7 Alasan Harus Membebaskan Diri dari Beban Ekspektasi

Supaya memperoleh kehidupan yang bermakna

Intinya Sih...

  • Membebaskan diri dari ekspektasi yang berlebihan
  • Ekspektasi dapat membatasi kreativitas dan perkembangan diri
  • Menerima diri secara utuh dengan melepaskan beban ekspektasi

Pernahkah kamu membebani diri dengan ekspektasi berlebihan? Baik mengenai ekspektasi karier dan pekerjaan, maupun ekspektasi atas kesempurnaan orang-orang sekitar?

Adakalanya kita membebani diri dengan ekspektasi yang tumbuh tidak terkendali. Dalam hal ini, penting untuk membebaskan diri dari beban ekspektasi. Karena tidak semua hal bisa berjalan sesuai dengan kehendak.

Situasi yang tidak diharapkan sering mengubah rencana. Setelah membaca tujuh alasan di bawah ini, apa kamu masih ragu membebaskan diri dari beban ekspektasi?

1. Untuk melindungi diri dari kekecewaan

7 Alasan Harus Membebaskan Diri dari Beban Ekspektasiilustrasi merasa kecewa (unsplash.com/Dogukan Sahin)

Mungkin kamu tidak sadar sudah membebani diri dengan segudang ekspektasi. Entah mengenai ekspektasi akan keberhasilan di dunia kerja. Maupun berekspektasi tinggi terhadap kemungkinan baik yang akan terjadi. Tapi mau sampai kapan kita hidup dikendalikan oleh ekspektasi?

Padahal, membebaskan diri dari beban ekspektasi merupakan suatu keharusan. Salah satu fungsinya untuk melindungi diri dari kekecewaan. Jangan sampai kamu merasa terpuruk karena menyadari ekspektasi yang berbanding terbalik dengan realita.

2. Supaya memperoleh kehidupan bermakna

7 Alasan Harus Membebaskan Diri dari Beban Ekspektasiilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Melanie Kreutz)

Siapa yang tidak ingin memperoleh kehidupan bermakna? Tentu saja semua orang menginginkan. Memperoleh kehidupan yang bermakna, kamu akan diliputi kebahagiaan dan kenyamanan. Namun, kehidupan bermakna tidak akan tercapai jika kita masih menekan diri sendiri secara berlebihan.

Tidak terkecuali dalam hal ekspektasi. Sesegera mungkin, kamu harus melepaskan diri dari beban ekspektasi yang besar. Waktu dan energi terlalu berharga jika dimanipulasi dengan beban ekspektasi yang tidak sesuai dengan fakta.

Baca Juga: 7 Hal Penting Beristirahat Sejenak saat Kehilangan Motivasi

3. Agar tidak kehilangan kebebasan berekspresi

7 Alasan Harus Membebaskan Diri dari Beban Ekspektasiilustrasi bersedih (pexels.com/Karolina Grabowska)

Salah satu kunci dari kebahagiaan adalah kebebasan berekspresi. Seseorang bisa mengungkapkan pikiran dan perasaannya tanpa terhambat. Apalagi sampai memanipulasi diri sendiri. Ternyata ini juga berkaitan dengan kemampuan kita dalam mengontrol ekspektasi.

Sudah seharusnya tidak membebani diri dengan ekspektasi secara berlebihan. Saat seseorang sudah dikendalikan oleh suatu ekspektasi, pikiran dan perasaan tidak akan sejalan. Bahkan ekspresi yang ditunjukkan kerap bertentangan dengan suasana hati.

4. Beban ekspektasi justru memberatkan langkah

7 Alasan Harus Membebaskan Diri dari Beban Ekspektasiilustrasi merasa terbebani (pexels.com/Inzmam Khan)

Kehidupan adalah proses berkelanjutan. Kita harus menjalani setiap fase yang dilewati dengan baik. Tapi pada faktanya tidak semua orang memiliki kemampuan satu ini. Banyak dari kita yang berhenti di satu titik tanpa ada kemajuan.

Perlu diketahui, salah satu sebab seseorang berhenti tanpa ada kemajuan adalah adanya ekspektasi berlebihan. Kamu membebani diri dengan ekspektasi berlebihan pada satu fase. Akibatnya, langkah terhenti di titik yang sama tanpa berani mengambil tindakan lebih jauh.

5. Ekspektasi berlebihan bisa membatasi kreativitas

7 Alasan Harus Membebaskan Diri dari Beban Ekspektasiilustrasi meminimalisir ekspektasi (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Selama ini, sudahkah kamu mampu membebaskan diri dari beban ekspektasi? Tentu menjadi pertanyaan yang wajib direnungkan. Ternyata ada beberapa alasan yang mengharuskan kita membebaskan diri dari beban ekspektasi.

Tanpa disadari, ekspektasi berlebihan justru membatasi kreativitas. Seseorang hanya terpaku pada ekspektasi yang sudah ditentukan. Dengan membebaskan diri dari ekspektasi, kamu dapat lebih bebas untuk mengeksplorasi ide-ide baru tanpa takut akan kegagalan.

6. Memperluas kesempatan mengembangkan diri

7 Alasan Harus Membebaskan Diri dari Beban Ekspektasiilustrasi presentasi (pexels.com/RDNE Stock Project)

Mengembangkan diri adalah suatu keharusan jika kita ingin tumbuh menjadi manusia berkualitas. Tentunya, upaya mengembangkan diri harus dimulai dari berbagai aspek. Termasuk pandai memanfaatkan kesempatan untuk membentuk diri menjadi manusia berkualitas tinggi.

Di sinilah alasan harus berani membebaskan diri dari beban ekspektasi. Karena ekspektasi di luar batas wajar justru menahan seseorang untuk maju dan berkembang. Ketika beban ekspektasi sudah dilepaskan, kamu tidak akan terikat oleh keraguan. Upaya mengembangkan diri bisa lebih optimal.

7. Mampu menerima diri sendiri secara utuh

7 Alasan Harus Membebaskan Diri dari Beban Ekspektasiilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Muhammad Ruqi Yaddin)

Menerima diri secara utuh merupakan tantangan bagi generasi muda di era sekarang. Apalagi sadar jika ekspektasi berbanding terbalik dengan realita. Kekecewaan berlarut-larut memaksa seseorang menjadi sosok pesimis dan menyalahkan diri secara berlebihan.

Fenomena demikian menjadi alasan penting agar bersedia membebaskan diri dari beban ekspektasi. Kehendak berlebihan yang tidak terpenuhi sering memicu perasaan frustasi dan kecewa. Dengan membebaskan diri dari beban ekspektasi, kamu tidak akan dikendalikan emosi negatif yang menuntut diri.

Seringkali kita masih setengah hati membebaskan diri dari beban ekspektasi. Rasanya berat melepaskan ambisi yang jelas-jelas tidak bisa direalisasikan. Padahal, membebaskan diri dari beban ekspektasi merupakan keharusan. Selain melindungi diri dari kekecewaan, langkah ini juga sebagai upaya untuk mengembangkan dan menerima diri secara utuh.

Baca Juga: 6 Hal Buruk Saat Tidak Mau Evaluasi Kembali Tujuan Hidup

Mutia Zahra Photo Community Writer Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya