Tradisi Blangikhan Sisipkan Pesan Khusus, Redam Konflik Rusia-Ukraina

Upacara adat menyambut Bulan Suci Ramadan

Bandar Lampung, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung bersama Organisasi Sosial Kemasyarakatan Lampung Sai kembali menggelar upacara adat menyambut Bulan Suci Ramadan, Blangikhan. Kegiatan tahunan tersebut dilaksanakan di Balai Kedaton, Bumi Kedaton Resort, Kota Bandar Lampung, Rabu (7/4/2021).

Tradisi Blangikhan menyambut bulan Ramadan 1443 Hijriah kali ini sedikit berbeda. Pasalnya, upacara dibacakan oleh pembawa acara menggunakan tiga bahasa yaitu Lampung, Indonesia, dan Inggris. Tujuannya, bukan sekadar melestarikan budaya khas Provinsi Lampung, melainkan turut memberikan pesan khusus untuk meredam konflik antar negara, Rusia-Ukraina.

Ketiga bahasa tersebut diketahui masing-masing disampaikan oleh pembawa acara Susan Ratu dari Radio Republik Indonesia (Lampung), Putri Anggun dari Protokol Provinsi Lampung (Indonesia), dan Arie Tomat dari Dinas Peristiwa Provinsi Lampung (Inggris).

"Tahun lalu cuma pakai 2 bahasa. Ini direkam dan langsung dikirimkan ke Rusia untuk meredakan perang antara Ukraina dan Rusia. Supaya Presiden Putin melihat bagaimana di Lampung walaupun berbeda adat dan suku, tapi masih bisa menyikapi kerukunan dengan sangat baik terlebih memasuki bulan puasa," ujar Ketua Harian DPP Lampung Sai, Rycko Menoza SZP.

Baca Juga: 7 Fakta Unik Provinsi Lampung Kamu Perlu Tahu, Semarak HUT ke-58

1. Filosofi upacara Blangikhan

Tradisi Blangikhan Sisipkan Pesan Khusus, Redam Konflik Rusia-UkrainaPemprov Lampung bersama Organisasi Sosial Kemasyarakatan Lampung Sai kembali menggelar upacara adat menyambut Bulan Suci Ramadan, Blangikhan. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Blangikhan merupakan tradisi mandi di kolam atau sungai ini memiliki filosofi khusus dan menjadi simbol kebersihan jasmani dan rohani. Ini sekaligus upaya terus melestarikan adat budaya Lampung dalam rangka tiap kali menyongsong Ramadan.

Umumnya, tradisi turun-temurun masyarakat telah diwariskan nenek moyang suku Lampung tersebut diperagakan oleh muli mekhanai atau bujang gadis. Mereka serentak turun ke sungai lalu membentuk lingkaran dan saling menempiaskan air sambil berderai tawa.

Kondisi ini tak pelak membuat tubuh mereka basah. Selepasnya, beberapa gadis meraih kembang sebelumnya akhirnya kembali menaiki tepian sungai.

2. Blangikhan mampu menjadi daya tarik pariwisata bagi Lampung

Tradisi Blangikhan Sisipkan Pesan Khusus, Redam Konflik Rusia-UkrainaPemprov Lampung bersama Organisasi Sosial Kemasyarakatan Lampung Sai kembali menggelar upacara adat menyambut Bulan Suci Ramadan, Blangikhan. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Menurut Rycko, Blangikhan adalah salah satu upacara adat Provinsi Lampung harus terus dilestarikan oleh Pemprov Lampung. Tujuannya, guna mengingatkan warisan nenek moyang kepada para generasi muda, sekaligus menjadi daya jual provinsi dibidang pariwisata.

"Lampung semakin hari semakin mudah dalam urusan akses baik darat, laut, maupun udara. Sehingga kegiatan semacam ini bisa menjual Lampung dari segi wisata di mata nasional maupun internasional," kata dia.

Apalagi, upacara adat ini merupakan ciri khas masyarakat Provinsi Lampung, khususnya beragama muslim dalam tiap kali menyambut Ramadan. "Saya kira ini merupakan tradisi yang patut dan harus terus dilestarikan," sambungnya.

3. Pemprov Lampung berencana jadikan Blangikhan menjadi kegiatan festival khusus

Tradisi Blangikhan Sisipkan Pesan Khusus, Redam Konflik Rusia-UkrainaPemprov Lampung bersama Organisasi Sosial Kemasyarakatan Lampung Sai kembali menggelar upacara adat menyambut Bulan Suci Ramadan, Blangikhan. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Sekdaprov Lampung, Fahrizal Darminto membenarkan, kegiatan serupa wajib dilestarikan provinsi berjuluk Sai Bumi Ruwa Jurai. Maka dari itu, melalui program kerja Gubernur Lampung Arinal Djunaidi berencana menjadikan upacar Blangikhan mejadi festival khusus yaitu, Festival Blangikhan.

"Segera mungkin kegiatan ini bisa kita kembangkan untuk menjadi festival, dengan kegiatan serupa kita juga melestarikan alam ini sesuai program kerja pak Gubernur," imbuhnya.

Selain itu, Fahrizal turut mengingatkan Provinsi Lampung memiliki adat istiadat dan budaya sangat beragam. Oleh karenanya penting mengenalkan ke para generasi muda. "Lampung tidak boleh kehilangan identitas," tandas dia.

Baca Juga: Hore! Ruwat Laut Bakal jadi Wisata Budaya Resmi Bandar Lampung

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya