Aturan Membayar Utang Puasa Ramadan Ini Jarang Diketahui Banyak Orang

Ini cara membayar qadha puasa yang terlewat satu tahun

Intinya Sih...

  • Orang yang wajib mengqadha puasa adalah yang tidak bisa berpuasa pada waktu tertentu, seperti perempuan haid, sedang nifas, sakit, musafir, dan tua renta
  • Ada 7 aturan penting dalam mengqadha puasa Ramadan, termasuk tentang penundaan qadha puasa dan cara membayar fidyah atau denda
  • Jika seseorang memiliki utang puasa Ramadan hingga tahun berikutnya tanpa uzur (halangan), maka harus membayar qadha tanpa mendoublenya

Bandar Lampung, IDN Times - Ramadan tinggal menghitung hari. Namun beberapa orang khususnya perempuan pasti memiliki utang puasa karena periode datang bulan. Namun bagaimana jika utang puasa kita belum selesai terbayar tapi sudah datang Ramadan berikutnya?

Kali ini IDN Times akan rangkum serba-serbi tentang puasa Ramadan. Mulai dari golongan orang yang wajib mengqadha, aturan qadha yang jarang diketahui orang, hingga cara membayar puasa qadha yang terlewat satu tahun.

1. Siapa yang wajib mengqadha puasa?

Aturan Membayar Utang Puasa Ramadan Ini Jarang Diketahui Banyak Orangilustrasi tulisan ramadan mubarak (pexels.com/Thirdman)

Puasa Ramadan merupakan salah satu kewajiban bagi seluruh umat Islam. Namun apakah kewajiban ini mutlak? Ternyata tidak, ada beberapa golongan orang yang boleh atau tidak perlu berpuasa atau dapat menundanya sehingga dibayar dikemudian hari.

Pertama adalah orang yang berpuasa harus memenuhi syarat wajib puasa yakni beragama Islam, baligh atau sudah dewasa (berusia 15 tahun atau laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan perempuan ditandai dengan haid) sehingga anak kecil tidak perlu berpuasa, tidak gila/hilang akal, dan mampu melaksanakan puasa.

Kedua, ada orang yang memenuhi syarat wajib puasa tapi tidak bisa berpuasa dan bisa mengganti puasanya (qadha) dikemudian hari. Contohnya perempuan haid, perempuan sedang nifas, sakit, musafir dan sudah tua renta. Bagi orang tua bisa digantikan dengan fidyah tanpa mengqadha.

Kewajiban qadha atau membayar utang puasa ini tertera dalam Surat Al Baqoroh ayat 185, artinya:

"Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqoroh: 185)

Baca Juga: Putuskan Tak Menikah Belum Tentu Haram, Ini 5 Hukum Nikah dalam Islam

2. Aturan mengqadha puasa Ramadan

Aturan Membayar Utang Puasa Ramadan Ini Jarang Diketahui Banyak Orangilustrasi berbuka puasa (pexels.com/Thirdman)

Ada tujuh aturan penting dalam mengqadha puasa Ramadan:

  1. Sebaiknya dilakukan segera
  2. Jika ada yang luput dari berpuasa selama sebulan penuh, ia harus membayarnya sebulan juga
  3. Qadha puasa tidak boleh dibatalkan kecuali jika ada uzur (misalnya membatalkan puasa karena tak tahan haus, maka tidak boleh)
  4. Membayar qadha puasa Ramadan tidak perlu berturut-turut, boleh diselang seling atau terpisah
  5. Niat puasa qadha Ramadan wajib dilakukan di malam hari (sebelum Shubuh) sebagaimana pada puasa Ramadan
  6. Jika sedang melakukan qadha puasa lalu berhubungan intim di siang hari, maka tidak ada kewajiban kafarah, yang ada hanyalah qadha disertai dengan taubat
  7. Ada aturan tersendiri bagi orang yang berutang puasa namun terlewat Ramadan berikutnya

3. Jika utang puasa ramadan terlewat satu tahun atau Ramadan berikutnya

Aturan Membayar Utang Puasa Ramadan Ini Jarang Diketahui Banyak Orangilustrasi berdoa(pexels.com/Monstera Production)

Apabila seseorang memiliki utang puasa Ramadan namun hingga puasa Ramadan tahun berikutnya belum dibayar tanpa ada uzur (halangan misalnya sakit), maka jelas kamu mendapatkan dosa. Karena kamu telah melalaikan perintah wajib dari Allah.

Lalu kamu bisa memohon ampun dan memperbanyak istigfar kepada Allah atas kelalaianmu tersebut. Tapi meski sudah terlewat satu tahun, kamu tetap harus mengganti puasa tersebut tanpa harus mendoublenya.

Setelah itu bayarlah fidyah atau denda dengan ukuran yakni satu kali utang puasa dibayar 1 mud atau 0,75 kg beras (angka ini bisa dibulatkan menjadi 1 kg). Fidyah ini bisa diberikan pada kerabat membutuhkan, fakir miskin, atau anak yatim. Fidyah qadha puasa ini juga boleh dilakukan terlebih dahulu dari puasa qadhanya.

Beras pada pembayaran fidyah ini sebenarnya tidak mutlak. Dalam kitab fiqih dijelaskan, bayarlah fidyah dengan makanan pokok di daerahmu. Sehingga karena Indonesia mayoritas mengonsumsi nasi, maka fidyahnya bisa menggunakan beras.

4. Niat puasa qadha Ramadan

Aturan Membayar Utang Puasa Ramadan Ini Jarang Diketahui Banyak Orangilustrasi berbuka puasa (pexels.com/Thirdman)

Saat membaca doa niat puasa, sebaiknya dibaca secara lafal dimulut dengan suara keras, lalu membaca artinya di dalam hati.

Berikut bacaan niat puasa qadha ramadan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghodin ‘an qadho’I fardhi syahri Ramadhoona lillaahi ta‘aalaa.

Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah swt.

Itulah beberapa aturan penting dalam mengqadha puasa Ramadan. Semoga kita menjadi golongan orang-orang bertaqwa dan menjalankan perintah-Nya.

Baca Juga: Ada Hadis sebut Traveling Adalah Azab, Bagaimana Maksudnya?

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya