Kisah Agustami, Pembuat Segubal Makanan Ramadan Khas Lampung

Ramai pesanan hingga Idul Fitri

Bandar Lampung, IDN Times - Sudah enam tahun lamanya Agustami (49) dan keluarga menggeluti usaha pembuatan panganan khas Ramadan asal Lampung, Segubal. Meski populer di bulan Ramadan, Agustami tak memungkiri bahwa peminat makanan berbahan baku ketan ini di hari biasa juga ramai dicari warga.

Hal itu dikarenakan dirinya tak pernah absen memproduksi Segubal di teras depan rumahnya. Tak tanggung-tanggung, 10 kilogram beras ketan ia ubah menjadi lonjoran Segubal tiap harinya ludes terjual.

Diluar 10 kilogram ketan, Agustami mengatakan biasanya ia mendapat banyak pesanan sejak awal Ramadan hingga mendekati lebaran. Kebanyakan dari pemesan adalah pelanggan ingin Segubalnya diantar pada saat Hari Raya Idul Fitri nanti.

“Kalau pesanan untuk lebaran, dari awal puasa sampai dekat lebaran itu ada lah sampai 4 kuintal atau 2.500 lonjor Segubal,” kata Agustami, Rabu (13/4/2022).

1. Awal mula membuat Segubal

Kisah Agustami, Pembuat Segubal Makanan Ramadan Khas LampungAgustami sedang mengaduk santan di depan rumahnya. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Agustami menceritakan, awalnya ia hanya menjual Segubal dari produsen lain. Namun lambat laun, ia yang sudah tahu cara membuat Segubal berinisiatif untuk mencoba memproduksinya sendiri.

Dibanding menitipkan dagangannya di pasar tradisional, Ia biasa berkeliling Kota Bandar Lampung untuk menawarkan Segubalnya.

“Kita buat kan setiap harinya 10 kilo (ketan), itu biasanya jadi sekitar 60 lonjor Segubal. Kita jual per lonjornya 12.500. Saya biasa keliling tiap harinya berbeda-beda lokasi, karena sudah punya langganan juga di sana,” imbuhnya.

Untuk produksi harian, Agustami membutuhkan empat tenaga tambahan selain dirinya untuk membuat ketan mentah hingga menjadi lonjoran Segubal di rumahnya yang beralamat di Jalan Purnawirawan V, Kecamatan Langkapura. Namun berbeda dengan mendekati hari raya, ia akan merekrut beberapa tenaga tambahan dari orang sekitar rumahnya karena jika tidak pesanan bisa tak jadi semua.

“Segubal ini awet selama dua hari saja kalau tidak di dalam kulkas. Tapi kalau di dalam kulkas bisa sampai lima atau tujuh hari,” imbuhnya.

Baca Juga: Rekomendasi Kuliner Jepang di Bandar Lampung, Cocok Buat Buka Puasa

2. Kendala pembuatan Segubal

Kisah Agustami, Pembuat Segubal Makanan Ramadan Khas LampungAdonan setengah matang Segubal hendak dikukus. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Seperti kebanyakan orang, merintis usaha Segubal juga tak luput dari hambatan. Agustami mengatakan kendala paling terlihat dari usahanya ini adalah pengadaan bahan baku Segubal.

“Kadang saya susah cari kelapa dan daun pisang. Apalagi kalau musim angin gini, banyak daun pisang yang pecah, atau musim hujan jadi tidak ada orang yang ngunduh kelapa. Tapi kalau ketan Alhamdulillah tidak susah,” jabarnya.

Ia juga menyampaikan, harga dipatok pada Segubalnya ini sudah disesuaikan dengan harga bahan baku. Sehingga harga bukan dipengaruhi oleh hari biasa atau hari ramai pesanan.

“Hari biasa dan bulan puasa sama 12.500. Kalau untuk sekarang ya segitu saja harganya, kita sesuaikan dengan bahan-bahannya, lain kalau misal ke depannya harga ketan mahal, ya mungkin akan berubah,” ujarnya.

3. Panganan cocok bersama rendang atau tapai ketan

Kisah Agustami, Pembuat Segubal Makanan Ramadan Khas LampungSeguba siap dicetak. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Segubal ternyata merupakan salah satu makanan fleksibel. Hidangan khas Kabupaten Way Kanan ini bisa dijadikan teman makanan pedas, gurih, bahkan manis.

Agustami mengatakan, pasangan makanan Segubal bermacam-macam, tergantung selera orang yang hendak memakannya. Segubal bisa dimakan bersama rendang, sambal goreng, kuah santan, juga bisa bersama tapai ketan hitam.

“Pembeli kita masih dari Bandar Lampung saja sih. Tapi ada juga yang warga asal Bandar Lampung yang merantau ke luar negeri itu kadang sering beli juga di kita untuk oleh-oleh, kerja di Korea (Selatan) katanya,” ujarnya.

4. Cara membuat Segubal

Kisah Agustami, Pembuat Segubal Makanan Ramadan Khas LampungSantan yang sedang direbus untuk pembuatan Segubal. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Selain menceritakan perjalanan usahanya, Agustin juga tak sungkan membagikan cara pembuatan Segubal rumahan miliknya.

Perhitungan cara membuat Segubal versinya yaitu satu kilogram ketan banding satu buah kelapa. Sehingga jika 10 kilogram ketan dibuat, maka 10 buah kelapa yang dipakai.

“Santan pertama direbus terus dengan daun pandan sampai ukurannya pas dengan ketan. Setelah itu kasih sedikit garam, kira-kira lima sendok garam (untuk 10 kilogram ketan). Baru ketan masuk untuk diaron (red: diaduk dan dimasak bersama),” jelasnya.

Setelah ketan bercampur santan tersebut setengah matang, angkat dan kukus di dalam dandang sampai matang. Barulah adonan Segubal dicetak bulat dengan daun pisang, dan direbus selama beberapa menit.

Baca Juga: Rekomendasi Hampers Bandar Lampung, Murah, Unik dan Banyak Isinya!

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya