Cerita Mahasiswa ITERA Wakili Indonesia Program JENESYS di Jepang  

Hanya lima orang diterima dari 108 peserta

Bandar Lampung, IDN Times - Aron Jose Manuel Pakpahan mahasiswa Program Studi Teknik Kelautan ITERA belum lama ini menjadi satu dari 10 delegasi Indonesia untuk program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) Youth Leader Exchange di Jepang, Februari 2023.  

JENESYS merupakan Jaringan Pertukaran pelajar dan pemuda Jepang-Asia Timur diselenggarakan Japan International Coorperation Center. Program ini memberikan kesempatan kepada warga ASEAN – Timor Leste dalam mempelajari banyak hal-hal baru tentang Jepang seperti keragaman budaya, sejarah, teknologi, politik, ekonomi hingga kegiatan diplomasi.

Berikut IDN Times rangkum cerita Aron menjadi perwakilan Indonesia dalam program JENEYS di Jepang.

Baca Juga: Rektor ITERA Jelaskan Fungsi Hutan dan Mikroba Dampak Perubahan Iklim

1. Hanya lima orang diterima dari 108 peserta

Cerita Mahasiswa ITERA Wakili Indonesia Program JENESYS di Jepang  Aron, Mahasiswa ITERA wakili Indonesia terpilih program JENESYS di Jepang (ITERA.ac.id)

Aron menceritakan, keikutsertaan dirinya sebagai delegasi Indonesia, bermula dari perjuangannya mengikuti seleksi ketat sejak tahun 2022. Aron mengikuti seleksi JENESYS online program terpilih bersama tiga mahasiswa ITERA lainnya.

Akan tetapi, tahun ini ia mendapat undangan melalui email secara langsung oleh pihak Japan International Coorperation Center untuk mengikuti seleksi mulai dari pengisian data diri, dokumen, essay, pandangan umum, motivasi, dan lain hal

"Saya memperoleh email informasi terpilih mewakili Indonesia dalam kegiatan JENESYS Youth Leader Exchange. Saya sangat bersyukur, karena ternyata hanya lima orang yang diterima dari 108 peserta online tahun 2022, dan saya menjadi salah satunya,” ujar Aron.

Menurutnya, selama di Jepang ia diberi kesempatan untuk terbang ke Fukuoka untuk mewakili Indonesia dalam urban development grup selama tiga hari. Di sana Aron mengikuti kegiatan seperti workshop, kunjungan ke tempat sejarah, museum serta rekrasi, dan kegiatan lapangan lainnya, bersama delegasi dari negara-negara lain.

 “Sebuah kebanggaan bagi saya bisa membawa nama Indonesia dan ITERA di kancah intenational saat itu,” ujarnya.

2. Kiat mencari peluang program beasiswa

Cerita Mahasiswa ITERA Wakili Indonesia Program JENESYS di Jepang  Aron, Mahasiswa ITERA wakili Indonesia terpilih program JENESYS di Jepang (ITERA.ac.id)

Aron juga membagikan kiat untuk mahasiswa ITERA lainnya, agar bisa lolos dalam seleksi pertukaran pemuda internasiona, di antaranya mau mencoba hal baru. Menurutnya jangan menyesal kalau mahasiswa tidak bisa berkembang karna tidak mau mencoba.

“Ketika nanti gagal setelah mencoba, kita bisa banyak belajar kan dari pengalaman? So, ayo mulai mencoba daftar banyak kegiatan,” ajak Aron.

Aron mengatakan, mahasiswa juga perlu mencari peluang, karena banyak sekali peluang di luar sana, akan tetapi biasanya mahasiswa kurang banyak mengeksplor. Apalagi, lanjutnya, sosial media di zaman sekarang sudah banyak sekali menawarkan program program seperti exchange, dan itu akan dibiayai secara penuh.

Kiat selanjutnya adalah tidak malu bertanya. Seringlah bertanya kepada para alumni yang sudah mengikuti berbagai kegiatan luar negeri. Dari mereka, kita bisa belajar banyak hal untuk bisa mempersiapkan diri. Mereka juga bisa jadi punya jaringan luas yang informasinya tidak diketahui banyak orang.

3. Pentingnya belajar bahasa asing

Cerita Mahasiswa ITERA Wakili Indonesia Program JENESYS di Jepang  Aron, Mahasiswa ITERA wakili Indonesia terpilih program JENESYS di Jepang (ITERA.ac.id)

Selain itu, menurut Aron, mahasiswa perlu mempersiapkan diri dengan mengasah kemampuan bahasa asing. Ia berpesan agar mahasiswa lain jangan takut salah dalam berbicara, namun takutlah jika sampai sekarang kita tidak berani mencoba berbahasa inggris. Menurutnya informasi bisa dari internet, buku, dan lain hal.

 “Tidak perlu jago jago banget, minimal cobalah untuk menulis dan berbicara. Bahkan tidak hanya bahasa, perlu diketahui bahwa banyak sekali lowongan atau rekrutmen yang menggunakan esai dalam proses seleksinya. Melalui tulisan, panitia rekrutmen akan bisa menilai kemampuan kamu dalam menulis dan kemauanmu dalam mengikuti kegiatan ini,” tuturnya.

Terpenting menurut Aron,  jujurlah dalam tulisanmu, karena mereka akan tahu bagaimana relate atau tidak ceritamu dengan personalmu secara penilaian mereka. Jadi mulailah menulis dan belajar mengasah kemampuan.

“Ingat, kemampuan dan kemauan adalah hal penting. Tentunya harus mempersiapkan segala dokumen pendukung. Ketika mempersiapkan dokumen, harus memperhatikan kebutuhan dan kategorinya. Salah upload sama dengan kegagalan. Mereka tidak akan tahu menahu soal kesalahan input dokumenmu. Jadi, harus fokus ya,” kata Aron.

Baca Juga: ITERA Luncurkan Program Wakaf IPTEK untuk Riset dan Beasiswa

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya