Cerita Virginia, Kajari Metro Intens Galakkan Literasi Hukum ke Pelajar

Pencegahan serta budaya sadar hukum dikalangan pelajar

Metro, IDN Times - Kepala Kejaksaan Negeri Metro, Virginia Hariztavianne intens memberikan literasi hukum. Bahkan, saat ini ia menggalakkan literasi hukum terhadap pelajar di berbagai sekolah di Kota Metro.

Ia meyakini, literasi hukum di kalangan pelajar dapat menjadi langkah preventif guna mengurangi angka kriminalitas di Kota Metro. Kepada IDN Times ia berbagi cerita seputar menggalakkan literasi hukum kepada pelajar.

1. Bangun pemahaman sekaligus pencegahan serta budaya sadar hukum kalangan pelajar

Cerita Virginia, Kajari Metro Intens Galakkan Literasi Hukum ke PelajarKepala Kejaksaan Negeri Metro, Virginia Hariztavianne intens memberikan literasi hukum. (IDN Times/Istimewa).

Menurut Virginia, literasi hukum kepada pelajar bertujuan membangun pemahaman sekaligus pencegahan serta budaya sadar hukum dikalangan pelajar. Apalagi tren kejahatan seringkali memanfaatkan anak dibawah umur.

Ia menambahkan, literasi hukum dimulai dari jenjang sekolah sangatlah penting guna memberikan pemahaman di kalangan pelajar bahwa seringkali kejahatan dimulai dari ketidaktahuan hukum. “Lemahnya literasi membuat anak  seringkali dimanfaatkan untuk melakukan  kejahatan karena hukumannya dibawah orang dewasa,” ujar perempuan kelahiran September 1970 tersebut.

Menurut Virginia, diperlukan langkah-langkah pencegahan lewat peningkatan literasi hukum dikalangan pelajar. Semisal, lewat diskusi, penyuluhan maupun membaca hingga pembinaan dan pendampingan terhadap anak-anak bermasalah dengan hukum.

Baca Juga: [OPINI] Metro Menuju Kota Literasi, Butuh Kebijakan, Anggaran dan Road Map

2. Dukung gerakan literasi lewat donasi buku

Cerita Virginia, Kajari Metro Intens Galakkan Literasi Hukum ke PelajarKepala Kejaksaan Negeri Metro, Virginia Hariztavianne intens memberikan literasi hukum. (IDN Times/Istimewa).

Virginia juga mengenang masa kecilnya setiap kenaikan kelas orang tuanya selalu membelikan buku yang setara dengan tinggi badannya. “Hobi membaca saya dibentuk oleh orang tua yang selalu mengajak ke toko buku serta membelikan buku yang jumlahnya sama dengan tinggi badan saya,” kenang perempuan menguasai empat bahasa asing Inggris, Prancis, Mandarin, dan Jepang ini.

Ia pun kini mendukung gerakan literasi lewat donasi buku digalakkan kembali di Kota Metro. Menurutnya budaya tersebut juga telah lama ada di Kejaksaan Agung dimana setiap jaksa yang mutasi wajib menyumbang 3 buku hukum.

“Saya mendukung gerakan donasi buku untuk masyarakat sebagai bagian dari  kontribusi Korps Adyaksa untuk pengembangan budaya literasi di Kota Metro. Saya juga akan mengajak para jaksa di Metro untuk ikut terlibat,”tegas perempuan yang pernah menempuh studi di Australia tersebut, Minggu (19/12/2021).

Perempuan hobi wisata kuliner bersama suami ini berharap, melalui  peningkatan budaya literasi di Kota Metro akan menjadikan wilayah setempat menjadi kota berperadaban maju serta taat hukum.

3. Banyak tangani kasus hukum berkaitan dengan anak

Cerita Virginia, Kajari Metro Intens Galakkan Literasi Hukum ke PelajarIlustrasi hukum (Pixabay)

Virginia menceritakan kecintaannya terhadap anak-anak telah dimulai sejak awal kariernya. Ia lebih banyak menangani kasus-kasus hukum berkaitan dengan anak.

“Hingga saat ini saya kerap diminta mengisi Diklat Sistem Peradilan Pidana Anak yang melibatkan polisi, pengadilan, jaksa, pengacara hingga pekerja sosial,“ jelas putri dari Harprileny Soebiantoro jaksa perempuan pertama menjabat Jaksa Agung Muda (JAM) di Korps Adhiyaksa itu.

Di Metro imbuhnya, Kejaksaan Negeri bekerjasama dengan LKS Bakti Mulia untuk menangani anak-anak  yang bermasalah hukum dalam kasus-kasus  yang ringan. “Kami juga menggandeng Dispusarda untuk memberikan literasi hukum di kalangan pelajar di kota pendidikan lewat penyuluhan hukum serta mobil baca keliling guna meningkatkan kesadaran hukum dikalangan pelajar,” paparnya.

4. Studi banding ke Turki pertajam pemahaman sistem peradilan anak

Cerita Virginia, Kajari Metro Intens Galakkan Literasi Hukum ke PelajarIlustrasi Bendera Turki yang dipegan oleh warga Turki (ANTARA FOTO/Reuters/Murad Sezer)

Virginia mengatakan, mempertajam pemahamannya terkait sistem Peradilan Pidana Anak saat mendapat kesempatan studi banding ke Turki.

“Di Turki ada fenomena menarik dimana kebanyakan anak yang bermasalah dengan hukum relatif tidak mengulangi perbuatannya karena sistem reintegrasi masyarakat, ada program pendampingan untuk anak. Begitu juga dengan Australia disana dikenal dengan sistem correction dan kerja social,” jelas perempuan memulai kariernya sebagai jaksa sejak 2005 ini.

Baca Juga: Dukung Budaya Literasi di Metro, RIS dan Koffieswoning Sediakan Book Drop

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya