2. Memanfaatkan keadaan mustajab untuk berdoa

ilustrasi hujan (pexels.com/Swapnil Chakraborty)

Keadaan yang mustajab untuk berdoa di antaranya adalah saat perang, saat melakukan perjalanan (musafir), saat turun hujan, sedang safar, dan saat sujud dalam salat.

Baca Juga: Ada Al-Qur'an Usia Ratusan Tahun di Masjid Jami Al-Anwar Lampung

3. Menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan

Kakbah sebagai kiblat umat islam. (Pixabay)

Nabi Muhammad pernah bersabda dalam hadist riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi: “Sesungguhnya Allah Maha Pamalu lagi Maha Pemurah. Allah malu apabila ada hamba-Nya yang menengadahkan tangannya untuk berdoa tapi membiarkan hamba-Nya itu kembali dengan tangan kosong”.

4. Awali doa dengan membaca pujian kepada Allah, solawat atas Nabi, dan istighfar

Zikir. (Fajar.co.id)

Sebelum berdoa sebaiknya banyak-banyaklah menyebut nama Allah seperti melafazkan tasbih, tahlil, dan tahmid. Lalu lantunkanlah solawat atas Nabi Muhammad, kemudian mintalah ampun kepada Allah.

5. Berdoa dengan suara yang lirih

Ilustrasi berdoa (Pexels.com/Thirdman)

Berdoa sebaiknya tidak diucapkan keras-keras (ketika berdoa sendiri), jangan pula membuat kalimat-kalimat konotasi atau bersajak-sajak seperti puisi, dan yang terpenting, hati harus hadir saat itu dan lakukanlah doa dengan kusyuk.

Baca Juga: Mengenal Salafi dan Wahabi, di Indonesia Stereotipe Negatif?

6. Yakinlah doamu akan terkabul

Percaya. (Pinterest.com)

Dalam hadist riwatar Tirmidzi disebutkan, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya berdoalah kamu kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai (tidak hadir, tidak kusyuk, tidak percaya)”.

7. Berdoa lebih dari satu kali

Ilustrasi berdoa (pirentes.com)

Dahulu, Rasulullah pun senang untuk mengulang doanya. Seperti dikutip dari pernyataan sahabat Rasul, Ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘Anhu: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sangat menyukai berdoa dengan mengulanginya sebanyak tiga kali dan istighfar tiga kali”.

8. Dianjurkan untuk mengeluh dengan kondisi kita

Ilustrasi berdoa (IDN Times/Sukma Shakti)

Diriwayatkan, Nabi Musa ‘Alaihi Salam pernah berkeluh kesah dalam doanya kepada Allah, sehingga Allah berikan Nabi Musa istri, pekerjaan, serta makanan dan minuman. Begitupun dengan Kisah Nabi Ayub ‘Alaihi Salam juga mengeluhkan keadaannya yang menderita karena dilanda sakit berkepanjangan.

9. Berdoa tidak boleh tergesa-gesa dan memaksa

Ilustrasi tergesa-gesa. (Pexels.com)

Diriwayatkan dalam hadist Imam Muslim, Abu Hurairah mengatakan Rasul bersabda: “Doa seseorang akan senantiasa dikabulkan selama tidak tergesa-gesa”.

Dijelaskan pula dalam hadis tersebut, tergesa-gesa yang dimaksud adalah ketika orang tersebut mengatakan dirinya telah berdoa kepada Allah, namun belum juga dikabulkan. Maka bersabarlah dan jangan putuskan doamu.

10. Hindari makanan, minuman, penghasilan, pakaian yang haram

Ilustrasi uang haram. (Popularitas.com)

Sesuatu yang haram adalah penghalang bagi doa-doa untuk terkabul. Seperti kisah pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani.

Dalam hadist tersebut, Ibnu Abbas mengataan ada seorang umat bernama Sa’ad bin Abi Waqash yang berkata kepada Rasulullah: “Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang-orang yang doanya dikabulkan oleh Allah”.

Rasulullah langsung menjawab: “Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu (dari sesuatu yang haram) niscaya engkat akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Demi nyawaku yang ada di tangan-Nya, sungguh jika ada orang yang memasukan makanan haram dalam perutnya, maka tidak diterima amalannya selama 40 hari, dan hamba yang besar dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak baginya,” naidzubillah.

Itulah adab agar terkabulnya doa. Semoga artikel ini bermanfaat buatmu ya.

Baca Juga: Doa Qunut, Meski Sunah Banyak Manfaat dan Makna Diperoleh