TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Cara Mudah Move On dari Konflik, Latihan Memaafkan

Lepaskan belenggu di hatimu agar terbebas dari sakit hati

Ilustrasi move on (pexels.com/Blue Bird)

Intinya Sih...

  • Konflik berlarut dan bermacam-macam menguras energi dan memengaruhi kesehatan fisik serta mental.
  • Menghadapi konflik dengan jujur, terbuka, dan komitmen untuk menyelesaikannya bersama-sama.
  • Memaafkan orang yang bersalah membantu membebaskan diri dari beban emosi negatif dan menciptakan kedamaian hidup.

Konflik bisa terjadi dalam lingkungan sosial apa pun, baik pekerjaan, pertemanan, hingga perselisihan dengan pasangan. Konflik berlarut dan beraneka ragam gak hanya menguras energi, tapi juga memengaruhi kesehatan fisik dan mental menjadi kian buruk.

Oleh karena itu, temukan cara efektif agar hati kembali merasakan kedamaian. Kuncinya adalah dengan memaafkan.

Sekalipun, orang yang bersalah diam saja, untuk mencegah diri terjebak dalam belenggu kesakitan, berusaha memaafkannya itu baik untukmu sendiri, perlahan kamu bangkit dan melangkah lebih ringan lagi tanpa terbebani emosi negatif.

Ciptakan kedamaian hidup dalam keseharian, berikut empat cara mudah move on dari konflik. Yuk, coba praktikkan!

1. Agar situasi gak semakin keruh, luangkan waktu sendiri menjernihkan pikiranmu

Menghadapi konflik entah dalam hal asmara, kerja, keluarga, atau pertemanan sering kali membuatmu kebingungan dan lelah mental. Maka, kalau memang belum siap berhubungan kembali, beranilah menyampaikan apa kamu butuhkan sekarang pada yang bersangkutan.

Tak perlu memaksakan diri bertemu jika nyatanya hati belum mampu. Beri waktu menyendiri sejenak untuk menjernihkan pikiran dan menenangkan hatimu. Ini adalah langkah bijak agar tak lagi tersulut emosi yang menambah rumit relasinya.

Jangan merasa gak enak maupun takut untuk berkata apa adanya tentang hal-hal yang kamu perlukan. Ketimbang dipaksakan tapi hati menggerutu, malah bisa banyak salah paham ketika memproses segala perkataan yang diucapkan.

Baca Juga: 5 Alasan Gak Perlu Terburu-buru Menikah jika Belum Siap

2. Terbuka dan temukan sumber konfliknya dalam diskusi yang sehat

Relasi baik yang mulai renggang dan rusak karena konflik, gak akan kembali dekat kalau satu sama lain kurang terbuka. Maka, saling jujur dan meluangkan waktu ngobrol untuk menemukan sumber konflik sebenarnya.

Identifikasi masalahnya dengan teliti, ketika sudah didapatkan, kalian harus bekerja sama menyelesaikannya. Jangan biarkan akar masalah mengambang tanpa solusi berarti, karena itu memperburuk kondisi.

Berdiskusilah dengan tenang, hindari mencampuri kepentingan pribadi supaya gak terjebak dalam sikap egosi. Semua pihak perlu saling mendengarkan dan menghargai. Berkomitmenlah untuk suportif.

3. Kalau punya mentor atau orang kepercayaan yang netral, mintalah koreksi atas pola pikir dan perilakumu

Jika memiliki mentor atau orang kepercayaan yang bisa netral melihat persoalan ini, mintalah dia mengoreksi pola pikir, ucapan, dan perilakumu yang kurang mengenakkan kepada pihak yang berkonflik. Orang tersebut bisa jadi renungan untukmu memperbaiki diri dengan melihat lebih jeli lagi kesalahan yang mungkin tak kamu sadari hingga menyakiti hati orang lain.

Miliki hubungan akrab dengan orang dewasa yang berani tegas membimbingmu saat berbuat salah. Orang yang juga mau memberi saran membangun dalam proses perkembanganmu.

Orang seperti inilah yang akan membantumu lebih bijak memperbaiki perspektif dan menemukan jalan keluar masalah tanpa menambah keruh. Bisa tenang dan tidak menyalahkan maupun membenarkan kekeliruanmu.

Verified Writer

Adelbertha Eva Y

Tetap Semangat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya