Mahasiswi Unila Raih Perunggu di Malaysia, Angkat Wisata Pantai Krui

Manfaatkan potensi wisata lewat medsos

Intinya Sih...

  • Mahasiswi Unila raih medali perunggu di ajang kompetisi internasional di Malaysia.
  • Esai inovatif "Empower Youth Community and Local Culture through the Pentahelix Model at Krui" fokus pada pengembangan objek wisata di Provinsi Lampung.
  • Tim mahasiswi ingin meningkatkan kompetensi mereka di tingkat internasional melalui proyek yang terkait dengan rencana karier di bidang pemberdayaan, komunikasi, dan media digital.

Bandar Lampung, IDN Times – Lima mahasiswi dari Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung (Unila) berhasil meraih medali perunggu di ajang 6th Digitalised International Invention, Innovation, and Design Competition (DIIID) yang digelar secara online oleh Universiti Teknologi Mara (UiTM), Cawangan Johor, Malaysia, mulai 1 Februari hingga 29 Agustus 2024.

Kelima mahasiswi tersebut adalah Annisa Marcelia Putri, Gisella Aura Putri, Muthia Putri Maharani Karim, Salma Safinatunnajah, dan Syifa Rahmadinny. Mereka menciptakan sebuah esai inovatif berjudul “Empower Youth Community and Local Culture through the Pentahelix Model at Krui”, yang berfokus pada pengembangan objek wisata di Provinsi Lampung, khususnya di wilayah Krui yang terkenal dengan keindahan pantainya hingga ke mancanegara.

1. Proses mengikuti perlombaan

Mahasiswi Unila Raih Perunggu di Malaysia, Angkat Wisata Pantai KruiIlustrasi konten di medsos (pexels.com/Judit peter)

Muthia Putri Maharani Karim, ketua kelompok, menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk memberdayakan komunitas pemuda dan mempromosikan budaya lokal melalui model Pentahelix di Krui. “Kami ingin meningkatkan kompetensi kami di tingkat internasional melalui proyek yang terkait dengan rencana karier di bidang pemberdayaan, komunikasi, dan media digital,” kata Muthia pada Sabtu (31/8/2024).

Ia menambahkan bahwa proses seleksi dalam kompetisi ini cukup ketat, dimulai dengan penentuan tema yang mencakup aspek komunikasi, ilmu sosial, pemberdayaan, dan media digital. Setelah itu, karya esai mereka dikirimkan sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh panitia penyelenggara.

2. Manfaatkan potensi wisata lewat medsos

Mahasiswi Unila Raih Perunggu di Malaysia, Angkat Wisata Pantai Kruiilustrasi media sosial untuk bisnis (freepik.com/freepik)

Gisella Aura Putri, anggota tim lainnya, merasa ide yang mereka usung cukup unik karena mengangkat potensi wisata pantai di Krui yang belum banyak dikenal. "Ada beberapa titik pantai di Krui yang belum dikenal luas, namun memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata," ujarnya

"Selain itu, topik esai dibahas secara tidak langsung dapat memberdayakan masyarakat melalui program volunteer (relawan) melalui edukasi anak-anak dan para pemuda di daerah akan pentingnya memanfaatkan potensi wisata lewat media sosial," terangnya.

3. Alami kendala bahasa asing saat pengerjaan proposal

Mahasiswi Unila Raih Perunggu di Malaysia, Angkat Wisata Pantai KruiPotret Pantai Mandiri (Instagram/pantaimandiri

Syifa Rahmadinny, yang berperan sebagai supervisor dalam tim, mengakui bahwa mereka menghadapi beberapa tantangan selama pengerjaan proposal, terutama karena harus disusun dalam bahasa Inggris. "Awalnya cukup sulit dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan topik yang diangkat, tetapi berkat dukungan tim, kami bisa melewati hambatan tersebut," jelas Syifa.

Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi yang kuat dalam tim menjadi salah satu kunci keberhasilan mereka. "Kami saling berbagi informasi dan membantu satu sama lain dalam mengatasi berbagai kendala selama proses pengerjaan," tambahnya.

Bahkan ia tidak menyangka bisa menjadi pemenang pada ajang internasional ini. Ia berharap, esai ini bisa berdampak positif sekaligus memperkenalkan potensi wisata Lampung di kancah internasional. 

“Kami tahu apa yang dituju pada perlombaan ini. Pengalaman ini sangat kami butuhkan dalam dunia akademik. Perlombaan ini juga sekaligus menjadi parameter kami sebagai mahasiswa dalam mengukur kemampuan yang sudah kami pelajari di kampus, melalui paper dan proyek perlombaan,” ujarnya.

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya