah baiknya jika kamu tak perlu sering-sering mendengarnya. Bukan berarti dirimu lebih suka dia dicela orang. Cukup orang-orang mengakui dan mengagumi sifat rajinnya tanpa terkesan terlalu memujanya.

4. Kamu merasa tergesa-gesa ketika bersamanya

7 Sebab Kamu Risi di Dekat Orang yang Rajin, Zona Nyamanmu Terusikilustrasi bersama teman (pexels.com/cottonbro studio)

Bukan hal mudah buatmu berusaha mengimbangi ritme hidup orang yang rajin. Namun, di sisi lain dirimu juga merasa tidak enak kalau tak berusaha melakukannya.

Sebagai contoh, kamu punya teman sekamar yang rajin. Dia selalu bangun pagi tepat waktu.

Tentu dirimu ada perasaan gak pantas apabila senantiasa bangun lebih siang darinya. Apalagi setelah ia bangun segera membersihkan kamar kalian.

Maka kamu berusaha untuk bangun sepagi dia. Ini baru permulaan sebab dalam melakukan berbagai hal, orang yang rajin juga terbiasa cepat-cepat.

Dirimu yang gak terbiasa bekerja secepat itu menjadi susah payah mengejar ketertinggalan. Dia telah berhasil menyelesaikan dua tugas, kamu baru satu. Jika sedang bersamanya, dirimu selalu merasa panik karena mesti bergegas melebihi kebiasaanmu.

5. Orang lain suka membandingkanmu dengannya

7 Sebab Kamu Risi di Dekat Orang yang Rajin, Zona Nyamanmu Terusikilustrasi bersama teman (pexels.com/RDNE Stock project)

Secara pribadi, sifat rajin seseorang sebetulnya tak mengganggumu sedikit pun. Kamu bahkan ikut mengaguminya dan berharap mungkin kapan-kapan dirimu dapat mencontohnya. Akan tetapi, sikap orang-orang di sekitarmu yang bikin kamu gak nyaman. 

Mereka tidak hanya suka memuji kawan atau saudaramu yang rajin, melainkan juga senang membandingkanmu dengannya. Tentu saja dengan menempatkanmu di posisi yang gak menguntungkan. Kalau sudah ada orang yang sifat rajinnya dipuji-puji, maka kamu disoroti dalam hal kemalasan.

Kalian seperti selalu disandingkan supaya perbedaannya kentara. Jika mereka tak melakukan perbandingan itu, kamu dan orang yang rajin asyik-asyik saja menjalani kebiasaan masing-masing. Namun, gencarnya perbandingan bikin dirimu tertekan serta ingin menjauhi mereka semua.

6. Ia kerap mengomentari serta menasihatimu

7 Sebab Kamu Risi di Dekat Orang yang Rajin, Zona Nyamanmu Terusikilustrasi bersama teman (pexels.com/RDNE Stock project)

Sifat lain dari orang yang rajin juga menentukan apakah kamu bisa merasa nyaman bersamanya atau gak. Apabila dia tidak mengganggumu sedikit pun dengan perkataan yang langsung ditujukan padamu, kamu oke-oke saja hidup berdampingan dengannya.

Tapi begitu dia gemar mengomentari sifatmu yang dinilainya kurang rajin serta menasihatimu agar berubah, kamu pun terusik. Ia menjadikan dirinya sebagai ukuran buat orang lain.

Padahal, menurutmu mungkin sifat rajinnya yang berlebihan dan kurang bermanfaat. Tanpa menjadi serajin dia saja, hidupmu tetap berjalan dengan lancar. Orang-orang yang lebih dekat denganmu seperti orang tua atau pasangan juga tak merasa ada yang salah dari caramu menjalani hari.

7. Rumahnya terlalu rapi

7 Sebab Kamu Risi di Dekat Orang yang Rajin, Zona Nyamanmu Terusikilustrasi bersama teman (pexels.com/Antoni Shkraba)

Rumahnya yang begitu rapi akan membuatmu merasa harus sangat menjaga sikap selama berada di sana. Kamu khawatir keliru menaruh bantal sofa, meninggalkan kotoran kecil di lantai dan sebagainya.

Dirimu sudah membayangkan bahwa selepas kamu pulang, ia pasti langsung beres-beres. Dalam hati barangkali dia lebih suka tidak didatangi olehmu sebab kunjunganmu sedikit banyak selalu membuatnya repot lagi merapikan segala sesuatu.

Kerapian yang merupakan buah dari sifat rajinnya tak cuma tampak di tempat tinggalnya. Semua ruang yang digunakannya pasti jauh dari kesan berantakan.

Kamar kos hingga ruang kerjanya senantiasa dalam keadaan tertata dengan baik. Ruangan-ruangan itu tidak hanya tampak bersih, tetapi juga terasa kaku buatmu.

Dirimu menjadi merasa serba sulit bila perlu bertemu dengannya. Kamu takut memberantakkan ruangannya yang rapi, tapi juga cemas kalau-kalau dia gak merasa nyaman berada di ruanganmu yang tidak serapi itu.

Setiap perbedaan sifat dan kebiasaan antara kamu dengan orang lain bisa menimbulkan ketidaknyamanan. Ini dapat diminimalkan apabila kamu dan orang yang punya sifat berbeda tetap saling menghargai dan tak menuntut perubahan. Respons orang lain atas perbedaan kalian memang gak dapat dikontrol, tapi kekompakan dapat membuat kalian saling menyelamatkan.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Keseimbangan antara Kehidupan Pribadi dan Hubungan

Marliana Kuswanti Photo Community Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya